Perkenalkan Bolu Salak Kenanga, Oleh-oleh Baru Khas Padangsidimpuan
Padangsidempuan - Berawal dari keinginan punya ikon oleh-oleh asal kampung halaman, Ali Muda Siregar akhirnya menggagas Bolu Salak Kenanga.
Sesuai namanya, Bolu Salak Kenanga terbuat dari bahan dasar salak. Salak sendiri merupakan ikon Kota Padangsidimpuan, kampung halaman Ali.
"Ide awalnya dari owner sendiri, Bapak Ali Muda Siregar. Beliau kan sering pulang pergi dari Padangsidimpuan ke Jakarta, jadi muncul lah ide untuk menciptakan oleh-oleh asal Padangsidimpuan sendiri," ujar karyawan Bolu Salak Kenanga, Aimi Harahap, saat berbincang, Minggu (16/9/2018).
Menurut Aimi, nama Bolu Salak dipilih karena bahan dasar bolu tersebut terbuat dari buah salak, ikon Kota Padangsidimpuan. Sedangkan Kenanga diambil dari nama jalan tempat toko berada. Toko ini berada di Jalan Kenanga Nomor 44, Padangsidimpuan.
Toko Bolu Salak Kenanga sendiri terbilang baru. Toko ini resmi dibuka pada Desember 2017 lalu.
Sejak saat itu, nama Bolu Salak Kenanga langsung melejit. Hal ini terlihat dari antusias pelanggan yang terbilang tinggi. Saat ini, omzet toko bahkan mencapai lebih dari Rp 150 juta per bulan.
Keberhasilan toko ini pun menjadi lapangan pekerjaan bagi 12 orang karyawan.
"Luar biasa antusiasnya. Kami bahkan pernah kewalahan, kadang kosong karena saking banyaknya pesanan," kata Aimi.
Dara manis ini menceritakan, pelanggan Bolu Salak Kenanga bukan hanya warga lokal. Mulai dari pelanggan nusantara hingga mancanegara pernah mencicipi kuliner khas Padangsidimpuan ini. Mulai dari luar Sumatra hingga yang berasal dari Belanda dan Amerika.
"Saat ini Bolu Salak Kenanga sudah seperti ikon kuliner Kota Padangsidimpuan. Saat ini kami sedang dalam proses penerbitan sertifikat halal dari MUI," kata Aimi.
Tekstur Bolu Salak Kenanga sebenarnya hampir sama dengan bolu pada umumnya. Yang membuat spesial, bolu ini merupakan olahan dari buah salak.
Terdapat dua pilihan porsi yang ditawarkan Toko Bolu Salak Kenanga. Meski terkesan eksklusif, kuliner ini dijual dengan harga yang relatif terjangkau.
Untuk porsi kecil jenis original dijual seharga Rp 40 ribu. Sedangkan porsi besar dijual seharga Rp 65 ribu.
"Untuk pilihannya ada yang tambahannya keju, coklat, kacang, strawberry," ujar Aimi.
Aimi menambahkan, Bolu Salak Kenanga mempertahankan cita rasa asli dari buah salak. Yakni campuran rasa manis dan asam.
Bolu ini dapat bertahan sampai tiga hari di suhu normal. Sedangkan bila disimpang di lemari pendingin, Bolu Salak Kenanga dapat bertahan hingga seminggu.
"Kami coba tetap mempertahankan ciita rasa salak pada bolu ini. Jadi ada rasa manisnya, ada asamnya. Ya rasa salak," ujar Aimi.
Aimi mengatakan, buah salak yang digunakan sebagai bahan dasar bolu berasal langsung dari para petani salak mitra toko ini. Hal ini dilakukan pihak toko untuk membantu para petani salak di wilayah Tapanuli Bagian Selatan.
Selain Bolu Salak, toko ini juga menjual kuliner lainnya yang berbahan dasar salak. Seperti kopi salak, ice cream salak, dodol salak, kurma salak, agar-agar salak dan sirup salak.
Di samping itu, toko Buku Salak Kenanga juga memasarkan produksi mitra UMKM. Di antaranya keripik kampung, batik dan kain tenun.
"Kita buka setiap hari termasuk hari libur. Kita buka mulai jam 08.00 WIB dan tutup 21.00 WIB," kata Aimi.
Seorang pelanggan perempuan yang kebetulan sedang berkunjung ke toko, mengaku baru kali ini membeli Bolu Salak Kenanga. Ia mendapat informasi tentang bolu ini melalui media sosial.
Warga asal Padangsidimpuan yang menetap di Medan ini mengaku penasaran dengan cita rasa bolu tersebut.
"Untuk oleh-oleh ke Medan. Penasaran saja karena belum pernah merasai bolu ini," katanya mengakhiri.