Cari

Tersimpan Segudang Buku Batak, Tempat Ini Banyak Dikunjungi Peneliti Luar Negeri

Posted 17-07-2018 14:31  » Team Tobatabo
Foto Caption: Ilustrasi Buku Laklak Batak

Bagi anda yang membutuhkan referensi untuk membuat tulisan maupun karya ilmiah terkait Budaya Batak, tak usah khawatir. Sebaiknya anda bertandang ke tempat yang satu ini.

Perpustakaan Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak yang terdapat di Universitas HKBP Nomensen (UHN) dapat menjadi solusi dari masalah anda.

Kepala Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak di Universitas HKBP Nommensen (UHN), Medan Manguji Nababan menjelaskan di tempat tersebut tersimpan buku-buku tata bahasa Batak dari jaman dulu hingga zaman sekarang, yang ia tata dengan rapi.

Menurutnya, perpustakaan tersebut hanya satu-satunya di dunia, dan banyak peneliti yang singgah untuk mendapatkan sumber akurat buat penelitian.

"Ini sepertinya lembaga unik, karena, tidak dimiliki manapun, jati diri mencari identitas Batak, di sini rujukannya. Peneliti barat seperti, Uly Kocok saja pasti singgah ke UHN untuk meneliti,” kata alumni Fakultas Sastra USU, jurusan Sastra Daerah dan Prodi Bahasa dan Sastra Batak tahun 1996 ini, Senin (16/7/2018).

Di Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak UHN, kata Manguji, tugasnya melakukan pendokumentasian buku-buku Batak yang bertajuk budaya dan buku-buku kekristenan yang berhubungan dengan kebudayaan Batak.

Selain itu juga menggelar seminar, diskusi mengenai budaya batak hingga menerbitkan buku. Hingga saat ini, sudah ada 5 judul buku kebudayaan Batak yang diterbitkan.

“Kita mengumpulkan buku lama seperti, majalah terlama yakni, majalah Immanuel yang didirikan tahun 1890 ada disini. Buku yang ditulis tangan hingga menggunakan komputer, dari mulai ditulis menggunakan bahasa Batak sampai sekarang sudah bercampur ada. Dari majalah itulah, kita mendapat informasi ke Batak-an,” sebutnya.

Manguji juga menjelaskan, pengunjung tempat tersebut tidak hanya berasal dari kalangan kampus UHN saja, tapi juga dari luar kampus. Bahkan, jika dihitung justru lebih banyak dari luar kampus.

“Jangan salah, di sini justru yang lebih banyak pengunjungnya dari peneliti-peneliti luar kampus. Mereka yang memerlukan untuk riset dan disertasi. Belum lagi peneliti dari luar negeri. Pusat kajian ini satu-satunya yang memiliki dokumentasi buku-buku budaya Batak," ucapnya.

Bagi pembaca yang mencintai budaya sebagai identitas dan jati diri, silakan datang ke Perpustakaan Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak yang terdapat di Universitas HKBP Nomensen (UHN).

Dikutip dari Tribun Medan