Geger, Batu Hobon Tempat Mula Bermukim Raja Batak Terbelah
Jejaring media sosial dihebohkan kabar terbelahnya Batu Hobon di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Sabtu (29/10/2016).
Batu Hobon merupakan warisan budaya bagi masyarakat Suku Batak. Batu Hobon diriwayatkan sebagai tempat bermukimnya Raja Batak.
Dikisahkan para tetua adat dan orangtua Suku Batak pula bahwa Batu Hobon konon merupakan karya cipta Raja Uti. Seperti diketahui Raja Uti merupakan cucu Si Raja Batak dari anak pertamanya, Guru Tatea Bulan.
Batu Hobon dipercaya sebagai tempat sakral. Di dalamnya termuat harta pusaka, alat musik, dan kitab berisi ajaran leluhur dan falsafah Batak.'
Ikhwal munculnya kabar nan menggegerkan ini diunggah di dinding (wall) akun Facebook Enni Martalena Pasaribu.
Satu di antara tokoh Batak, Monang Naipospos mengaku terkejut dengan kabar ini. Kendati demikian, Monang mengakui belum mengetahui kepastian kabar tak mengenakkan ini.
Walau demikian, apabila peristiwa ini benar, ia meminta masyarakat Batak untuk bersatu.
"Saya belum tahu. Saya meminta ke pada kita semua untuk menonjolkan spirit Batak dan hal-hal yang melestarikan budaya Batak. Tak hanya batu saja," kata Monang saat dihubungi redaksi, Sabtu (29/10/2016) malam.
Monang mengherankan pemugaran yang dilakukan terhadap Batu Hobon.
Menurutnya untuk menjaga kealamian, Batu Hobon seharusnya tak dipugar.
Bingung, kenapa mendapat sorotan yang berlebihan. Kan ada sisi-sisi harus terbuka luas ke langit. Kedua, masih banyak spirit Batak yang bisa ditonjolkan selain Batu Hobon. Tapi malah ditinggal," bebernya.
Sementara itu, Enni sang pengunggah perdana terbelahnya Batu Hobon menuliskan ini di dinding akun Facebook-nya.
Renovasi atau pemugaran ?
Situs bersejarah Batu Hobon di sianjur mula-mula kab. Samosir milik keturunan Op Guru Tatea Bulan yg berusia ribuan tahun . Seperti terlihat digambar batu sudah terbelah dalam mengerjakan proyek ini apakah sudah ada musyawarah ? Siapa yg bertanggungjawab atas ini ? Seharusnya dijaga keasliannya.
Sedih melihatnya
Saat dihubungi Enni mengatakan, bahwa foto diperoleh langsung oleh keluarganya di Samosir.
Ia menjelaskan, hancurnya Batu Hobon ini dikarenakan proses renovasi yang tak terencana dengan baik. Ia juga mengungkapkan, bahwa proses renovasi tak pernah meminta ijin dengan keturunan Guru Tatea Bulan.
"Tidak ada musyawarah kepada keturunan Guru Tatea Bulan. Saya sudah berdiskusi dengan ketua Guru Tatea Bulan ND Malau, dan Ketua Pomparan Sariburaja S Pasaribu. Kami meminta ini dihentikan," kata Enni
Tak hanya itu, ia juga meminta pihak yang melakukan renovasi bertanggungjawab.
"Kami tidak menerima, saya juga selaku Boru Sariburaja tidak terima. Keasliannya sudah dihilangkan," sambungnya.
Disinggung mengenai pelaku renovasi, Enni tak mengetahui pasti. Namun ia menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Samosir mengetahui hal ini.
"Tidak tahu pasti, tapi saya yakin Pemkab Samosir tahu. Siapapun kami minta sekali lagi hentikan proses ini," pungkasnya.
Sumber Tribun Medan