Cari

Silsilah Dan Tarombo Marga Ritonga Keturunan Datu Nabolon

Posted 22-02-2024 15:44  » Team Tobatabo
Foto Caption: Monumen Ompu Parsadaan Ritonga Dohot Boruna. Monumen Parisang Isang Sahorbangan Di Parsosoran

Marga Ritonga adalah marga yang digunakan oleh keturunan Datu Nabolon, yang mulai digunakan sejak generasi ke-7 dari Si Raja Batak. Sebagian besar keturunan marga Marga Ritonga berasal dari Muara, Tapanuli Utara

Datu Nabolon adalah anak dari Silali. Datu Nabolon merupakan keturunan ke-7 dari Si Raja Batak, dan generasi pertama dari marga Ritonga Generasi pertama.

Ritonga adalah salah satu marga Batak Toba dan Batak Angkola yang berasal dari Garoga, Tapanuli Utara. Leluhur marga Ritonga adalah Datu Nabolon Ritonga, yang merupakan keturunan dari Siregar.

Sejarah Singkat

Parisang-Isang Sahorbangan adalah moyang pertama dari marga Ritonga. Berdasarkan kisah sejarahnya ia merupakan putra ketiga dari keturunan Toga (Marga) Siregar, putra bungsu Raja Lontung (Lottung). Siregar memiliki 4 (empat) anak keturunan, yaitu Sormin (disebut juga Silo), Dongoran, Silali, dan Siagian. Kemudian Putra ketiganya mempunyai dua orang anak, yakni Datu Nabolon juga Raja Sinungsungan.

Singkat cerita, Datu Nabolon lah sebenarnya Parisang-Isang Sahorbangan, yang kemudian lebih dikenal dengan Ritonga asal dari Muara, pinggiran Danau Toba, dan dapat ditempuh via Bandara Silangit Siborong-Borong.

Parisang-Isang Sahorbangan, berperawakan tinggi besar, gagah, memiliki bentuk dagu yang besar/lebar sehingga dijuluki “Sahorbangan”, ada juga menyebutkan 'Saharbangan' serta mempunyai kelebihan supranatural yang tinggi, sehingga ia dikenal dengan strategi dan siasat jitunya dalam melawan musuh tanpa mengorbankan orang lain.

Datu Nabolon atau Parisang-Isang Sahorbangan pergi meninggalkan kampung halamannya dan merantau kearah timur hingga selatan, menelusuri wilayah Siborong-Borong, menuju dan singgah di Lobu Siregar (daerah sebelum Sipahutar), selanjutnya bertolak ke Parsosoran, Kecamatan Garoga, Tapanuli Utara.

Seiring berkembangnya zaman, kini sudah banyak keluarga bemarga Ritonga yang lahir dan berdomisili di Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Labuhan Batu, kemudian merantau ke daerah lain. Entah apa maksudnya, banyak yang merubah/memakai marganya kembali menjadi Siregar.

Para orangtua yang merupakan bagian dari sesepuh marga Ritonga, mengisahkan perjalanan Parisang-Isang Sahorbangan, ditemani dua saudaranya, berdiam dan membangun rumah berdampingan.

Istilah marga Ritonga berasal dari Rumah Parisang-Isang Sahorbangan beratapkan Ilalang (Ri) dan dengan posisi ditengah (di Tonga). Akhir kisah tentang domisili Parisang-Isang Sahorbangan, adalah Parsosoran, sekitar 18 Km dari Ibukota Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara.

Keturunannya tersebar terutama di wilayah Tapanuli Selatan dan Labuhan Batu/Labuhan Bilik, banyak juga di Langkat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, DKI, Bali, Sulawesi (Selatan, Barat, dan Tenggara/Kendari), Irian Jaya (Papua), dan daerah-daerah lainnya di nusantara. Itulah sekilas tentang Ritonga dan persebarannya, walaupun sebenarnya mempunyai kisah yang sangat panjang.

Baca Juga (Sejarah Ritonga) Kenapa di Sebut Ritonga?

Tarombo

Silsilah singkat atau Tarombo (Siregar) Ritonga versi Mangaradja Onggang Parlindungan (MOP) yang dikutip dari buku Tuanku Rao.

