Djarot, Warga Menantimu Menjadi Gubernur di Sumatera Utara
Perebutan kursi Gubernur Sumatera Utara diprediksi akan sengit seperti DKI. Jakarta beberapa bulan silam.
Provinsi Sumut yang dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia merupakan salah satu Provinsi yang memiliki prestasi menelurkan banyak tokoh-tokoh koruptor penghisap darah rakyat. Agar tidak dikatakan fitnah buktinya saja sudah 2 kali secara berturut-turut Gubernur Sumut harus mengendap di hotel Prodeo karena tindakan amoral dan tindak pidana merampok uang rakyat.
Kedua Gubernur yang berturut-turut dicyduk oleh Pihak Berwajib adalah Samsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho. Paling menarik yang penulis ketahui dari kedua tokoh yang telah terbukti melakukan korupsi ini adalah sama-sama didukung oleh PKS. Partai yang sempat tidak mengakui Fahri sebagai kadernya, pada beberapa tahun silam Presiden Partai PKS juga dicyduk dan dipenjarakan karena kasus korupsi sapi. Tidak hanya itu sahabat, terakhir yang paling viral adalah kader PKS memakai istilah berbahasa Arab sebagai kode-kode untuk melakukan tindakan perampokan uang rakyat.
Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat Sumatera Utara sudah banyak yang kehilangan kepercayaan terhadap Pemimpinnya. Masyarakat sudah kadung kecewa tingkat tinggi melihat korupsi masih meradang, para pejabat yang digaji dengan uang rakyat tidak pernah sadar akan tindakannya yang sangat merugikan. Tingginya indikasi korupsi mengakibatkan masih banyak infrastruktur terkhusus jalan-jalan Provinsi yang bagaikan kubangan kerbau dan layak dialih fungsikan menjadi kolam ikan lele.
Jika sahabat pembaca mau bukti silahkan berkunjung sekalian wisata di akhir tahun ini. Pilihlah jalur jalan pinggiran danau toba dapat dipastikan anda akan menikmati perjalanan disuguhi dengan nuansa offroad. Ngapain ke pulau Borneo membelah hutan belantara hanya untuk menikmati olahraga ekstrim tersebut. Provinsi Sumut menyediakan fasilitas dengan biaya yang terjangkau tidak membuat kantong anda koyak-koyak. Ha ha ha
Itulah Sumut bung, istilah “Semua Urusan Memakai Uang Tunai" masih relevan dan ngetrend di Provinsi ini, Sampai detik ini masyarakat umum yang tidak punya pengaruh masih merasakan langsung setiap ada urusan harus mengeluarkan dana agar prosesnya dapat dipercepat. Paling mirisnya lagi untuk anak-anak masuk sekolah favorit saja masih ada ditemukan permainan sogok-menyogok.
Selain masalah diatas, proses hukum korupsi berjamaah dana Bantuan Sosial (Bansos) masih terkatung-katung sampai saat ini. Kasus Bansos inilah yang mengantarkan mantan Gubernur Gatot kader PKS mengendap di Penjara. Berseliweran juga informasi bahwa Evi Diana br. Sitorus istri dari Gubernur Sumut diduga terindikasi terkait kasus korupsi dana Bansos tersebut.
Maka keapatisan masyarakat Melihat kondisi Sumut yang masih carut marut mendapatkan semangat baru, ketika Djarot diwacanakan akan turun gunung memperbaiki dan membangun kembali Sumut. Semangat tersebut semakin terpacu, disaat beberapa hari ini Djarot sudah melakukan survey langsung ke akar rumput untuk mengetahui seperti apa respon masyarakat Sumatera Utara. Memang daerah-daerah yang dikunjungi secara umum tidak dapat dikatakan sudah mewakili seluruh masyarakat yang sangat heterogen. Meskipun demikian penulis yang memang berdomisili di Provinsi ini melihat respon masyarakat sangat positip.
"Djarot mengakui bahwa Ahok adalah salah tokoh utama yang menyarankan dan memotifasinya untuk turun gunung memperbaiki Sumut yang sangat semrawut dan kubangan para koruptor. "Pak Ahok sampaikan, Mas kalau memang harus memilih berjuang betul untuk menerapkan apa yang sudah dibangun dan diletakkan Pak Jokowi ketika membangun Jakarta, yang diteruskan Ahok dan ditutup oleh saya, untuk menerapkan pola memerintah provinsi yang transparan, bersih, melayani yang benar-benar melibatkan warga, untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warga, beliau sarankan sangat strategis dan baik apabila membangun Sumatera Utara," jelasnya yang disambut riuh tepuk tangan kader." Sumber medan.tribunnews.com
Djarot merupakan tokoh yang telah mempunyai banyak pengalaman dan rekam jejak positip. Beliau punya pengalaman di bidang politik yang mentereng karena memimpin Blitar selama dua periode. Setelah itu, pernah menjadi anggota DPR serta Gubernur DKI Jakarta paska Ahok divonis 2 tahun oleh Pengadilan. Sepanjang karir politiknya beliau tidak pernah cacat dengan isu-isu korupsi. Dengan banyaknya terobosan baru yang telah ditorehkan sehingga tidak hanya rakyat DKI dan Blitar yang terkagum-kagum. Malah mayoritas masyarakat Indonesia bumi bulat ikut serta memberikan apresiasi.
Penulis berharap wacana Djarot akan ikut pertarungan Pilkada Sumut segera dipastikan oleh partai yang akan mengusungnya. Jangan sampai wacana yang telah dihembuskan ini hanya sampai sebatas wacana saja. Tetapi menurut pengamatan penulis, Djarot sudah semakin dekat menjadi kontestan dalam Pilkada Sumut tahun depan. Sumut Belum Paten, Sumut Belum Bagus, Sumut Belum Mantap. Kami menunggumu pak Djarot, supaya Sumut Paten, Bagus, dan Mantap dapat direalisasikan bukan hanya sebuah jargon belaka.
Djarot Semangat Baru Menuju Sumut Paten yang Seutuhnya
Begitulah Kira-Kira