Masuk Dalam 21 Orang Terkaya Indonesia, Donald Sihombing Pengusaha Rumah Subsidi DP 0 Rupiah
Forbes kembali mengumumkan daftar orang terkaya di dunia atau Forbes World's Billionaires 2019.
Daftar itu mencatat bahwa jumlah miliuner dan asetnya kembali menyusut untuk tahun kedua dalam satu dekade terakhir. Ini menunjukkan bahwa bahkan orang-orang terkaya di dunia tidak kebal terhadap tekanan ekonomi dan melemahnya pasar saham, tulis Forbes dan dilansir, Rabu (6/3/2019).
Berdasarkan penghitungan terakhir Forbes, terdapat 2.153 miliuner di dunia atau turun 55 dibandingkan tahun lalu. Dari jumlah tersebut, 994 orang mencatatkan penurunan jumlah aset dibandingkan tahun lalu.
Seperti diberitakan oleh cnbcindonesia.com, sebanyak 21 orang taipan asal Indonesia masuk dalam jajaran orang terkaya versi Forbes di 2019, seperti dilansir CNBC Indonesia melalui situs resmi Forbes, Rabu (6/3/2019).
Hartono bersaudara masih menjadi 'crazy rich' nomor 1 di Indonesia, dengan total kekayaan US$37,1 miliar atau setara Rp 519,4 triliun (kurs Rp 14.000/US$).
Kekayaan Budi Hartono mencapai US$18,6 miliar, sementara saudara kandungnya Michael Hartono mencapai US$$18,5 miliar. Keduanya menempati peringkat 54 dan 56 dalam daftar orang terkaya versi Forbes.
Posisi selanjutnya, ditempati oleh Sri Prakash Lohia.
Pendiri Indorama Corporation, perusahaan petrokimia dan tektsil, itu memiliki kekayaan mencapai US$7,3 miliar.
Berikut daftar 20 orang terkaya di Indonesia:
1. Budi Hartono: 18,6 miliar dollar AS setara Rp 263,8 triliun
2. Michael Hartono: 18,6 miliar dollar AS setara Rp 260,4 triliun
3. Sri Prakash Lohia: 7,3 miliar dollar AS atau setara Rp 102,2 triliun
4. Dato Sri Tahir: 4,5 miliar dollar AS setara Rp 63 triliun
5. Chairul Tanjung: 3,7 miliar dollar AS setara Rp 51,8 triliun
6. Prajogo Pangestu: 3,5 miliar dollar AS setara Rp 49 triliun
7. Low Tuck Kwong: 2,4 miliar dollar AS setara Rp 33,6 triliun
8. Mochtar Riady: 2,3 miliar dollar AS setara Rp 32,2 triliun
9. Theodore Rachmat: 1,7 miliar dollar AS setara Rp 23,8 triliun
10. Martua Sitorus: 1,7 miliar dollar AS setara Rp 23,8 triliun
11. Peter Sondakh: 1,7 miliar dollar AS setara Rp 23,8 triliun
12. Alexander Tedja: 1,6 miliar dollar AS setara Rp 22,4 triliun
13. Murdaya Poo: 1,4 miliar dollar AS setara Rp 19,6 triliun
14. Donald Sihombing: 1,4 miliar dollar AS setara Rp 19,6 triliun
15. Eddy K. Sariatmadja: 1,3 miliar dollar AS setara Rp 18,2 triliun
16. Djoko Susanto: 1,3 miliar dollar AS setara Rp 18,2 triliun
17. Sukanto Tanoto: 1,3 miliar dollar AS setara Rp 18,2 triliun
18. Keluarga Ciputra: 1,1 miliar dollar AS setara Rp 15,4 triliun
19. Harjo Susanto: 1,1 miliar dollar AS setara Rp 15,4 triliun
20. Hary Tanoesoedibjo: 1,1 miliar dollar AS setara Rp 15,4 triliun
Yang cukup mengejutkan dari daftar orang terkaya ini adalah masuknya nama Donald Sihombing dalam daftar 21 orang terkaya di Indonesia.
Forbes memperkirakan kekayaan Donald mencapai US$ 1,4 miliar atau Rp19,6 triliun. Donald merupakan pemegang saham terbesar PT Total Bangun Persada Tbk (TOPS).
PT Total Bangun Persada merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi.
Perusahaan ini telah mengerjakan proyek seperti Taman Anggrek, perluasan Plaza Indonesia hingga proyek di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab yaitu City of Light All-Reem.
