Danau Toba dan KEK Sei Mangkei Diperkenalkan di Denmark
Pemprovsu memperkenalkan Danau Toba dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke ke Denmark. Kesempatan itu disampaikan Plt Gubsu, T Erry Nuradi saat Duta Besar Denmark Casper Clynge datang ke Sumut.
Dalam kesempatan tersebut, pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mempromosikan Danau Toba sebagai salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, dengan potensi yang sangat besar di bidang pariwisata.
Terlebih saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan kawasan di sekitarnya untuk dijadikan tujuan wisata bertaraf internasional seperti di Nusa Dua, Provinsi Bali.
“Kurang lebih 500 hektare disediakan dan ditawarkan kepada investor untuk dikelola, agar kawasan Danau Toba menjadi tujuan wisata bertaraf internasional,” ujar Erry.
Selain Danau Toba, pada pertemuan yang juga dihadiri Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba tersebut, Erry menjelaskan potensi perkebunan di Sumut. Provinsi ini menjadi penghasil kelapa sawit kedua terbesar di Indonesia.
Juga ada hasil lainnya seperti karet, coklat, kopi, tembakau dan lainnya. Potensi ini kemudian ditambah dengan adanya kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei yang bergerak di bidang produksi kelapa sawit dan turunannya.
“Saat ini kurang lebih 150 produk turunan kelapa sawit yang di produksi di KEK Sei Mangke. PT Unilever telah berinvestasi di kawasan sei Mangke tersebut. Diharapkan perusahaan-perusahaan dari Denmark dapat berinfestasi di kawasan Sei Mangkei,” katanya.
Sumut juga, lanjut Erry, memiliki kawasan perkotaan yang memiliki payung hukum dari pemerintah pusat yaitu Kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo (Mebidangro). Dimana sangat potensial untuk mengelola transportasi dan merupakan peluang untuk dikerjasamakan. Serta masih banyak potensi lainnya.
Dirinya berharap kunjungan ini merupakan langkah awal bagi Denmark dan Indonesia, khususnya Sumut untuk dapat melakukan kerjasama. Pemprov sendiri menyambut baik kunjungan kehormatan tersebut.
Sementara Dubes Denmark Casper Clynge mengatakan bahwa kunjungan ke Provinsi Sumatera Utara adalah untuk melakukan kerjasama antar pemerintah dengan pemerintah, maupun urusan bisnis. Hal ini untuk lebih meningkatkan pengelolaan potensi di masing-masing negara.
Menurut sejarah, kata Casper, pemerintah Denmark pada 1928 telah datang ke Medan, Sumatera Utara. Kesempatan itu, negara dari Benua Eropa itu datang dan membawa kopi untuk diperkenalkan dan dipasarkan di Medan.
“Sebenarnya pemerintah Denmark telah melakukan kerjasama dengan provinsi Sumatera Utara khususnya perdagangan kopi pada tahun 1928,” ujar Casper didampingi konsul kehormatan Denmark di Medan, Chaidir Kesuma.
Pemerintah Denmark sendiri, lanjutnya, sangat berterima kasih atas sambutan dan pemaparan tentang potensi yang ada di Sumut. Negaranya sangat tertarik dan berharap dapat bekerjasama di berbagai bidang. Sehingga kunjungan kehormatan ini diharapkan menjadi awal dan bukan yang terakhir.
“Diharapkan lebih banyak pertemuan-pertemuan yang lainnya untuk membicarakan kerjasama antara kedua negara, khususnya dengan pemerintah provinsi Sumatera Utara,” pungkasnya.
Sumber metrosiantar