Tolak Pungli Preman Lontong, Video Yanti Boru Limbong Viral di Sosmed
MEDAN - Seorang perempuan pedagang buah yang diperas oleh preman di Jalan Veteran Pasar VI Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli, Deliserdang, Sumatera Utara, menceritakan kronologi kejadian yang diterimanya.
Pedagang yang memvideokan kejadian pemerasan tersebut bernama Yanti boru Limbong (36) yang menceritakan kejadian tersebut pada Minggu (1/11/2020) sekitar pukul 12.00 WIB.
Yanti menyebutkan, awalnya pelaku pemerasan tersebut meminta buah naga kepada adiknya yang berjaga dengan uang Rp 7 ribu dan tak diberikan.
"Ceritanya itu semalam pas jam 12 siang, yang jaga kios adek saya. Dan saya pas lagi mandi.
Jadi pelaku datang dengan kondisi kepala sudah berdarah, mungkin habis berkelahi sama orang.
Dia pertama beli buah naga, tapi uangnya cuma Rp 7 ribu, terus si adek bilang, enggak dapat.
Terus dia ngamuk-ngamuk.
'Kau enggak tahu siapa saya,' katanya." tuturnya saat diwawancarai tribun-medan.com, Senin (2/11/2020).
Lalu, mendengar keributan tersebut, Yanti langsung keluar dari rumah dan menanyakan yang terjadi, namun langsung mendapat perlakuan tidak baik.
"Terus dia ribut-ribut, jadi saya keluar, langsung dia cakap jorok sama saya, "kau enggak tahu saya" katanya begitu," ungkapnya.
Ia menyebutkan pelaku juga menyangkutpautkan diri dengan organisasi kepemudaan (OKP) untuk meminta uang.
"Dia sebenarnya mau kutip bulanan.
Banyak caralah dia biar minta.
Dia bawa-bawa nama organisasi, rupanya dia tidak ada ikatan organisasi.
Jadi dia bawa nama-nama organisasi untuk keperluan pribadinya.
Dia orang yang malas kerja, yang sudah gila," beber Yanti.
Lebih lanjut, ia menuturkan kenapa tidak memberikan buah tersebut untuk keselamatan dirinya karena Yanti merasa tersakiti mendapat ucapan senonoh dari pelaku.
"Jadi banyak orang yang nanyak kenapa nggak dikasih saja.
Saya bukan permasalahkan itu.
Kalau dia minta baik-baik enggak mungkin enggak saya kasih.
Tapi dia tiba-tiba langsung ngebentak saya dengan cakap kotor," tegasnya.
Sebelumnya, Video viral berdurasi 2 menit 19 detik tersebut dibagikan akun Facebook Parulian Nainggolan yang telah direspon 1500 orang, dengan 2 ribuan komentar dan telah dibagikan 2,5 ribu akun.
Vide tersebut menunjukkan seorang laki-laki yang hendak membeli buah naga dengan harga murah dan mengintimidasi seorang ibu-ibu pedagang buah.
Respon nitizen meminta agar pelaku segera ditangkap oleh pihak kepolisian karena telah meresahkan masyarakat bahkan dengan kata-kata kasar.
Di kolom komentar nitizen akun Facebook Freddy Tambunan Freddy menyebutkan "Wah orang ini sdh bisa di nasehati/di beri pelajaran dri OKP nya,jdi mencemarkan nama baik organisasi/sdh boleh p'Polisi tangkap orang seperti ini,krn ini sdh pemaksaan & pemerasan kasihan pedagang nya,semoga si pelaku mendapat evek jera dri kepolisian setempat agar tdk terbiasa lgi ke depan," tulisnya.
Akun Facebook lainnya Apriandi Syahputra menyebutkan "Manusia sampahnya ini,gak tau diri, uang 7000 mau beli buah naga, yg iya nya memang mau minta duit nya itu, tapi alasannya beli buah naga. dah kebaca pola pikirnya, lagu lama bro," tulisnya.
Hingga pukul 13.01 WIB, Senin (2/11/2020) saat dikonfirmasi Tribunmedan.com kepada pihak Kapolsek Medan Labuhan Kompol Edy Safari belum juga dapat dikonfirmasi terkait kejadian viral tersebut.
Awalmya, pedagang buah wanita yang disebutkan bernama Yanti Limbong itu melawan ketika mendapat ancaman dari preman tersebut.
Cekcok mulut antara keduanya berlangsung panas.
Video itu seketika menjadi viral di medsos.
"Ini guys dia mau belik buah naga uangnya Rp7 ribu gak dapat marah-marah dia ngamuk. Uangnya 7 ribu dia mau beli buah naga kubilang gak dapat dia ngamuk-ngamuk guys sementara naga sekilo 23 (Rp23 ribu)," ujar wanita penjual buah tersebut sambil mengambil video preman di hadapannya.
Preman tersebut lalu balik menyerang emak-emak tersebut dengan mulutnya.
"Aku tiap bulanan ma kau, jadi kau pikir kami jaga rumah kau ini gratis," tuturnya.
"Sudah ada izin usahaku dari kantor lurah," ucap Yanti.
"Mana tengok izin kau sini," jawab preman dengan nada tinggi.
Mendengar itu, wanita penjual buah langsung menyuruh preman tersebut untuk datang ke kantor desa.
"Cek ke kantor lurah (desa) tanya tukang buah di depan politeknik Ganesa ada gak izin usahaku. Gak ada uang preman-preman kuviralkan, aku disini tidak main-main, aku sudah capek, orang gila aku bisa lebih gila," pungkasnya.