Cari

Lantai Dingin dan Tanpa Asbes, Anak-anak Ini Tetap Semangat Belajar di Rumah Sopo Palito

Posted 17-10-2017 15:40  » Team Tobatabo
Foto Caption: Anak-anak Desa Longkotan, Kabupaten Dairi sedang mengikuti pembelajaran di Rumah Belajar Sopo Palito, Minggu (15/10/2017). Desa Longkotan berada cukup jauh dari Kota Sidikalang. (Tribun-medan.com/ Tommy Simatupang)

Bimbingan belajar berbayar di luar sekolah dapat membantu anak-anak untuk cepat mengerti sebuah pelajaran. Begitupun, kadangkala banyak yang tak bisa melakoninya karena terbentur persoalan ekonomi.

Anak-anak di Desa Longkotan, Kabupaten Dairi terbantu dengan keberadaaan rumah belajar tak berbayar alias gratis.

Tanpa menggunakan sendal dan sebagian masih menggunakan seragam sekolah, anak-anak Desa Longkotan berebut untuk mengikuti pelajaran di Rumah Belajar Sopo Palito.

Rumah belajar yang memberikan bimbingan belajar gratis ini menjadi satu-satunya tempat menambah ilmu. Sebelum memulai pelajaran, anak-anak diajak berdoa dan bernyanyi.

Sebanyak 50 anak dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) tampak bahagia saat tiga gurunya yakni Miss Ika, Sir Ganda, dan Sir Mulyadi datang memberi pelajaran.

Mereka berkumpul di ruangan 3×4 meter dengan berdinding papan. Anak-anak dibagi dalam tiga kelas.

Namun sayangnya, kelas ini tak begitu membuat nyaman. Pasalnya, atap yang tak memiliki asbes membuat anak-anak kadangkala kepanasan karena langsung diterpa terik sinar mentari.

Ditambah lagi, lantai yang dingin tanpa alas penghalang. Tak hanya itu, lantainya juga tampak sudah pecah-pecah.

"Memang anak-anak merasa panas, karena kita belajar mulai dari jam 2 siang hingga 4 sore. Yang saya kasihan, anak-anak harus duduk di lantai yang dingin," ujar Ika Roulina Hutasoit (28) satu dari tiga relawan di Rumah Belajar Sopo Palito, Senin (16/10/2017).

Meskipun begitu, anak-anak tampak tetap semangat belajar. Bahkan, anak-anak berharap setiap harinya dapat belajar bersama tiga guru kesayangannya tersebut.

"Kami kan bisa datang cuma hari sabtu dan minggu saja. Karena, kami juga bekerja. Tapi anak-anak bisa setiap hari membaca di sini,"tambahnya.

Rumah Belajar Sopo Palito berdiri sejak tahun 2010. Semua buku bacaan dan meja belajar merupakan sumbangan dari para donatur.

Termasuk kelas yang disewa merupakan uang pemberian dari donatur.

Tiga pengajar ini pun meluangkan waktu dan tenaganya tanpa imbalan.

"Semua ini sumbangan donatur. Kita memang terus berharap adanya sumbangan buku bacaan mau pun fasilitas pendukung untuk rumah baca ini," ujar Ika.

Rumah Belajar Sopo Palito sendiri dapat dilihat di akun facebook Rumah Belajar Sopo Palito dan instagram Rumahbelajar_sopopalito. Bila masyarakat ingin menyumbang dapat melalui akun tersebut.

Dikutip dari Tribun Medan