Cari

Viral, Tortor Kreasi Natal Ama-Ama Berperan Sebagai Wanita Ramai Dikomentari

Posted 20-12-2018 14:54  » Team Tobatabo
Foto Caption: Tortor kreasi ama-ama di natal gereja

MEDAN - Tarian tradisional Batak, Tortor, yang ditampilkan usai ibadah Natal menuai kontroversi. Video ini viral setelah diunggah akun facebook Ando TambunanLumbanpea.

Hingga Kamis (20/12/2018) pukul 11.22 WIB video sudah dibagikan 1.377 kali dan menuai ratusan komentar.

Kontroversi video ini disebabkan karena Tortor dipertunjukkan tidak dengan semestinya.

Peran yang seharusnya dilakukan Boru (perempuan) malah diperankan oleh para laki-laki yang berpakaian seolah-olah perempuan.

Para pria tersebut melilitkan Ulos di bagaian dada dan menggunakan sortali yang merupakan atribut perempuan.

"Inilah keunikan orang batak merayakan NATAL...
Setelah acara ibadah selesai,maka dilanjutkan dengan acara hiburan TARI-TARIAN ala tortor berpasangan tapi pemerannya bapak2 semua.
Hahahhahahahahahahahahahhahahahahaha (sappe mapeut suttilhu mekkel)," tulis akun Ando TambunanLumbanpea

Walau ada beberapa pihak yang mengkritik hal tersebut, namun ada juga yang terhibur dengan video itu.

Mereka tak mempertimbangkan makna Tortor sebagai bentuk dari Adat.

Dari video di atas tampak banyak orang bergembira dengan penampilan ini, dan tamu-tamu yang hadir pun memberikan saweran.

Redaksi lantas mencoba menghubungi akun pengunggah video tersebut, namun hingga berita ini diturunkan belum ada balasan dari pemilik akun.

Belum diketahui di mana dan kapan peristiwa ini terjadi.

Apa itu Tortor?

Dilansir dari wikipedia, Tortor adalah tarian seremonial yang disajikan dengan musik gondang.

Secara fisik tortor merupakan tarian, namun makna yang lebih dari gerakan-gerakannya menunjukkan tortor adalah sebuah media komunikasi, di mana melalui gerakan yang disajikan terjadi interaksi antara partisipan upacara.

Setiap penari tortor harus memakai ulos dan mempergunakan alat musik/gondang (Uninguningan).

Ada banyak pantangan yang tidak diperbolehkan saat manortor, seperti tangan si penari tidak boleh melewati batas setinggi bahu ke atas, bila itu dilakukan berarti si penari sudah siap menantang siapa pun dalam bidang ilmu perdukunan, atau adu pencak silat (moncak), atau adu tenaga batin dan lain-lain.

Tari tortor digunakan sebagai sarana penyampaian batin baik kepada roh-roh leluhur dan maupun kepada orang yang dihormati (tamu-tamu) dan disampaikan dalam bentuk tarian menunjukkan rasa hormat.

Tarian tradisional ini masih terus dilaksanakan oleh orang bersuku Batak dalam berbagai acara, di antaranya acara pernikahan, syukur atas hasil panen, acara duka dan lainnya.

Dikutip dari Tribun Medan