30 Tahun Perang Batak: Biografi Sisingamangaraja XII
Salah satu pahlawan nasional Indonesia yang gigih berperang melawan penjajah adalah Sisingamangaraja XII. Beliau merupakan pahlawan sekaligus seorang raja dari Toba, Sumatera Utara. Keberadaan beliau membuat penjajah Belanda yang waktu itu berusaha menjajah Indonesia kewalahan. Sebagai seorang raja, beliau tidak mau wilayahnya yang merdeka, subur dan makmur dijadikan kawasan penjajahan yang kehilangan kemerdekaan.
Sisingamangaraja XII (lahir di Bakara, 18 Februari 1845 – meninggal di Dairi, 17 Juni 1907 pada umur 62 tahun) adalah seorang raja di negeri Toba, Sumatera Utara, pejuang yang berperang melawan Belanda. Sebelumnya ia makamkan di Tarutung, lalu dipindahkan ke Balige, dan terakhir dipindahkan ke Pulau Samosir.
Ia juga dikenal dengan Patuan Bosar Ompu Pulo Batu, naik tahta pada tahun 1876 menggantikan ayahnya Sisingamangaraja XI yang bernama Ompu Sohahuaon, selain itu ia juga disebut juga sebagai raja imam. Penobatan Sisingamangaraja XII sebagai maharaja di negeri Toba bersamaan dengan dimulainya open door policy (politik pintu terbuka) Belanda dalam mengamankan modal asing yang beroperasi di Hindia-Belanda, dan yang tidak mau menandatangani Korte Verklaring (perjanjian pendek) di Sumatera terutama Kesultanan Aceh dan Toba, di mana kerajaan ini membuka hubungan dagang dengan negara-negara Eropa lainya. Di sisi lain Belanda sendiri berusaha untuk menanamkan monopolinya atas kerajaan tersebut. Politik yang berbeda ini mendorong situasi selanjutnya untuk melahirkan Perang Tapanuli yang berkepanjangan hingga puluhan tahun.
Makam Sisingamangaraja XII
Kisah Si Raja Batak terakhir ini cukup melegenda, karena keberanian dan kesaktiannya pada saat melawan penjajah Belanda selama 30 tahun. Singamangaraja XII meninggal pada 17 Juni 1907 dalam sebuah pertempuran dengan Belanda di Dairi. Sebuah peluru menembus dadanya, akibat tembakan pasukan Belanda yang dipimpin Kapten Hans Christoffel. Menjelang nafas terakhir dia tetap berucap, Ahuu Sisingamangaraja.
Turut gugur waktu itu dua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi, serta putrinya Lopian. Sementara keluarganya yang tersisa ditawan di Tarutung. Sisingamangaraja XII sendiri kemudian dikebumikan Belanda secara militer pada 22 Juni 1907 di Silindung, setelah sebelumnya mayatnya diarak dan dipertontonkan kepada masyarakat Toba. Sisingamangaraja XII dimakamkan bersisian dengan putra dan putrinya.
Memasuki komplek makam Sisingamarngaraja XII, kita akan menemukan banyak terdapat rumah adat. Suasana yang teduh karena membuat makam ini selalu tampak asri. Karena sesungguhnya kompleks makam ini merupakan Taman Makam Nasional dan dibiayai pemerintah, maka para pengunjug tidak di pungut biaya untuk datang ke lokasi ini. Kita bisa mengunjungi makam ini sambil mengunjungi Museum Batak Balige.
Mungkin sedikit masyarakat yang mengetahui bahwa sesungguhnya Sisingamangaraja XII tidak dimakamkan di Soposurung, melainkan di Tarutung, Presiden Soekarnolah yang berinisiatif memindahkan ke Balige.
Maka pemerintah, masyarakat, dan keluarga kemudian bersepakat memindahkan makam Sisingamangaraja XII ke Soposurung yang dikenal sekarang ini, di sanalah Makam Sisingamangaraja XII Pahlawan Nasional dari Tanah Batak di makamkan.
Makam Sisingamangaraja XII berlokasi di Jalan Soposurung, Kecamatan Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara. Tempatnya tidak jauh dari lokasi Museum Batak Balige, jarakya kira-kira 150 meter sebelum lokasi Museum Batak Balige.
Warisan Sejarah
Kegigihan perjuangan Sisingamangaraja XII ini telah menginspirasikan masyarakat Indonesia, yang kemudian Sisingamangaraja XII diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Selain itu untuk mengenang kepahlawanannya, nama Sisingamangaraja juga diabadikan sebagai nama jalan di seluruh kawasan Republik Indonesia.
Selain itu, untuk mengukuhkan jasa beliau sebagai seorang pelawan penjajahan, beliau dianugerahi gelar sebagai seorang Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang ditetapkan melalui SK Presiden RI No 590/1961 tanggal 9 November 1961 bersama dengan beberapa pahlawan lain seperti Oemar Said Tjokroaminoto, Kiai Haji Samanhudi, Setiabudi dan Dr. G.S.S.J. Ratulangi.
(Simon Siagian, disadur dari berbagai sumber)
Profil Si Raja Sisingamangaraja XII
Digelari Pahlawan Kemerdekaan Nasional dengan Surat Keputusan Pemerintah Republik Indonesia No. 590 tertanggal 19 Nopember 1961.
Nama: Patuan Bosar Ompu Pulo Batu Sinambela
Gelar: Raja Si Singamangaraja XII
Lahir: Bakkara, Tapanuli, tahun 1845
Penobatan menjadi raja: Tahun 1871
Meninggal: Sionom Hudon, Tapanuli, 17 Juni 1907
Ayah: Raja Si Singamangaraja XI
Ibu: Ompu Boru Situmorang
Istri:
- Boru Simanjuntak
- Boru Nadeak
- Boru Sagala
- Boru Siregar
- Boru Situmorang
Anak:
- Patuan Nagari (Lk)
- Raja Pangkilim (Lk)
- Patuan Anggi (Lk)
- Raja Sabidan (Lk)
- Nagok (Lk)
- Sahudat (Lk)
- Raja Buntal (Lk)
- Raja Barita (Lk)
- Randang (Lk)
- Rinsan (Pr)
- Boru Lopian (Pr)
- Sunting Mariam (Pr)
- Tambok Br Sinambela (Pr)
- Saulina (Pr)
- Purnama Rea (Pr)
Cucu:
- Pulo Batu
- Patuan Sori
- Dan lain-lain
Cicit:
- Raja Tonggo Tua Sinambela
- Dan lain-lain