Orang Batak Diminta Lebih Santun Bicara Untuk Menarik Wisatawan
Pemerintah bekerja sama dengan Universitas Sumatera Utara (USU) memberikan pelatihan keterampilan komunikasi bagi masyarakat di kawasan wisata Samosir. Pelatihan tersebut diadakan di Hotel Toledo Inn Samosir Provinsi Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Ada 62 peserta yang berlatar belakang pedagang, pemilik penginapan, pemandu wisata, pemilik jasa transportasi dan tokoh masyarakat hadir dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Kedeputian Koordinasi Bidang SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman.
Anggota Satgas Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) Rima Agristina yang menjadi salah satu pembicara mengatakan, selain menawarkan keindahan alam, perlu modal sosial untuk menarik wisatawan mengunjungi Danau Toba.
“Modalnya adalah senyum, keramahan dan kejujuran para pelaku industri wisata disini,”ujarnya.
Selain keramahan, yang perlu dijaga oleh masyarakat di wilayah Danau Toba adalah kebersihan. Tak hanya itu, materi lain yang diberikan misalnya mengenai gerakan revolusi mental, gerakan budaya bersih dan senyum dan etika komunikasi.
Peserta juga dibekali tips praktis ketika berinteraksi dengan para wisatawan yang menjadi konsumennya.
“Kalau tempat kita kotor, maka wisatawan enggan datang ketempat kita,” lanjutnya. Mazdalifah, salah seorang pengajar di USU meminta peserta agar mempersiapkan diri untuk menyambut wisatawan yang datang ke kawasan wisata dengan baik.
Menurutnya, pembangunan sarana fisik di kawasan Danau Toba akan sia-sia bila warga tidak berusaha untuk memperbaiki pola komunikasi mereka.
“Ada stereotype bahwa orang Batak itu keras, ngomongnya kasar. Tapi hal ini bisa kita ubah dengan menunjukkan gerak tubuh serta mimik muka yang ramah,” katanya.
Dia menekankan pentingnya menjadi ramah, bukan berarti mengubah karakter asli masayarakat. Dia mengakui ada beberapa pola komunikasi unik yang tidak perlu diubah karena menjadi ciri khas masyarakat Batak Toba.