Fakta Batal Pernikahan di Kecamatan Sipahutar, Natalia Nainggolan Dipaksa Nikah Oleh Ibu
Pastor HKI Binton Simanjuntak menceritakan sikap Natalia Nainggolan saat menghadiri Partumpolan (upacara pertunangan) dengan Darman Limbong.
Upacara itu dihadiri oleh para pemimpin adat, jemaat, dan keluarga dari kedua belah pihak.
Pastor Binton Simanjuntak mengatakan bahwa kedua calon mempelai terlihat baik-baik saja.
Bahkan, calon pengantin perempuan, Natalia Nainggolan, terlihat santai ketika menandatangani Akta Perkawinan.
"Pada saat Martumpol, kedua belah pihak, pemimpin adat, gereja, dan jemaat ada di sana," ujar Binton Simanjuntak pada Jumat, 1 Desember 2023.
Menurut Binton Simanjuntak, semua tahapan untuk mendapatkan berkat pernikahan telah dilalui dengan baik.
"Surat Akta Kawin mereka ditandatangani dengan baik, dan mereka tersenyum tanpa ada ekspresi wajah yang menunjukkan beban saat berada di ruang konsistori," lanjut Binton Simanjuntak.
"Namun, di situlah kita merasa heran," tambah Binton.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Darman Limbong dan Natalia Nainggolan menjadi viral di media sosial setelah gagal melangsungkan pernikahan di sebuah gereja di Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada Kamis, 30 November 2023.
Pernikahan antara Darman Limbong dan Natalia Nainggolan seharusnya disahkan di hadapan pendeta.
Semua tamu undangan dan keluarga sudah berkumpul di gereja. Namun, tak disangka, di depan pendeta, Natalia Nainggolan menjawab bahwa ia tidak mencintai calon suaminya.
Keluarga dan tamu yang hadir di gereja terkejut mendengar jawaban tersebut. Pendeta pun mengulang pertanyaan yang sama sampai tiga kali.
Namun, calon mempelai wanita, Natalia Nainggolan, tetap dengan jawabannya bahwa ia tidak mencintai calon suaminya. "Tidak," jawab Natalia tiga kali kepada Pendeta.
Tiba-tiba, suasana menjadi kacau. Sebagian hadirin di gereja langsung berdiri seolah-olah tidak percaya dengan jawaban calon mempelai wanita.
Akhirnya, pendeta memutuskan untuk tidak melanjutkan pemberkatan pernikahan bagi pasangan calon tersebut.
Mengapa Natalia setuju dari awal?
Catatan mengenai proses pernikahan hingga resep adat Batak yang dibicarakan oleh kedua belah pihak:
Protestan: Dimulai dari marhori-hori dinding, marhata sinamot, martuppol (konfirmasi komitmen bersama), dan pemberkatan pernikahan di gereja.
Katolik: Dimulai dari kursus pernikahan (memperkuat keinginan kedua calon mempelai), marhori-hori dinding, marhata sinamot, pemberkatan pernikahan di gereja.
Oleh karena itu, pernikahan melibatkan proses; tidak sekadar melangsungkannya. Calon pengantin, keluarga, dan orang tua adat sudah sepakat sejak awal, mulai dari menentukan hari hingga rangkaian prosesi adat.
Kejadian viral pengantin di Kecamatan Sipahutar, Tapanuli Utara, yang membatalkan pernikahannya sudah banyak dibicarakan di media sosial. Video viral diunggah oleh akun Facebook Fitra Dame Silitonga.
Kisah pilu ini tidak hanya berhenti di gereja. Kabar beredar bahwa keluarga mempelai pria meminta pertanggungjawaban kepada keluarga Natalia Nainggolan. Pasalnya, keluarga Darman Limbong sudah menyerahkan mahar dan melakukan semua persiapan untuk acara adat Batak, tamu dari luar daerah sudah datang, tenda sudah dipasang, kursi sudah disusun rapi, dan hidangan untuk ratusan tamu sudah disiapkan oleh keluarga Darman Limbong.
Pada awalnya, keluarga Darman Limbong meminta ganti rugi sebesar Rp 104 juta. Jumlah ini terdiri dari mahar pernikahan sebesar Rp 30 juta, biaya makanan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan oleh pihak mempelai pria sejak tahap awal proses pernikahan.
Setelah negosiasi, kedua belah pihak sepakat pada nominal Rp 60 juta.
Hingga berita ini diterbitkan di Tribunmedan.com, upaya masih dilakukan untuk mengonfirmasi dengan pihak terkait.
Diketahui bahwa calon pengantin pria, Darman Limbong, adalah guru PPPK di Kecamatan Sipahutar, sementara calon pengantin perempuan, Natalia Nainggolan, adalah PPPK di RS Tarutung.
Banyak netizen yang bertanya-tanya mengapa Natalia Nainggolan tidak menolak saat martumpol, mengingat pendeta biasanya menanyakan komitmen kedua calon pengantin di depan jemaat gereja.
Pernikahan adat Batak melibatkan proses panjang sebelum pernikahan dikukuhkan di gereja sebagai pengesahan pernikahan.
Ritual pernikahan adat Batak memiliki prosesi dan urutan yang teratur, dimulai dari Pajabu Parsahapan/Mangarisika yang artinya meminang, Marhori-hori dinding/Marhusip (membicarakan prosesi adat), Marhata sinamot (mahar), Pudun Saut (mengundang kerabat), Martumpol (pertunangan), Martonggo Raja/Mariah Raja (pertemuan para tetua adat dan keluarga), Pamasu-masuan (pemberkatan di gereja).