Marga Siregar merupakan generasi keempat setelah Si Raja Batak. Diceritakan dalam buku Pustaha Batak Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak karya WM.Hutagalung bahwa si Raja Batak memiliki dua orang anak, yaitu Guru Tateabulan dan Raja Isumbaon.

Guru Tateabulan memiliki lima orang anak laki-laki dan empat orang anak perempuan, yaitu sebagai berikut:

A. Anak laki-laki

  1. Raja Biakbiak
  2. Tuan Saribu Raja, Margoar hunut Ompu Rajadoli
  3. Limbongmulana
  4. Sagalaraja
  5. Silauraja (Malauraja)

B. Anak Perempuan

  1. Si Boruparomas (si Boruanting-antingsabungan)
  2. Si Borupareme
  3. Si Borubidinglaut
  4. Nan Tinjo

Sariburaja memiliki tiga orang anak dari istri yang berbeda, yaitu sebagai berikut:

Ina I lahir Raja Lontung

Ina II lahir Raja Borbor

Ina III na ginoaran ni halak tubu ni babiat

Si Raja Lontung kemudian menikah dengan Si Borupareme dan dikarunia tujuh orang anak laki dan dua orang anak perempuan, yaitu sebagai berikut:

A. Anak Laki-laki

  1. Situmorang
  2. Toga Sinaga
  3. Toga Pandiangan
  4. Toga Nainggolan
  5. Simatupang
  6. Siregar
  7. Aritonang

B. Anak Perempuan

  1. Si Boruamakpandan
  2. Si Borupanggabean

Setelah generasi Siregar kemudian dijadikan sebagai sebuah marga/klan. Diceritakan di buku Pustaha Batak Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak tersebut bahwa Siregar memiliki empat orang anak, yaitu sebagai berikut:

  1. Silo
  2. Dongoran
  3. Silali
  4. Siagian

Keturunan Silo kemudian menyebut dirinya bermarga Silo. Keturunan Dongoran juga kemudian menyebut dirinya bermarga Dongoran, demikian juga dengan keturunan Siagian yang menyebut dirinya bermarga Siagian. Berbeda dengan Silali tidak menyebut keturunannya dengan marga Silali. Silali memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Sapiaklangit. Kemudian Sapiaklangit memiliki dua orang anak laki-laki bernama Ritonga dengan Sormin. Keturunan Ritonga dengan Sormin kemudian menyebut dirinya bermarga Ritonga dan Sormin.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa WM.Hutagalung membagi Siregar menjadi lima bagian, yaitu:

  1. Siregar Silo
  2. Siregar Dongoran
  3. Siregar Siagian
  4. Siregar Ritonga, dan
  5. Siregar Sormin.

Tentang pembagian marga Siregar, Mangaradja Onggang Parlindungan (MOP) dalam bukunya yang berjudul Tuanku Rao menjelaskan Raja Parlindungan Siregar telah mereorganisasi marga Siregar menjadi delapan bagian di Pinarung/Pangaribuan sebelum bermigrasi keberbagai daerah. Kedelapan bagian tersebut adalah sebagi berikut:

  1. Siregar Salak (yang Sulung)
  2. Siregar Dongoran
  3. Siregar Ritonga
  4. Siregar Baumi
  5. Siregar Pahu
  6. Siregar Ri
  7. Siregar Sormin
  8. Siregar Siagian (yang Bungsu)

Dijelaskan lebih lanjut dalam buku tersebut bahwa dari ke delapan bagian marga Siregar tersebut yang tetap tinggal di Pinarung/Pangaribuan hanyalah Siregar Sormin. Karena dianggap paling baik hubungannya daerah tersebut. Raja Parlindungan sendiri lebih memilih untuk mendampingi Siregar Siagian (yang Bungsu) bermigrasi ke daerah Batang Toru.

Tokoh

Beberapa tokoh yang bermarga Ritonga, di antaranya adalah:

  • Abdul Anshari Ritonga
  • Abdul Hakim Ritonga
  • Erik Adtrada Ritonga
  • Muhammad Abdu Elif Ritonga
  • Mulia Hasudungan Ritonga
  • Rajab Ritonga