Protes Eksekusi Lahan, Warga Sigapiton Nekat Buka Baju Dan Baring di Tanah
SIGAPITON - Tindakan aparat untuk mengeksekusi lahan pertanian penduduk mendapat respon dan perlawanan dari penduduk Sigapiton dengan aksi 'bugil' dan berbaring di lahan pertanian yang dieksekusi pihak pemerintah (12/09/2019) .
Aksi aparat ini merupakan tindak lanjut dari keputusan pemerintah kabupaten Toba Samosir yang tetap akan melanjutkan program pembangunan memanfaatkan lahan desa Sigapiton menjadi pusat ecotourism Kaldera Danau Toba sebagai pusat camping dan perkemahan untuk para backpacker.
Dialog antara Bius Raja Paropat Sigapiton dan pemerintah kabupaten Toba Samosir yang dilaksanakan pada 15 Agustus 2018 sepertinya menemui jalan buntu. Raja Bius Sigapiton yang menuntut kejelasan tentang status tanah adat ulayat mereka yang dimasukkan sebagai hutan lindung, sepertinya tidak sepenuhnya terealisasi oleh pemerintah kabupaten Toba Samosir.
Foto Caption: Diskusi warga Sigapiton dengan Pihak Pemerintah dan BODT (15/8/2019)
Disisi yang lain pemkab kabupaten Toba Samosir juga harus turut mendukung program-program BODT yang terkesan lebih mengutamakan pengembangan dan perwujudan daerah Kaldera Danau Toba sebagai tujuan wisata internasional untuk menarik dan merealisasikan siteplan para investor dan penanam modal.
Para warga bertekat bertahan di lokasi dan tetap akan melakukan aksi protes yang jauh lebih ekstrim untuk mempertahankan tanah adat ulayat Sigapiton.
Aksi penolakan warga Sigapiton yang semakin ekstrim menjadi tugas dan 'PR' tersendiri untuk pemkab Toba Samosir dan BODT sebagai koordinator dan otorita yang mengotaki rencana-rencana besar pemerintah untuk mewujudkan Danau Toba sebagai "Monaco of Asia". (Ondo)