Totalindo adalah kontraktor proyek rumah DP Rp 0 Klapa Village, di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Rumah DP Rp 0 di Pondok Kelapa adalah proyek Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang juga menjadi program Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat kampanye Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Totalindo akan membangun Klapa Village dengan konsep vertikal alias rumah susun.
Donald Sihombing mendirikan PT. Totalindo Eka Persada pada tahun 1995 dan masih terus berdiri dan bekerja hingga saat ini.
Donald Sihombing lahir dan tumbuh di Medan, 23 Juli 1956.
Sebelum mendirikan perusahaan dan menjadi direktur utama, ia hanyalah seorang karyawan.
Ia pernah menjadi karyawan di PT. Total dan konon bekerja hingga 20 jam sehari.
Namun akhirnya ia mendapatkan hal yang tidak diinginkan oleh seluruh karyawan, yaitu terkena Pemutusan Hubungan Kerja atau dipecat.
Setelah itu, ia mendapatkan panggilan mengerjakan Tower Taman Anggrek pada tahun 1995. Pada saat itulah ia memulai karir menjadi pengusaha.
Ia kemudian mendirikan PT Totalindo Eka Persada Tbk. pada 31 Oktober 1996, atau setahun setelah mendapat proyek pembangunan konstruksi Mal Taman Anggrek (MTA) yang dimiliki oleh Grup Mulia.
Dikutip dari SWA, relasi antara Donald dan Djoko terjalin semasa Donald berkarier di Total. Ia bekerja di perusahaan konstruksi itu tahun 1990-95. Nah, selama bekerja di Total, ia pernah menangani sejumlah proyek pembangunan properti milik Grup Mulia, di antaranya Wisma GKBI di Jakarta dan Menara BRI di Surabaya, Jawa Timur.
Donald tidak memiliki trah pengusaha atau mewarisi bisnis keluarga. Ayahnya berprofesi sebagai pegawai negeri sipil dan ibunya adalah wanita rumah tangga. Ketika berusia sembilan tahun, ia hijrah di Jakarta. Ia bersekolah di SD-SMA di Ibu Kota.
Selulus SMA, ia kuliah di Jurusan Ilmu Politik Columbia University, AS. Kuliahnya ini berhenti di tengah jalan karena ia pindah haluan ke Ilmu Teknik Sipil di University of Akron Ohio, AS. Gelar sarjana digenggamnya pada 1984. Ia merintis karier di berbagai perusahaan, yakni Shimizu Contractors (1985-86), Balfour Beatty Sakti (1986-90), dan Total (1990-95).
Saat ini, Donald mengatakan, Totalindo berada di jajaran elite perusahaan konstruksi swasta yang mampu menyelesaikan proyek konstruksi yang nilai proyeknya triliunan rupiah.
”Bisnis Totalindo berkembang karena owner properti sudah mengenal reputasi kami sehingga mereka sering repeat order (kontrak ulang). Kami dipercaya dan hasilnya memuaskan owner properti,” kata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan di Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) ini.
Saat merayakan ulangtahunnya di kampung halaman di Lintong Ni Huta, Donald bercerita tentang rahasia suksesnya.
"Pak Donald, bagaimana caranya agar sukses seperti bapak? Saya menjawab, semua dapat sukses apabila ada kemauan bekerja keras dan tekun berdoa kepada Tuhan."
"Saya bekerja dengan waktu 20 jam sehari. Dari 20 jam, saya meluangkan waktu berdoa kepada Tuhan dengan waktu 8 jam satu hari, pagi, siang sore dan malam saya bagi waktu berdoa dalam waktu 8 jam, dan bahkan saya belum dapat menandai ayat Alkitab apabila belum dapat saya pahami dan hayati apa isi ayat yang tertulis," bebernya seperti diberitakan oleh pelitabatak.com.
"Jadi rahasia kesuksesan saya juga adalah sifat saling berbagi, tidak ada hari saya kalau tidak membantu orang susah tiap harinya."
"Sebab sifat saya saling berbagi,sebab masa kesusahan telah saya jalani,dan semua itu kembali pada kepercayaan pada diri kita terutama kepada Tuhan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena dia akan mendapat kemurahan dari Tuhan."
"Itulah kata Tuhan yang saya jalankan, sebab apabila ada seseorang menyampaikan beban pikirannya kepada saya, dan itu sudah saya anggap menjadi beban saya, dan itulah prinsip hidup saya melalui kata Tuhan," ujarnya.
Baca juga Kekayaan Donald Sihombing, Pengusaha Asal Humbahas Ini Kalahkan Hary Tanoe dan Ciputra