Makin Hits, Ini Tiga Destinasi Pantai Pasir di Pinggiran Danau Toba
Pantai dengan Taman Bunga Kenikir ini disebut Pantai Hoda, berada di Desa Simanindo, Samosir, Sumatera Utara layak menjadi destinasi bagi anda yang mengunjungi Samosir dan ingin mengeksplore objek wisata baru yang tidak kalah menawan dan dapat melihat view terbaik Danau Toba.
Keunggulan Pantai Hoda terletak pada pemandangan bunga bewarna cerah kuning dan orange serta bebatuan yang kerap kali juga dihinggapi burung bangau. Pantai Hoda dibuat sedemikan unik, ada ratusan bunga cosmos atau kenikir yang menghiasi area pinggiran Danau Toba yang berpasir putih tersebut.
Bunga dengan warna cerah kuning serta orange tersebut membuat kesan ceria dan menarik perhatian pengunjung, khususnya untuk piknik keluarga, menikmati view sunset romantis bersama pasangan atau untuk sesi foto pra wedding.
Bagi anda yang ingin menyusuri danau menggunakan sampan bebek atau kapal boat juga bisa. Ada sewa kapal boat dan sampan bebek yang akan membawa wisatawan berkeliling sekitar danau.
Atau bermain air dan berenang sekitar area pinggir pantai yang dangkal . kawasan Pantai Hudo tidak terlalu dalam di kawasan pinggirnya. Sehingga wisatawan bisa bermain air, baik berenang atau menggunakan ban.
Di sepanjang pinggir pantai, juga ada pondok untuk wisatawan bersantai makan makanan bekal yang dibawa dari rumah atau memesan makanan di kantin Pantai Hoda.
Kawasan Parbaba mungkin memiliki deretan pantai pasir yang sama, tapi tidak dengan pengeleloannya. Pantai Hoda memiliki daya tarik pada bunga yang ditanami di sepanjang area pasir. Jika sedang mekar-mekarnya, warna orange dari bunga akan membuat pemandangan sekitar pantai cerah dan indahnya bukan main.
Wisatawan juga tidak dipungut banyak pembayaran. Hanya membayar uang sewa pondok jika ingin makan makanan bekal yang di bawa dari luar atau menggunakan pondok dengan gratis jika memesan makanan dan minuman dari kantin.
Sewa pondoknya pun murah hanya Rp 20 ribu, sewa sampan bebek Rp 10 ribu dan kapal boat tergantung tujuan. Sedangkan retribusi uang masuk dan parkir gratis.
Untuk menuju lokasi tersebut sedikitnya ada tiga jalur. Jalur pertama dari Medan, bisa melakukan perjalanan melintasi Berastagi di daerah Karo, memasuki Simalungun perbatasan Karo-Simalungun–Dolok-Pangururan menggunakan bus Sampri di terminal Simpang Pos dengan ongkos Rp 75 ribu sampai Pangururan dan menyambung angkutan umum jurusan Parbaba dengan ongkos Rp 15 ribu.
Jalur kedua adalah dari Medan melalui Pematangsiantar-Sidamanik-Tigaras bus jurusan Siantar dengan ongkos Rp 55 ribu. Melalui jalur ini, wisatawan menyeberang dari Tigaras ke Simanindo (Samosir) dengan ongkos Rp 8 ribu. Atau menggunakan bus jurusan Medan-Parapat di terminal Amplas dengan ongkos Rp 55 ribu dan menyeberang ke Tomok dengan kapal feri, kemudian menyambung kembali dengan angkutan umum jurusan Parbaba dengan biaya Rp 10 ribu.
Keindahan Pasir Putih dan Pohon Sukkean
Pohon Sukkean dengan akar menjuntai menjadi primadona di Pantai Situngkir di Desa Situngkir, Pangururan, Samosir, Sumatera Utara,yang berara di pinggir Danau Toba.
Pemandangan pohon beringin dengan akar menjulang juga menjadi pemandangan yang menarik.
Pantai yang baru dibuka oleh Pemerintah Kabupaten Samosir kini menjadi tempat favorit baru dan menawarkan penginapan nyaman di pinggir pantai.
Areal pantai Situngkir juga sudah dilengkapi dengan Jogging Track serta balon balon pembatas pantai dan banana boat, spead boat dan kapal keliling.
Potensi pantainya yang diselimuti pantai pasir putih sepanjang 876 meter akan menjadi objek wisata yang bisa membanggakan Kabupaten Samosir.
Pantai Situngkir terletak di kecamatan Pangururan, kabupaten Samosir. Untuk mencapai lokasi ini Anda bisa memilih satu dari 3 rute yang tersedia. Rute pertama adalah Medan-Berastagi-Kabanjahe. Dari Tigaras Anda bisa menumpang fery atau kapal penumpang menuju ke Simanindo dan dilanjutkan ke Parbaba. Alternatif kedua bisa dicapai melalui Medan – Siantar. Dari parapat Anda bisa menyebrang ke Tomok Parbaba. Sedangkan yang terakhir, Anda bisa menempuh Medan – Berastagi – Kabanjahe – Sidikalang – Tele – Parbaba.
Pantai Sibolazi dengan Daya Tarik Legenda Asal Mula Tercipta
Ada juga Pantai Sibolazi yang hanya sekitar 1,5 kilometer dari dermaga penyeberangan Simanindo-Tiga Ras, atau 3 km dari Pantai Situngkir sehingga memudahkan bagi siapapun untuk datang menikmati pantai ini.
Pantai yang terletak di pinggir jalan raya Kota Pangururan menuju Simanindo ini hanya membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit untuk tiba di tempat ini dari pusat Kota Pangururan dan 5 menit menuju dermaga, cukup memudahkan wisatawan yang ingin berwisata tapi tidak membawa kendaraan saat menyeberang dari dermaga Simanindo.
Pantai Sibolazi memiliki kekayaan pantai pasir putih dan hamparan batu besar yang menjadi satu dintara icon wisata unggulan Kabupaten Samosir.
Namun, panorama hamparan batu di pinggiran pantai tersebut tidak sembarang batu, melainkan memiliki legenda tersendiri yang diyakini penduduk.
Nama batu itu adalah Batu Siauga. Batu ini persis berdiri di pinggir Pantai Sibolazi.
Sada Sagala, penduduk, saat diajak bercerita oleh menceritakan asal muasal terjadinya Batu Siauga.
Menurutnya, ada cerita jika batu tersebut merupakan jelmaan sepasang kekasih yang tidak direstui hubungannya.
Orangtua mereka tidak menyetujui jadi mereka kabur ke pinggir pantai tersebut dan berdoa agar dipersatukan oleh sang Kuasa atau mereka akan mati bersama. Dan setelah mereka selesai berdoa, tiba-tiba langit terbuka dan petir menggelegar. Saat warga kampung mencari mereka, tiba sepasang kekasih tersebut berubah menjadi batu besar, serta kerbau dan alat bajak yang mereka bawa saat kabur menjadi beberapa bongkahan batu," ujarnya.
Karena cerita itu, hingga saat ini apabila ada yang membiarkan anaknya kawin lari dan melewati lokasi Pantai Sibolazi, maka keluarganya tidak akan akur.