Cari

5 Tokoh Berdarah Batak yang Pernah Jadi Petinggi Bank Indonesia, Miliki Segudang Prestasi

Posted 16-03-2022 12:40  » Team Tobatabo
Foto Caption: Kolase Petinggi Bank Indonesia Berdarah Batak, Miliki Segudang Prestasi

TOBATIMES - Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenang yang bebas dari campur tangan Pemerintah atau pihak lain.

Ternyata ada beberapa putra-putri Batak yang pernah menjabat sebagai petinggi Bank Indonesia, yang miliki segudang prestasi membanggakan.

Berikut sosok Petinggi Bank Indonesia berdarah Batak yang miliki segudang prestasi :

1. Arifin Mohamed Siregar

Arifin Mohamed Siregar lahir di Medan (11 Februari 1934), adalah tokoh politik Indonesia, mantan Menteri dan pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia ke-8.

Arifin dikenal sebagai penyelamat perekonomian Indonesia saat sulit dengan jabatan sebagai Direktur Bank Indonesia tahun 1971.

Dia menempuh Pendidikan di Nederlandsche Economische Hogeschool, Rotterdam, Belanda tahun 1953 hingga 1956, selanjutnya Ia menempuh Pendidikan Westfalische Wilhelms-Universitat Munster, Jerman Barat tahun 1958, dan melanjutkan Pendidikan yang sama dengan gelar doktor tahun 1960.

Setelah lulus Pendidikan, ia mulai berkarir dengan meneliti di Institut fur Industriewirtschaftliche Forschung, Westfalische Wilhelms-Universitat Munster, Jerman Barat tahun 1960 hingga 1961 dan menjadi ekonom di United Nations Bureau of General Economic Research dan Policies di New York, Amerika Serikat tahun 1961.

Dua tahun kemudian Arifin pernah menjabat sebagai Pendiri bagian ekonomi United Nations Economic and Social Office, Beirut, Lebanon tahun 1963, Ekonom Departemen Asia IMF, Washington DC tahun 1965, dan Wakil IMF di Laos sebagai Penasihat Keuangan/Moneter Pemerintah Laos tahun 1969 hingga 1971.

Di tahun yang sama, ia juga berhasil menjabat sebagai Direktur Bank Indonesia, Gubernur IMF untuk Indonesia tahun 1973 hingga 1983, dan Gubernur Bank Indonesia ke-8 dengan masa jabatan 1983 hingga 1988 yang menggantikan Adrianus Mooy.

Sepak terjangnya dalam bidang ekonomi semakin cemerlang, dengan menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia ke-22 dengan masa jabatan 21 Maret 1988 hingga 17 Maret 1993 yang menggantikan Satrio Budihardjo Joedono.

Selain itu, Ia aktif dengan berbagai kegiatan seperti Penasihat dan Anggota Delegasi Indonesia pada sidang Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI), Asian Development Bank, dan Islamic Development Bank.

2. Aulia Pohan

Aulia Tantowi Pohan, lahir di Palembang (11 September 1945), adalah mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia dan besan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Annisa Pohan adalah Putrinya yang berprofesi sebagai model dan artis, menikah dengan Agus Yudhoyono yang merupakan putra dari Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Aulia menyelesaikan Pendidikan MA Ekonomi Studi Pembangunan dari Boston University, USA dan mengikuti berbagai program Pendidikan di luar negeri seperti Financial Programming Policy Course IMF, Washington, ADB Training on Monetary and Fiscal Policies, Tokyo, dan Workshop in Harvard University.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Ia berkarir menjadi pegawai Bank Indonesia di Urusan Pengawasan dan pembinaan Bank-bank tahun 1971 hingga 1979.

Selama 8 tahun ia berhasil menjabat sebegai staf Gubernur bank Indonesia Urusan Ekonomi dan Statistik dan sebagai Associate Representative di kantor Perwakilan Bank Indonesia Tokyo.

Tak hanya itu, ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Urusan Penelitian dan pengembangan Intern yang aktif mengajar di berbagai Lembaga dan Universitas.

Sepak terjangnya dalam bidang ekonomi semakin bersinar dengan berhasil menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia tahun 1999.

3. Anwar Nasution

Prof. Dr. Anwar Nasution lahir di Sipirok, Tapanuli Selatan (5 Agustus 1942), adalah seorang ahli ekonomi Indonesia yang pernah menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI).

Anwar alumni dari Universitas Indonesia jurusan ekonomi tahun 1968, selanjutnya menempuh pendidikan  dengan memperoleh gelar master di bidang Administrasi Publik dari  The Kennedy School of Goverment, Harvard University, Amerika Serikat tahun 1973.

Selain itu, dia melanjutkan studi dan meraih gelar Ph.D bidang ekonomi di Universitas Tefts, Medford, Massachusetts Serikat tahun 1982.

Awal karirnya sebagai asisten pengajar Professor Ali Wardhana tahun 1973 hingga 1976 dengan mata kuliah Uang dan Bank Lanjutan, dan menjadi tenaga perbantuan FE-Ui di Departemen Keuangan periode 1968 hingga 1976.

Sepak karir di bidang ekonomi dari tahun 1996 hingga 1998, menjadi the Sasakawa Professor Economic Development, di UNU-WIDER, Helsinkli, Finlandia dan konsultan ADB, Bank Dunia, IMF, UN-ESCAP di Bangkok serta UN-ECLAC di Santiago, Chile.

