Cari

Pelajar SMAN 2 Medan Dijemput Guru dari Rumahnya karena Terlambat UNBK, Ketiduran karena Alarm Mati

Posted 01-04-2019 19:02  » Team Tobatabo
Foto Caption: Pelajar SMAN 2 Medan Dijemput Guru dari Rumahnya karena Terlambat UNBK, Ketiduran karena Alarm Mati. 11 murid SMAN 2 Medan berprestasi, yang pernah tampil di kancah nasional dan internasional, berfoto bersama di Taman Literasi SMAN 2 Medan, Kamis (17/1/2019). Ke-11 murid ini (dari kiri ke kanan), yakni Annisa Ananda, Syafirah Azzahra, Rahmi Namira, Pesta Rameria br Simanjuntak, Jessica Margaretha

MEDAN - Ada kejadian unik pelaksanaan hari pertama Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) jenjang SMA/MA 2019 di Kota Medan.

Seorang siswa SMAN 2 Medan tidak berada di ruang ujian. Seharusnya, seluruh peserta ujian harus berada di ruang ujian 15 menit sebelum ujian dimulai.

Namun, siswi yang belakangan diketahui bernama Agita Adelia kelas 3 MIPA 4 SMAN 2 Medan ditemukan tidak bersama teman-temannya yang sesat itu akan segera mengikuti ujian. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 07.15 WIB.

Kejadian ini membuat para guru sekaligus pengawas ujian mendadak heboh mengetahui peserta ujian kurang satu orang.

Atas dasar kepedulian, Kepala Sekolah SMAN 2 Medan Buang Agus merasa prihatin dan kemudian memerintahkan guru agar segera mengetahui apa yang terjadi terhadap siswinya itu.

"Yang terlambat ini karena telat bangun. Manusiawi juga. Kami jemput dia dengan mendatangi ke rumahnya yang kebetulan dekat sekolah. Dia dibangunkan dan akhirnya datang bersama orangtuanya," kata Buang kepada Tribun Medan, Senin (1/4/2019).

Buang menilai, walaupun siswinya yang terlambat, tapi keterlambatannya tidak mengurangi waktu dia untuk mengerjakan soal dan masih bisa ditoleransi.

"Dia nangis dan bilang alarmnya enggak bunyi. Kami proaktiflah kan kasihan enggak ujian. Pagi itu, orangtuanya memang menunaikan Salat Subuh dan memutuskan tidur lagi. Namun, ia tidak menyadari bahwa hari ini merupakan hari pertama anaknya mengikuti UNBK," ucapnya.

"Ya, beginilah tugas dan kepedulian kami terhadap para siswa. Kami enggak ingin ada yang terlambat atau tidak mengikuti ujian. Apalagi ini merupakan hari pertama ujian," ujarnya lagi.

Kejadian serupa juga terjadi pada pelaksanaan UNBK tahun lalu. Kata Buang, seorang anak didiknya terlambat mengikuti ujian hanya gara-gara tidak ada yang membangunkan pagi hari.

"Anak Rantau Parapat kos di Delitua. Supaya jangan terlambat, indekos di dekat sekolah, tapi enggak ada yang bangunkan dia sewaktu mau ujian. Kami jemput rupanya masih tidur," katanya.

Kedua guru yang diutus menjemput siswi terlambat bangun, Bornok Silitonga dan J Pandiangan pagi tadi dibuat kelimpungan.

Siswi bernama Agita Adelia ditemukan tidak berada di lokasi ujian, sementara waktu menunjukkan 15 menit lagi akan dimulai ujian.

Berbekal informasi bahwa siswi tersebut merupakan anak dari seorang tukang gigi yang membuka praktik di kawasan Karang Rejo, Bornok Silitongan dan J Pandiangan berangkat menjemput.

"Kami dapatilah anaknya lagi tidur dan ternyata dia enggak tahu hari ini ujian. Begitu juga orangtuanya. Setelah kami bangunkan, kira-kira 30 menit sampai di sekolah dan mengikuti ujian," ujar Bornok.

Bornok yang sudah pernah menjadi kepala sekolah di swasta merasa peduli dengan apa yang dialami para siswa. Apalagi, jika harus batal mengikuti ujian hanya gara-gara terlambat bangun.

Oleh sebab itu, ia rela menjemput sekaligus membangunkan siswinya itu agar lekas bangun dan dapat mengikuti ujian.

"Jadi, agar dia tidak malu sama teman-temannya, saya bilang kalau siswi kami tadi lagi kurang sehat, makanya terlambat datang. Soalnya, begitu sampai di sekolah, dia sudah nangis," ucapnya.

Gubernur Edy Rahmayadi Janjikan Pelajar Prestasi Belajar ke Jepang

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi meninjau pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), di SMAN 1 Medan, Jalan Cik Ditiro, Kota Medan, Senin (1/4/2019).

Kegiatan ini dilakukan untuk melihat langsung bagaimana para siswa-siswi menghadapi ujian tersebut. Apakah tempat dan fasilitas yang disediakan sudah memadai.

"Standar, nah siswa kita itu kemampuannya berapa, dengan UNBK materi sama dan dilaksanakan secara serentak seluruh indonesia," ucap Edy Rahmayadi.

Peninjauan ini juga diharapakan Edy Rahmayadi untuk dapat melihat sampai mana para siswa-siswi bisa menghadapi ujian dengan mendapatkan nilai terbaik.

Setelah mengetahui banyak siswa-siswi meraih nilai terbaik, maka dirinya akan mengevaluasi ketingkat selanjutnya.

"Sehingga kita tahu nanti, kita pada peringkat berapa jumlah terbaik kelulusan di Indonesia. Untuk evaluasi siswa-siswi kita ke depan," ucapnya.

Pada kunjungannya kali ini, Edy Rahmayadi didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Arsyad Lubis, dan Kepala Ombudsman RI perwakilan Provinsi Sumatera Utara, Abyadi Siregar.

Kemudian, Edy Rahmayadi mengatakan, akan mengikuti terus bagaimana proses ujian ini terlaksana. Jika nanti banyak para siswa mendapatkan nilai terbaik, maka kemungkinan akan dievaluasi untuk diberikan fasilitas yang terbaik, baik itu jalur pendidikan seperti beasiswa dari pemerintah.

"Saya akan ikuti terus dan saya akan cermati terus, saya akan lihat hasilnya bagaimana, dan akan kita evaluasi," ucapnya.

Selanjutnya, dirinya yakin bahwa siswa-siswi di Sumatera Utara mampu bersaing untuk menghasilkan kualitas yang terbaik dari pelaksanaan UNBK ini.

"Saya yakin siswa kita memiliki kemampuan untuk bersaing dan berbuat demikian massa depan anak bangsa," ucapnya.

Salam ini yang menjadi persoalan, banyak siswa-siswi setelah lulus dari sekolah tidak tahu harus melanjutkan kejenjang pendidikan atau pekerjaan.

Edy Rahmayadi menyampaikan, akan bekerjasama sama dengan pihak luar untuk menciptakan lapangan pekerjaan kepada putra-putri terbaik di Sumut.

"Saya baru dari Jepang, dan saya berbicara dengan gubernur Jepang di Nagoya, mereka siap untuk menampung para siswa lulusan terbaik di Sumut. Dan akan terus saya tindaklanjuti," ucapnya.

Setelah itu, Edy Rahmayadi berharap UNBK di Sumut, para siswa-siswi mendapatkan kelulusan dengan nilai yang memuaskan.

Dikutip dari Tribun Medan