Fakta Dibalik Umpatan Melecehkan Sijagiring, Seseorang Yang Bekerja Dengan Tugas Mulia
Sijagiring atau Sijaga giring-giring pada awalnya adalah sebutan untuk petugas gereja yang berfungsi memalu lonceng gereja.
Umumnya, di daerah Batak lonceng gereja dipalu setiap hari pukul 6 pagi dan 6 sore, selain itu mereka juga bertugas dan bertanggung jawab membunyikan lonceng saat ibadah gereja dan tatakala ada kejadian urgent atau darurat mis:kebakaran, sebagai tanda peringatan untuk warga di sekitar gereja.
Jaman sekarang, Sijagiring sudah berubah makna menjadi sebutan yang bermakna konotasi negatif. Biasanya disematkan untuk orang-orang yang dianggap kerap membuat masalah dan luntang-lantung tanpa jelas tujuan hidupnya.
Pergeseran makna yang sungguh dratis. Dari pelayan umat yang memiliki tugas penting dan mulia menjadi umpatan kemarahan dan kekesalan terhadap seseorang, tragis.
Tambahan, tak jarang Sijagiring juga merangkap sebagai petugas penjaga keamanan dan kebersihan gereja.
Jikala Sijagiring berhalangan maka pemimpin gereja mis:pendeta dan porhangir, biasanya akan menggantikan tugas Sijagiring membunyikan lonceng gereja.
Menurut anda, kira-kira apa alasan dan sebab musabab pergeseran makna Sijagiring ini? Mungkin akibat kerjaan yang memiliki tanggung jawab besar tapi upah minim, bisa saja.***
Oleh Ondo Alfry SimanjuntakPenulis, Editor dan Pecinta Budaya Batak