Baru Dipanggil Polisi Soal Cuitan Tikus Got, Kini Ferdinand Hutahaean Diduga Menghina Ulama
Indonesia Perjuangan (PDI-P) mengaku tersinggung dengan pernyataan tersebut.
Atas dasar itulah, Jack melaporkan Ferdinand dengan dugaan pelanggaran pidana seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) serta Pasal 27 ayat 3, Pasal 310, dan Pasal 311 KUHP.
Belum usai kasus cuitan tikus got tersebut, kini Ferdinand kembali dipusingkan dengan cuitannya sendiri yaitu ketika dirinya menyidir Program Tol Langit, Jokowi-JK
"Infrastruktur langit utk orang tua menunju akhirat," tulis Ferdinand seperti yang dikutip dari akunnya pada pukul 21.07 WIB, Minggu (17/3/2019). Namun, cuitannya itu akhirnya dihapus.
Cuitan tersebut dia unggah setelah Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Ma'ruf Amin memuji pembangunan infrastruktur oleh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla saat debat cawapres.
Cuitan Ferdinand itu pun menimbulkan reaksi beragam dari publik. Sejumlah warganet mengkritik ucapan Ferdinand tersebut. Bahkan ada yang menilai Ferdinand menghina Ma'aruf Amin.
"Maklumlah gaes... lahirnya aja gak pake di azanin dan dirumah /sekolahnya gak diajarin budi pekerti atau pelajaran moral..," tulis akun Laxxono ™ melalui akun @bdl_77.
Ferdinand Hutahaean pun membantah anggapan dirinya telah menghina calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin terkait infrastruktur langit melalui akun Twitternya @Ferdinand_Haean.
Namun, ia meminta maaf jika kicauannya itu dianggap oleh sejumlah pihak telah menghina Ma'ruf.
"Kalau merasa tweet saya itu menghina Ma'ruf Amin, saya minta maaf. Tapi tidak ada hubungannya sama sekali dengan Ma'ruf amin. Sama sekali tidak terkait," ujar Ferdinand saat dihubungi, Selasa (19/3/2019).
Istilah infrastruktur langit dilontarkan oleh Ma'ruf Amin pada saat debat ketiga pilpres, Minggu (17/3/2019).
Istilah itu digunakan Ma'ruf untuk merujuk pada proyek telekomunikasi Palapa Ring yang telah dibangun pemerintah untuk mendukung bisnis digital.
Kemudian melalui akun Twitternya @Ferdinand_Haean, Ferdinand menulis "Infrastruktur langit untuk orang tua menuju akhirat."
Ferdinand beralasan, tweet itu terinspirasi dari pernyataan Ma'ruf Amin. Namun, ia mengaku pernyataan itu ditujukan untuk dirinya sendiri.
Ferdinand mengklaim tidak memiliki niat untuk menghina Ma'ruf Amin.
Oleh sebab itu, ia berharap pihak-pihak tertentu tidak menyebarkan fitnah seolah dirinya menghina Ketua Umum non-aktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu
"Jadi kalau mereka merasa itu menghina Ma'ruf Amin, ya mohon dimaafkan. Tidak ada niat untuk itu," kata Ferdinand.
"Kalau ada yang menghubung-hubungkan justru mereka sedang memfitnah saya. Sedang menyerang saya secara pribadi di dalam politik ini," tambah dia.
Ferdinand kemudian menghapus tweet itu karena telah menimbulkan polemik.
Ia membantah penghapusan tweet itu terkait rencana sejumlah pihak yang akan melaporkannya ke polisi.
"Tweet tersebut saya hapus karena menimbulkan kontroversi, sementara orang-orang tidak mau tabayun dan tidak mau bertanya kepada saya tentang apa maksudnya. Makanya saya hapus daripada menjadi kontroversi," ujar juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu.
"Bukan karena saya takut karena dituduh menghina. Tidak sama sekali. Tapi karena menimbulkan kontroversi. Karena tidak ada juga yang bertanya kepada saya maksudnya apa," tuturnya.
Penjelasan Program Tol Langit
Setelah tol laut, kini Indonesia akan dikejutkan dengan "tol langit". Apa itu tol langit? Apakah itu jalan tol yang melintang tinggi di langit seperti dulu orang membayangkan tol laut? Tentu saja bukan.
Seperti keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Senin (4/3/2019), istilah tol langit dipakai Presiden Jokowi untuk menggambarkan sambungan bebas hambatan bagi sinyal internet di langit Indonesia, yang akan menghubungkan seluruh wilayah di bumi Nusantara.
"Yang luar biasa lagi kita sudah memiliki investasi infrastruktur yang hebat. Tidak saja tol darat, tol laut, tol udara, tetapi saya sebutnya juga tol langit. Yaitu namanya yang kami gunakan untuk digital," ujar Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin, seperti di muat Kompas.com Minggu (24/3/2019).
Selama ini, jaringan internet hanya menyambungkan sebagian wilayah di Indonesia, terutama di kota-kota yang banyak penduduknya.
Wilayah terpencil di kota-kota terluar di Indonesia yang jarang penduduk, masih "fakir sinyal" bahkan tanpa sinyal sama sekali atau blank-spot.
Operator telekomunikasi swasta enggan masuk ke sana, lantaran tidak ekonomis. Potensi pemasukkannya tidak sebanding dengan ongkos investasi yang mahal.
Nah, untuk membuka isolasi tersebut, pemerintah menggagas Palapa Ring.
Nama terakhir adalah sambungan jaringan kabel optik sepanjang lebih dari 22.000 kilometer (km), di darat maupun di dasar laut yang menghubungkan titik-titik blank-spot tersebut.
Dengan Palapa Ring, tak kurang 57 kota dan wilayah terisolir seperti Ranai di Natuna, Sangihe di ujung utara Sulawesi, Rai Juha di Laut Sabu, Alor, Wetar, Saumlaki, Tual, Timika, Nabire, dan puluhan kota lain di Indonesia Timur, tersambungkan jaringan kabel optik. (Dok. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin)
"Kita bangun Palapa Ring, ini tersambungnya backbone dengan broadband kecepatan tinggi, di Indonesia Barat kita 100 persen, di Indonesia Tengah selesai 100 persen, dan Indonesia Timur akan kita selesaikan," kata Ma'ruf Amin.
Tak kurang 57 kota dan wilayah terisolir, seperti Ranai di Natuna, Sangihe di ujung utara Sulawesi, Rai Juha di Laut Sabu, Alor, Wetar, Saumlaki, Tual, Timika, Nabire, dan puluhan kota lain di Indonesia Timur, tersambungkan jaringan kabel optik ini.
Proyek yang didanai dengan skema kerja sama pemerintah-swasta (private public partnership) ini, akan sepenuhnya rampung Juli mendatang.
Pada Agustus 2019 nanti, 74 tahun setelah Indonesia merdeka, Presiden Jokowi berencana memproklamasikan "Indonesia Merdeka Internet" menandai tersambungnya seluruh wilayah di Indonesia dalam jaringan internet jalur cepat (broad band).
Hal itu pun sekali lagi membuktikkan janji Patih Gajahmada yang ingin menyatukan Nusantara, kali ini dengan jaringan kabel optik.