Di tahun yang sama, Anwar menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan Ia berhasil menjabat sebagai Deputi Senior Bank Indonesia pada tahun 1999 hingga 2004.

Karirnya semakin bersinar, Ia berhasil menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sejak tahun 2004 hingga 2009, Direktur Earth Institute Columbia University tahun 2011 hingga 2013.

Berkat perjuangannya, Anwar hingga saat ini menjabat sebagai Guru Besar Emeritus Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia dan Senior Fellow pada Jeffrey Cheah Institute on South East Asia, Sunway City, Kuala Lumpur, Malaysia.

4. Darmin Nasution

Dr. Darmin Nasution, S.E lahir di Pasar Maga, Tapanuli, Sumatera Utara (21 Desember 1948), adalah seorang Gubernur Bank Indonesia periode 2010 hingga 2013.

Darmin alumni dari S1 fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, setelah lulus Ia melanjutkan pendidikan S2 Paris-Sorbonne University, dan menempuh Pendidikan kembali S3 Paris-Sorbonne.

Darmin lalu pulang ke Indonesia, Ia mulai berkarir di almamaternya dan sempat menjadi sebagai Dirut LPEM-FEUI, Asisten Menteri Industri dan Perdagangan, Asisten Menteri Koordinator Produksi dan Distribusi, dan Asisten Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan dan menjabat sebagai Pendayagunaan Aparatur Negara.

Karirnya semakin cemerlang dengan menjabat sebagai Direktur Jenderal Lembaga Keuangan, Gubernur OPEC Fund untuk Indonesia, dan menjabat sebagai Kepala Bapepam-LK.

Selain itu, Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pajak dengan masa jabatan 21 April 2006 hingga 27 Juli 2009 dengan menggantikan jabatan Mochammad Tjiptardjo.

Selama masa kepemimpinannya Ia membuat kebijakan sunset policy, kebijakan ini sebagai penghapusan sanksi administrasi bagi wajib pajak untuk meningkatkan pendapatan negara pada tahun 2008 hingga 2009.

Selepas jabatannya sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia dengan masa jabatan 27 Juli 2009 hingga 1 September 2010, dan pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia ke-14 dengan masa jabatan 1 September 2010 hingga 23 Mei 2013 dengan menggantikan jabatan Mirza Adityaswara.

Dalam dua tahun kemudian Darmin berhasil menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia ke-16 dengan masa jabatan 12 Agustus 2015 hingga 20 Oktober 2019.

Sambal menyelam minum air, dia juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Pelaksana tugas) dengan masa jabatan 1 Oktober 2019 hingga 20 Oktober 2019 dengan menggantikan jabatan Airlangga Hartarto.

5. Miranda Goeltom

Prof. Dr. Miranda Swaray Goeltom S.E, MBA, lahir di Jakata (19 Juni 1949), adalah seorang Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia dan guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Miranda alumni dari S1 Universitas Indonesia jurusan ekonomi, setelah lulus Ia melanjutkan pendidikan S2 Universitas Boston jurusan ekonomi politik, dan menempuh Pendidikan S3 di Universitas Boston jurusan ekonomi.

Setelah lulus, ia meniti karir di Indonesia dengan menjabat sebagai Koordinator dan staf pengajar untuk kursus jangka pendek dan jangka Panjang di Program Perencanaan Nasional, Bappenas-FEUI sejak tahun 1975.

Satu tahun kemudian, ia menjabat sebagai staf pengajar, koordinator kursus, staf peneliti di LPEM FEUI, dan Konsultan World Bank di Washington DC.

Karirnya semakin cemerlang di tahun 1993 hingga 1997, dia menjadi Pembantu Asisten Menteri Menko EKKU- WASBANG RI tahun 1997 dengan jabatan sebagai  Pimpinan konsultan dan Peneliti Utama.

Selanjutnya di tahun 1998, dia menjadi anggota tim teknis koordinasi dan monitoring APBN.

Di tahun itu juga, dia menjadi Presiden Komisaris PT. Bank UPPINDO dan Komisaris Utama PT.ASKRINDO sebagai wakil pemegang saham Bank Indonesia.

Atas kerja kerasnya, tahun 2002 berhasil menduduki posisi  menjadi Anggota Tim Pengarah Tim Pengkajian Kebijakan Penerbitan Surat Utang Negara dalam Rangka Koordinasi Kebijakan Fiskal dan Moneter.

Dalam rentang tahun 1997 hingga 2003, Miranda menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia, dan di tahun 2004 Ia juga mendapat jabatan sebagai Presiden Komisaris PT Rabobank Internasional Indonesia selanjutnya di bulan Juni 2004 Miranda menjabat sebagai Wakil Gubernur Bank Indonesia.

Perjuangannya membuahkan hasil dengan menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia dengan masa jabatan 17 Mei 2009 hingga 26 Juli 2009 dengan menggantikan Boediono.

Miranda dikenal seorang srikandi keuangan Indonesia yang cerdas, Ia juga dikenal sebagai sosialita yang kerap tampil dan eksis di berbagai fashion show perancang busana ternama di tanah air.

Dikutip dari Tribun Medan