Sindir Medan Kota Terkotor, Papan Bunga Misterius Dipajang di Balai Kota
MEDAN - Papan bunga misterius dipampang di depan Kantor Wali Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Rabu (23/1/2019).
Isinya tampak menyentil Pemko Medan yang mendapat nilai terendah kategori kota metropolitan dalam penganugerahan Adipura 2018 oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan(KLHK).
Papan bunga itu bertulisan, "Selamat Sukses Kepada Walikota Medan Atas Penghargaan Kota Terjorok Bagi Kota Medan Tahun 2019. Semoga Bapak Sehat Selalu. #Sayangi Medan."
Tak lama setelah papan bunga itu berdiri tepat di depan Pemko Medan, foto papan bunga itu tersebar di grup media sosial.
Namun belakangan papan bunga itu sudah tidak lagi terpajang di depan Pemko Medan.
Menurut salah seorang petugas Satpol PP yang bertugas di Balai Kota, papan bunga sudah tidak ada lagi sejak pukul 10.00 WIB.
"Sekitar pukul 10.00 WIB, pagi tadi di angkat naik mobil pick-up," kata petugas Satpol PP di pos penjagaan.
Namun petugas Satpol PP itu tidak mengetahui siapa yang mengangkat papan bunga. Apakah Pemko Medan atau si pemasang papan bunga itu.
Sementara itu, Kabag Humas Pemko Medan Ridho Nasution yang dikonfirmasi mengaku belum mengetahui ihwal kiriman papan bunga tersebut.
Ia menolak jika julukan terkotor itu disematkan kepada Kota Medan.
"Saya sendiri belum melihat. Tapi Medan adalah Rumah Kita bersama," kata Ridho.
"KLHK juga sudah menyebutkan Medan bukan terkotor. Tapi nilainya rendah," sambungnya.
Ridho menjelaskan jika Medan ada sampah yang menumpuk di beberapa titik, itu akibat dari masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
Padahal yang akan merasakan dampaknya adalah masyarakat.
Disindir Tjahjo Kumolo
Ternyata selain papan bunga, Mendagri Tjahjo Kumolo juga sempat menyindir soal sampah yang ada di Medan.
Sindiran itu disampaikannya saat membuka Musrenbang Sumut di Kota Medan.
"Masalah Medan saja belum juga beres. Itu baru sampah. Bagaimana mau menata kota metropolitannya," kata Mendagri Selasa (22/1/2019) kemarin
"Masalah (Papan) reklame juga. Masih ribet juga di Medan ini," tambahnya.
Terpisah, Aliansi Sayangi Medan, M Yusuf Hanafi mengaku sebagai pengirim papan bunga.
Sindiran tersebut disampaikan karena mereka sangat miris dengan kondisi Kota Medan belakangan ini.
"Kami sangat mengapresiasi predikat tersebut bisa diraih oleh Wali Kota Medan Dzulmi Eldin. Meskipun apresiasi ini merupakan kritikan untuk beliau," kata Yusuf.
Selama ini, sambung Yusuf, Wali Kota Medan terkesan tidak pernah menerima masukan ataupun mendengarkan keluhan dari masyarakat Kota Medan.
Hal ini terlihat dari tidak adanya gebrakan-gebrakan yang dilakukan oleh Eldin sejak dia menjabat sebagai Wali Kota Medan.
"Dia itu sepertinya sangat keras kepala dan kita bisa lihat tidak ada gebrakan di Kota Medan sejak dia memimpin," pungkas Yusuf.
Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dan Wakil Wali Kota Akhyar Nasution meninjau TPA Terjun di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan beberapa waktu lalu. Keberadaan TPA sangat menentukan dalam upaya mewujudkan Kota Medan bersih sampah. (Tribun Medan/Liska Rahayu)
Hasil nilai terendah
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengumumkan 10 kota terkotor dalam penilaian Adipura 2018.
Kota-kota ini memiliki capaian nilai terendah di antara ratusan kabupaten/ kota, di antaranya terkait pengelolaan tempat pemrosesan akhir atau TPA dan kebersihan fisik.
Pengumuman kota terkotor ini atas instruksi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin (14/1/2019), saat memberikan sambutan dalam pemberian penghargaan Adipura di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.
“Tadi saya diperlihatkan daftar (kota) yang paling tidak bersih. Saya minta itu diumumkan saja. Indonesia itu kadang-kadang baru kerja keras kalau ada rasa malu. Kalau tidak ada rasa malu kadang membiarkan saja, menyerahkan pada orang lain,” kata Kalla.