Cari

12 Warga Hilang dan 13 Unit Rumah Rusak Tertimbun Material Longsor Bakkara

Posted 04-12-2023 10:41  » Team Tobatabo
Foto Caption: Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, meninjau proses pencarian korban longsor di Bakkara, Minggu (3/12/2023) bersama Pj Gubernur Sumut dan Kasdam I/BB, Wabup Humbahas Oloan Paniaran Nababan.

HUMBAHAS - Bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda Dusun III, Desa Simangulampe Bakkara, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), pada Jumat (1/12/2023).

Dalam kejadian tersebut, 12 orang dinyatakan hilang, sementara 13 rumah rusak tertimbun material longsor. Beberapa korban yang dilaporkan hilang antara lain Sartika Simanjuntak dan Ceriah Banjarnahor. Nama-nama lainnya adalah Op Oge Br Sianipar, Juni Silaban, Krisjen Siregar, Lasroha Sinambela, Pintar Simamora, Besman Sihombing, Adriano Silaban, Eva Purba, Diana Sinaga, dan Dian Lubis.

Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, bersama dengan Pj Gubernur Sumatera Utara dan Kasdam I/BB, turut hadir untuk melihat langsung proses pencarian korban. Mereka menyatakan bahwa personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan masyarakat setempat terus berusaha mencari korban yang masih hilang akibat longsor tersebut.

Agung menyatakan bahwa 11 orang yang diidentifikasi berada di lokasi bencana hingga saat ini belum ditemukan. Pihak berwenang masih menggunakan alat berat untuk membersihkan material longsor, terutama batu-batu besar yang menimbun rumah-rumah warga dan akses jalan.

Lebih lanjut, Agung mengungkapkan bahwa sekitar 120 kepala keluarga telah dievakuasi ke Balai Desa, Kecamatan Bakkara, untuk sementara waktu guna menghindari risiko longsor susulan. Polda Sumut, Kodam I Bukit Barisan, Pemprov Sumut, Polres Humbahas, dan Pemda setempat telah memberikan bantuan kebutuhan pokok kepada para pengungsi yang terdampak musibah longsor.

Dalam kunjungannya ke lokasi bencana, Kapolda Sumut, Pj Gubernur Sumut Mayjen TNI (Purn) Hassanudin, dan Kasdam I/BB, Wabup Humbahas Oloan Paniaran Nababan, mendirikan posko identifikasi antemortem dan postmortem. Mereka menekankan pentingnya manajemen bencana yang baik dengan penanganan zona yang terpisah untuk lokasi bencana, korban, dan masyarakat yang terdampak.