Cari

Pemukiman Warga Nyaris Tersapu Banjir, Hujan Deras Rusak Sawah dan Tanaman

Posted 21-12-2017 13:09  » Team Tobatabo
Foto Caption: Kondisi ladang dan pemukiman Warga Meat, Kecamatan Tampahan Toba Samosir (Tobasa) rusak dan terancam digerus air sungai akibat hujan deras yang terjadi pada Sabtu malam hingga Minggu (17/12/2017) dini hari.

Keindahan Danau Toba tak semanis yang dirasakan Warga Meat, Kecamatan Tampahan Toba Samosir (Tobasa). Hujan deras yang terjadi pada Sabtu malam hingga Minggu (17/12/2017) Dini Hari, merusak tanaman warga menjadi ancaman bagi keberadaan penduduk.

Pantauan Tribun, pemukiman yang terancam tersebut tepatnya di dusun I Meat. Lokasi rawan ini kurang lebih berjarak 50 meter dari bibir pantai Danau Toba. Sementara banjir yang berasal dari bebukitan desa itu terus mengalir deras melalui sungai "Binanga Bolon".

Kepala Desa Setempat, Janri Simanjuntak mengatakan terdapat 19 kepala kuarga (KK) yang menjadi bulan-bulanan bencana khusus di Dusun I. Rumah-rumah mereka tidak jauh dari lokasi banjir yang merusak tanaman.

Benteng penahan sawah terus-menerus digerus banjir. Tiap menit, sawah yang masih tersisa digempur air berwarna keruh itu. Kata Janri, orang nomor satu di desa iru banjir ini merupakan banjir kiriman dari Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara.

Badan perladangan perlahan mengalami abrasi dikikis sungai "Binanga Bolon" yang bermuara langsung ke Danau Toba. Arah air pun semakin jelas menyasar pemukiman warga. Padahal, sebelumnya air mengalir lebih jauh dari pemukiman dan kini membentuk lingkaran sambil menghantam dinding-dinding perladangan.

Janri yang mengenakan baju putih bertuliskan oesona Indonesia itu berujar, banjir selalu terjadi pada saat musim hujan. Berbeda dengan banjir sebelumnya, kali ini banjir kiriman ini mengakibatkan warga merugi ratusan juta. Apalagi, bertanam sawah merupakan mata pencaharian utama warga Meat.

meat bajir

"Tanaman padi yang rusak kurang lebih sudah dua hektar. Otomatis warga merugi. Dari tanaman padi saja, lahan seluas dua hektar bisa menghasilkan 1000 Kaleng padu dikali Rp 50 Ribu per kaleng dan sedikitmya Rp 50 Juta merugi. Belum lagi irigasi yang rusak mencapai 20 meter. Irigasi sekitar 20 Meter rusak," keluhnya.

Sayangnya, inisiatif Janri untuk menyelamatkan desanya tidak sesuai yang diangan-angankannya. Dana desa untuk mamperbaiki persoalan yang menimpa tidak bisa dialihakan kegunaanya.

Mirisnya lagi, beberapa kali telah aspirasi mereka juga tak sampai kepada pemerintah. Tujuh anggota dewan dari Dapil tersebut juga pernah berjanji akan menormalisasi sunga di di daerah itu, namun hingga terjadi banjir mereka tak kunjung datang.

"Legislatif dari ini seperti Toni Simanjuntak, Sahala Tampubolon dan yang lain pernag saya dampingi reses di sinj pada Februari 2017 lalu. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,"terangnya.

Ta hanya itu, ia juha mengakubtelah melaporkan hal ini ke PSDA Barumun Asahan, pada April 2017 lalu. Aspirasinya tak terjawab. Sama seperti haraoannya kepada janji legislatif tak kesampaian.

Da berharap, Pemerintah khususnya Pemkab Tobasa dapat hadir membantu warga dalam menanggulangi bencana. Bila tidak segera ditangani, diprediksi terkhusus warha dusun I desa itu akan berakhir pada banjir yang menghanhutkannya ke Danau Toba.

Dikutip dari Tribun Medan
Tags