Kapolda Diganti, Densus 88 Ciduk Tiga Terduga Teroris di Medan
Beberapa hari setelah Mabes Polri mengumumkan pergantian pucuk pimpinan Polda Sumut, Detasemen Khusus 88 (Densus-88) Antiteror Mabes Polri menggeledah kediaman Reza Alfino (38 tahun), terduga teroris di Jalan Jermal-VII, Gang Masjid, Medan, Rabu (7/6) sekitar pukul 11.00 WIB.
Petugas menciduk tiga orang terduga jaringan terorisme yang sudah dikenal di gerakan ormas di Sumut. Saat pemeriksaan rumah berlangsung, personel melarang warga keluar rumah untuk menonton penangkapan.
Kabar beredar, Reza ditangkap bersama dua temannya, yakni Jhon Hen (41), warga Platina II dan Azzam Algozhi alias Abu Yakup (48), warga Sari Rejo, Polonia.
Informasi beredar, Jhon merupakan mantan anggota TNI yang telah dipecat karena terlibat kasus peredaran ganja.
Adapun Azzam Alghozi alias Abu Yakub adalah Ketua Laskar Forum Umat Islam Sumatera Utara (FUI Sumut).
"Saya tidak begitu paham bagaimana kronologis penggeledahan rumah. Jadi begitu saya lihat iring-iringan mobil polisi datang, saya keluar rumah pengin lihat. Tapi, beberapa personel polisi langsung melarang saya keluar pelataran rumah. Kami di suruh masuk ke dalam rumah," ujar Ramli, paman Reza Alfino, kepada wartawan di Jalan Jermal-VII, Rabu Sore.
Pergantian pucuk pimpinan Polda Sumut diumumkan Kapolri dalam Surat Telegram Kapolri bernomor ST/1408/VI/2017 per tanggal 2 Juni 2017.
Dalam Surat Telegram tersebut Kapolda Sumut yag saat ini dijabat, Irjen Pol Rycko Amelza kini diangkat dalam jabatan baru sebagai Gubernur Akpol Lemdiklat Polri.
Sedangkan untuk posisi Kapolda Sumut akan diisi oleh Irjen Pol Paulus Waterpauw yang sebelumnya menjabat sebagai Wakabaintelkam Polri.
Tiga terduga teroris yang diamankan Densus 88 masih menjalani pemeriksaan di Aula Brimob Polda Sumut Jalan Wahid Hasyim Medan.
Hingga Rabu petang, personel Brimob berpakaian cokelat dan berpakaian hitam, gegana dan Densus 88, melakukan penjagaan ketat di sekitar aula.
Sehari setelah penangkapan, Tim Densus 88, Rabu siang, kembali datang ke rumah Reza. Tim mendadak datang, mengendarai tiga unit mobil menuju sebuah rumah bercat hijau milik terduga teroris bernama Reza.
Begitu belasan personel itu tiba, para warga sekitar yang berada di luar rumah masing-masing, diperintahkan segera masuk ke pekarangan masing-masing atau ke dalam rumah.
Warga dilarang mendekati bahkan untuk menonton dan mengabadikan kegiatan tim antiteror tersebut menggunakan kamerea telepon seluler.
Ramli menyebutkan kedatangan Tim Densus 88 ke rumah keponakannya untuk menggeledah. Saat penggrebekan berlangsung, ia bersama warga lainnya dilarang untuk mendekati rumah terduga teroris.
"Kalau nggak salah jam setengah 11 sampai jam 12 mereka di sini. Semua jalan ditutup dan dijaga, kami pun keluarganya tak boleh mendekat," ungkap Ramli.
Seorang ibu yang mengenakan baju terusan warna jingga bermotif bunga, mengatakan
"Saya nggak tahu pasti berapa orang jumlahnya. Tapi ada yang bawa senjata panjang tadi. Begitu disuruh masuk, saya lantas masuk tanpa berani keluar."
Ramli menambahkan, beberapa warga yang pengin melihat penggeledahan rumah keponakannya itu juga di larang keluar rumah.
Personel Densus-88 bersama sejumlah polisi berpakaian preman melarang warga menonton ataupun lihat pemeriksaan rumah dari dekat.
Selain itu, katanya, pemeriksaan rumah berlangsung, tidak kurang 30 menit, personel Densus-88 membawa sebuah kotak dari dalam rumah.
Bahkan, kondisi rumah berserakan akibat penggeledahan yang dilakukan polisi.
"Waktu pemeriksaan berlangsung, ID, istri dari terduga teroris Reza berada di dalam rumah bersama empat anaknya.
Informasi yang kami peroleh, Reza ditangkap di Jalan Masjid Taufik, tapi belum ada keterangan resmi lokasi penangkapannya," katanya.
Beberapa personel yang bersiaga di depan melarang pengguna jalan melintas, sehingga Jalan Jermal tertutup, saat penggeledahan.
Bahkan, seluruh tetangga Reza dan warga merasa ketakutan karena tidak ada polisi di lokasi itu.
Pernyataan senada disampaikan Tini, tetangga lainnya, yang menceritakan, suasana Jalan Jermal-VII, Gang Masjid senyap saat pemeriksaan berlangsung.
Begitu polisi datang, warga yang sedang di luar rumah diperintahkan untuk masuk ke dalam rumah masing-masing.
