Cari

Tarombo Dan Silsilah Marga Panjaitan

Posted 20-02-2024 12:55  » Team Tobatabo
Foto Caption: Tugu Raja Panjaitan di Balige Kab Toba

Sejarah Asal Muasal 

Marga Panjaitan atau Pandjaitan berasal dari keturunan Raja Batak yang dikenal sebagai Raja Panjaitan, yang merupakan anak bungsu dari Tuan Dibangarna. Raja Panjaitan adalah cucu dari Raja Sibagot ni Pohan, keturunan Tuan Sorba Dibanua, yang sendiri adalah anak dari Nai Suanon, cucu dari Tuan Sori Mangaraja, keturunan dari Raja Isumbaon, yang merupakan bagian dari keturunan Raja Batak.

Raja Panjaitan dilahirkan di kampung Lobu Parserahan, Onan Raja, yang kini termasuk dalam wilayah Kabupaten Toba Samosir. Di kampung ini, para raja dari berbagai marga sering bertemu dan melakukan perdagangan untuk memperkuat budaya Batak di daerah Toba Holbung dan sekitarnya. Setelah menikah, Tuan Dibangarna memberikan sebuah perkampungan kepada Raja Panjaitan untuk tempat tinggal, dan kampung tersebut dinamai Lumban Panjaitan. Di sana, juga dibangun sebuah sumur yang diberi nama mata air Siguti untuk memenuhi kebutuhan air minum.

Tidak lama setelah itu, Raja Panjaitan menikahi putri Raja Hasibuan dari kampung Sigaol. Tuan Dibangarna juga mewariskan lahan pertanian dan padang rumput yang luas di Siboadiala kepada Raja Panjaitan. Kemudian, putri Raja Hasibuan tersebut melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Raja Situngo Naiborngin. Ketika dewasa, Raja Situngo membuka sebuah perkampungan di Matio, namun tidak lama kemudian ia meninggalkannya dan merantau ke Sibahaulu di bukit Sitombom.

Raja Panjaitan meninggal di Sihail-hail, dekat dengan Onan Raja atau di sekitar Tugu Raja Sibagot ni Pohan di Onan Raja Balige, dekat dengan Rumah Sakit Umum HKBP Balige yang ada saat ini. Di lokasi tersebut, tugu Raja Panjaitan dibangun sebagai simbol perjalanan hidupnya.

Tarombo Batak Panjaitan

Silsilah Dan Tarombo

Menurut silsilah garis keturunan Suku Batak (tarombo), Raja Panjaitan adalah keturunan ketujuh dari Siraja Batak dan merupakan anak sulung dari Tuan Dibangarna.

Dalam perkembangannya, keturunan Raja Panjaitan terbagi ke dalam empat kelompok yang dikenal sebagai:

  1. Martibi Raja
  2. Raja Dogor
  3. Raja Siponot
  4. Raja Sijanggut ni Huting

Keturunan Raja Panjaitan memiliki ikatan yang erat dengan marga-marga keturunan Tuan Dibangarna lainnya. Keempat marga tersebut (Panjaitan, Silitonga, Siagian, dan Sianipar) menjaga teguh hubungan kekerabatan mereka dan menghindari pernikahan antara anggota marga yang sama. Namun, di beberapa daerah seperti Balige dan Sipahutar, terdapat praktik pernikahan antara marga Panjaitan dengan marga turunan Tuan Dibangarna lainnya karena keterbatasan marga asing di wilayah tersebut. Namun demikian, praktik tersebut saat ini sudah mulai ditinggalkan dan dianggap sebagai sesuatu yang tabu.

Karena Raja Panjaitan adalah anak sulung dari Tuan Dibangarna, marga Panjaitan dihormati di antara ketiga marga turunan Tuan Dibangarna lainnya. Sesuai dengan tradisi partuturan Batak Toba, seluruh keturunan dari ketiga marga tersebut memanggil abang/kakak ketika bertemu dengan anggota marga Panjaitan tanpa memperhatikan perbedaan usia.

Raja Panjaitan menikah dengan boru Hasibuan, sehingga Hulahula (mataniari binsar) dari seluruh marga Panjaitan adalah marga Hasibuan.

Padan Marga Panjaitan

Keturunan Raja Panjaitan memiliki ikatan Padan (ikrar janji) dengan tiga marga, yaitu: Manullang, Sibuea, dan Sinambela. Keturunan Raja Panjaitan memegang teguh padan dengan tidak menikah kepada ketiga marga tersebut.

Tokoh

Beberapa tokoh yang bermarga Panjaitan, di antaranya adalah: