Hikayat Kisah Pertemuan Antara Raja Lontung dan Raja Borbor
Raja Lontung adalah putra dari Sariburaja dengan Borupareme. Kedua orang tuanya adalah saudara kandung yang terlibat cinta terlarang.
Hal itu diketahui orangtua mereka dan akhirnya borupareme dibuang ke sebuah hutan yang tak berpenghuni..
Tanpa sepengetahuan keluarganya, Borupareme menjatuhkan beras disepanjang jalan.
Mengetahui Borupareme telah dibuang, Sariburaja yang juga diusir, berusaha mencari Borupareme.
Tiga hari kemudian Sariburaja tiba ditempat pengasingan Borupareme. Dia mengikuti tanda beras yang dijatuhkan Borupareme.
Mereka hidup bersama kembali. Cinta terlarang itu tetap mereka jalani hingga kemudian lahirlah buah cinta mereka. Mereka menamainya Raja Lontung.
Dan hutan tempat tinggal mereka itu dinamai Banuaraja.
Setelah kelahiran putranya, Sariburaja berniat untuk merantau. Dia meninggalkan Borupareme dan Raja Lontung di Banuaraja.
Sebelum pergi dia memberi sebuah cincin pengingat kepada Borupareme untuk diberikan kepada Raja Lontung setelah dia besar.
Cincin itu kelak yang dibawa Raja Löntung untuk mencari ayahnya.
Menginjak usia remaja,Raja Löntung mulai bertanya-tanya soal ayahnya kepada sang ibu.
Ibunya sedih mendengar pertanyaan anaknya. "anakku,kenapa kau menanyakan hal itu? Hatiku menderita jika aku mengingat ayahmu. Kita tidak punya siapa-siapa,kita berasal dari langit."
Ibunya tidak mau memberitahu Raja Lontung siapa ayahnya karena ia malu mengakui saudara kandungnya sebagai ayah dari anaknya.
Setelah didesak, akhirnya ibunya memberitahu Raja Lontung tentang ayahnya,tidak lupa dia memberi cincin pengingat dari suaminya.
Raja Borbor
Dalam pengembaraannya, Seribu Raja bertemu dengan seorang raja yang bergelar Raja Ni Homang. Dalam pertemuan akhirnya terjadi selisih paham hingga terjadi pertarungan antara Seribu Raja dengan Raja Ni Homang.
Dalam pertarungan itu mereka sepakat jika Seribu Raja kalah akan menjadi anak tangga ke rumah Raja Ni Homang dan bila Raja Ni Homang kalah, maka anak gadisnya akan diperistri oleh Seribu Raja. Akhirnya pertarungan itu dimenangkan Seribu Raja.
Tetapi sebelum dipersunting oleh Seribu Raja, sang putri raja itu ingin membuktikan kehebatan Seribu Raja.
Maka gadis itu menyuruh Seribu Raja untuk mengambil daun pohon hatindi yang tumbuh di atas embun pati dengan syarat Seribu Raja harus tetap ada ditempatnya berdiri. Dan, bila sudah dapat menyanggupi permintaan itu dia bersedia menjadi istrinya.
Seribu Raja menyanggupi permintaan Boru Mangiring Laut. Dengan tiba-tiba tangan Seribu Raja dikibarkan ke atas kepalanya mengakibatkan angin di tempat itu menjadi kencang dan daun hartindi itu terbang ke tangannya.
Bunga itu pun diberikannya kepada Boru Mangiring Laut. Setelah menikah, nama Boru Mangiring Laut diganti menjadi Huta Lollung, artinya kalah bertanding. Tak lama kemudian, boru Mangiring hamil namun Seribu Raja tidak menunggu kelahiran anaknya, dia memilih melanjutkan pengembaraannya. Sebelum pergi dia memberikan sebuah cincin sakti.
Pesan terakhir Seribu Raja, bila anaknya lahir diberi nama Raja Borbor.
Pertemuan Raja Lontung-Raja Borbor
Konon, setelah dewasa Raja Lontung berangkat menelusuri hutan untuk mencari ayahnya Seribu Raja. Suatu hari Raja Lontung merasa sangat haus .Dia pun beristirahat barang sejenak.
Di bawah pohon rindang, Raja Lontung mengambil pedangnya dan memotong salah satu akar pohon rotan untuk mengambil airnya. Tetapi bila dia mengangkat akar rotan itu ke mulutnya, tiba-tiba lepas karena ada yang menariknya dari sebelah. Begitulah yang terjadi sampai tiga kali.
Raja Lontung marah. Pasti ada orang yang mempermainkannya. Sekali lagi Raja Lontung menarik rotan itu kuat-kuat sehingga terjadi tarik menarik. Karena rasa kesal yang teramat sangat Raja Lontung berseru : “Jangan ganggu saya”.
Namun, akhirnya terjadi perkelahian dengan orang yang belum dikenal oleh Raja Lontung masing-masing mereka mengeluarkan ilmu sakti namun tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Akhirnya keduanya berkenalan.
Lawan si Raja Lontung adalah Raja Borbor. Saat itu mereka saling bertanya siapa ayah mereka sebenarnya.
Keduanya terkejut sebab ayah mereka adalah Seribu Raja.
Akhirnya mereka tahu kalau mereka mencari orang yang sama. Raja Löntung dan Raja Borbor adalah saudara tiri, seayah tapi beda ibu.
Mereka pun pergi bersama mencari sang ayah.
Mereka tiba di sebuah hutan yang dìhuni seorang perempuan tua, mereka beristirahat dirumah perempuan tua itu.
Suatu hari mereka pergi berburu dan mendengar suara tangisan "ohh..nasib Sariburaja..tiada tempat yang layak bagiku untuk bisa bertemu putraku Raja Lontung dan Raja Borbor..bahkan merindukan putra-putraku pun aku tidak layak...adakah jalan kita bisa saling bertemu?"
Mereka berdua mendekati asal suara itu dan mereka pun bertemu dengan sang ayah..
Dengan penuh kebahagiaan mereka memeluk dan mencium ayahnya..
Akhirnya perjalanan panjang mereka berbuah, mereka telah bertemu dengan sang ayah.
Ketika mereka mengajak ayah untuk pulang bersama, Sariburaja menolak. Dia masih ingin melanjutkan perjalanannya. Dia menyuruh kedua anaknya untuk pulang.
Raja Lontung dan Raja Borbor akhirnya pulang ke kampung mereka masing-masing. Mereka sudah puas walaupun hanya melihat wajah sang ayah..
Sementara itu Sariburaja melanjutkan perjalananya sendirian...