"Para warga dilarang mendekati rumahnya Reza, jadi saya enggak tahu bagaimana proses penggeledahan tadi.
Mereka datang bawa senjata laras panjang, jadi kami takut, tidak berani untuk melihat proses pemeriksaan itu," ujarnya.
Ketua FUI Sumut, Ustaz Indra Suheri mengatakan Azzam adalah pengurus FUI Sumut. Azzam dipercaya memimpin Laskar FUI sejak beberapa tahun lalu.
"Saudara Azzam yang ana (saya) tau adalah pribadi yang rajin ibadah. Beliau itu adalah seorang mualaf yang sangat tekun mendalami ilmu agama," kata Indra, Rabu (7/6/2017) malam.
Indra mengatakan, Azzam sudah 10 tahun berpindah keyakinan. Selama ini, Azzam tinggal di kawasan Sari Rejo, Medan Polonia.
"Saudara Azzam ini keturunan tionghoa. Sejak kemarin malam, ia sudah tak pulang ke rumahnya," ungkap Indra.
Sebelum meninggalkan rumah, Azzam pamit kepada istrinya untuk membeli obat diabetes. Sejak saat itu, Azzam tak memberi kabar, bahkan handphone miliknya sudah tidak aktif.
Dari informasi yang menyebar lewat aplikasi WhatsApp, Jon Hen disebut merupakan pengurus Majelis Mujahidin Sumatera Utara.
Namun, informasi itu disanggah oleh Ketua Majelis Mujahidin Sumatera Utara, Ustaz Zulkarnain.
Saat dihubungi Tribun, Zulkarnain mengaku sudah mendapat kabar penangkapan tiga terduga teroris ini. Ia menduga, Jon diamankan saat tengah berbelanja kebutuhan pokok di pasar Titi Papan.
"Keluarganya dari semalam sudah melapor ke saya. Katanya Jon hilang," ungkap Zulkarnain, Rabu (7/6/2017) sore.
Ia mengatakan, menurut pihak keluarga, Jon terakhir kali pergi dari rumah diketahui hendak berbelanja. Selepas itu, Jon tidak pulang selama dua hari.
"Saya menduga, Jon diamankan saat belanja di pasar itu. Kebetulan isterinya Jon ini kan jualan," ungkap Zulkarnain.
Rencananya, lanjut Zulkarnain, pihak Majelis Mujahidin bersama organisasi Islam lainnya hendak menggelar konferensi pers terkait orang hilang. Salah satu orang yang dinyatakan hilang itu adalah Jon.
"Karena sudah tidak pulang dua hari, saya sarankan keluarganya melapor ke polisi. Namun sore tadi, saya dapat kabar jika ada tiga orang yang diamankan, dan disebut-sebut salah satunya adalah Jon.
Terduga pelaku teroris John Hen (40) ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri di Jalan Platina 2, Lingkungan 11, Kelurahan Titipapan, Kecamatan Medan Deli, Selasa (6/6) sekitar pukul 15.00 WIB.
Dia diduga sebagai mantan anggota TNI yang dipecat setelah terlibat peredaran benda terlarang, ganja.
Kepala Penerangan Kodam-1 Bukit Barisan Kolonel Inf Edy Hartono mengatakan, belum mendapat informasi terduga teroris Jhon Hen (41), mantan personel TNI-AD.
Karena itu, akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu.
"Nanti kami cek terlebih dahulu apakah benar mantan anggota tentara atau bukan. Tapi, bila sudah dipecat sebenarnya enggak ada lagi urusan dengan TNI AD.
Ia menambahkan, personel Kodam-1 Bukit Barisan yang sudah dipecat terkait kasus narkoba cukup banyak.
Karena itu, dia berjanji akan memberikan informasi lanjutan bila sudah dilakukan pengecekan data nama-nama personel.
Berselang sekitar 30 menit kemudian, Kolonel Inf Edy Hartono melayangkan pesan singkat bahwa hasil pengecekan tidak ada personel bernama Jhon Hen yang dipecat karena kasus narkoba. Artinya, Jhon Hen bukan personel TNI AD yang bertugas di Kodam-1 Bukit Barisan.
"Kami sudah cek data-data nama personel yang dipecat , jadi tidak ada anggota yang dipecat atas nama Jhon Hen," katanya.
Boy Efendi (40) abang ipar Reza menceritakan, pada saat penggerebekan, warga dilarang mendekat rumah terduga. Bahkan, personel kepolisian bertindak kasar kepada keluarga.
"Pintu rumah ditendang, polisi sewenang-wenang. Barang-barang dari rumah diserak, mereka seenaknya saja," katanya.
Ia mengungkapkan, personel kepolisian datang gunakan tiga mobil. Selama ini, Reza dikenal bagus kepada keluarga dan mereka sudah enam tahun menetap di Jermal.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Boy Efendi, polisi juga mengamankan tiga teman Reza. Tapi, ia tidak mengenal identitas teman-temannya. Sehingga, keluarga masih mencari kebenaran informasi.
"Kayak preman mereka datang, kabarnya tiga orang juga di bawa tadi malam.Dan yang diperiksa dua rumah, satu lagi rumah Manna, abang ipar Reza," katanya.