Misteri Homang Dan Gulambak Pada Suku Batak
Homang dan Gulambak adalah dua jenis makhluk “misteri” di tanah Batak.
Homang (Sihomang)
Sejenis makhluk yang wujudnya menyerupai manusia, tetapi berwajah menyeramkan lebih mirip ke "orang utan." Berbulu dan ukurannya lebih besar dan lebih tinggi dari pria dewasa. Konon telapak kaki dan tangannya posisinya terbalik, jari jemarinya menghadap ke belakang.
Makhluk ini suka menyesatkan seseorang ke suatu tempat sunyi atau ke dalam hutan belantara bahkan menculik (biasanya anak gadis) tetapi setelah beberapa hari mengembalikan ke tempat semula berada.
Makhluk ini beraksi di malam hari di jalanan kampung yang gelap atau di tengah hutan rimba belantara yang jarang atau tidak pernah dilalui manusia.
Menurut versi kisah Saribu Raja, ketika melewati suatu hutan rimba belantara (diistilahkan: “tombak na limuton, harangan rimbun rea, parhais-haisan ni babiat, paranggunanggunan ni homang” atau hutan berlumut, belantara lebat, tempat harimau mencari makan, tempat berayun-ayun homang) ia bertemu dan berkelahi dengan Sihomang. Namun akhirnya ia menikah dengan putri Sihomang, seorang wanita cantik berwujud manusia bernama Nai Manggiring Laut. Dari perkawinan ini lahirlah Si Raja Borbor.
Gulambak (Sigulambak)
Menurut cerita orang tua-tua, selain Homang, ada juga makhluk misteri di tanah Batak yang dinamakan Gulambak (Sigulambak). Makhluk ini katanya menyerupai hewan kambing (ada yang bilang seperti kuda) berdiri di atas kedua kakinya dan suka meringkik "tertawa" ketika bertemu manusia.
Makhluk ini “usil” tetapi tidak bermaksud mencelakakan atau melukai manusia. Ia suka mengganggu, menggoda manusia yang berjalan sendirian dengan cara tiba-tiba muncul menyeringai menghadang manusia di jalanan atau menguntit-untit orang dari belakang sambil mencolek-colek "manggedeki" (menggelitiki) manusia yang diganggunya. Kemunculannya di malam hari, terutama saat bulan purnama, di tempat sepi tetapi suka dilalui manusia.