Berkah Tuak Bagi Warga Desa Panindii di Kecamatan Silaen
TOBASA – Di balik ketertinggalan Desa Panindii di Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir, ada sesuatu hal yang dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat di desa tersebut.
Pasalnya, dari 68 Kepala Keluarga yang bermukim di daerah itu, hampir seluruhnya memproduksi tuak. Minuman khas batak ini kemudian mereka jual ke kota dengan harga yang lumayan tinggi.
Salah seorang warga desa tersebut, Jisman Hutagaol mengungkapkan, warga Desa Panindii seluruhnya adalah paragat tuak. ”Di sini banyak pohon aren, saking banyaknya, seluruh warga yang tinggal di desa ini semuanya adalah paragat tuak. Dan seluruh warga desa ini sudah menikmati bagaimana hasil yang didapat dari tuak tersebut,” ungkapnya, Sabtu (9/11).
Dikatakan Jisman, tuak yang mereka dapatkan setiap hari dikirim melalui salah seorang pengumpul yang sengaja datang dari kota untuk didistribusikan kepada pengusaha kedai tuak yang bertebar di berbagai wilayah di Kecamatan Silaen.
”Tuak yang dijual di Kecamatan Silaen sebahagian besar asalnya dari sini. Mereka menghargai untuk 1 gelas Rp1.500 dari paragat, bilamana didistribusikan kepada pengusaha kedai tuak menjadi Rp2.000 per gelas,” terangnya semabari mengatakan masing-masing paragat di daerah itu dalam sehari bisa mendapatkan 1 kaleng tuak untuk dijual.
Hal senada dikatakan Piktor Siagian. “Dari hasil tuak ini anak-anak saya dapat bersekolah ke perguruan tinggi. Kalau hanya mengharapkan hasil pertanian, sulit. Dari tuak setiap hari bisa kami kumpulkan Rp50.000. Uang ini kami simpan untuk keperluan anak,” akunya sembari mengatakan anaknya sudah 2 orang lulus dari universitas dan sudah bekerja menjadi guru.
Sumber metrosiantar.com