Hai Generasi Batak! Kamu Banyak Yang Lupa 26 Februari Kemaren Adalah Tahun Baru Batak
Mungkin buat kamu para generasi muda Batak tidak menyadari bahwa tepatnya hari minggu 26 Februari 2017 kemarin adalah kalender baru untuk parhalaan dan tahun baru Batak atau sering disebut Artia Sipahasada. Pada tahun lalu tahun baru Batak jatuh pada tanggal 9 Maret 2016. (baca Hanya Kebetulan! Gerhana Matahari Total Bertepatan dengan Tahun Baru Batak)
Dari penuturan Tokoh Budaya Batak, Monang Naipospos, jika pada Kalender Batak terdapat 12 bulan yakni:
- Sipahasada (bulan ke-1)
- Sipahadua (bulan ke-2)
- Sipahatolu (bulan ke-3)
- Sipahaopat (bulan ke-4)
- Sipahalima (bulan ke-5)
- Sipahaonom (bulan ke-6)
- Sipahapitu (bulan ke-7)
- Sipahaualu (bulan ke-8)
- Sipahasia (bulan ke-9)
- Sipahasampulu (bulan ke-10)
- Li (bulan ke-11) dan Hurung (bulan ke-12).
Dalam perhitungan Kalender Batak, jumlah hari dalam 1 bulan adalah 29 dan 30 hari secara bergantian. Meski begitu, setiap di tahun ke-3 atau sekali dalam 3 tahun, kalender batak akan memiliki 13 bulan atau bulan ke-13 yang disebut Lamadu.
Dalam perhitungannya, penetapan Tahun Baru Batak yang jatuh pada Sipahasada (bulan pertama) tanggal 1 dan hari Artia, tidak selalu sama di setiap Kalender Masehi.
Namun penetapan itu selalu terhitung maju. Misalnya, jika pada tahun 2017 masehi tahun baru batak jatuh pada hari Minggu tanggal 26 Februari, maka ditahun 2018 masehi, tahun baru batak akan jatuh antara tanggal 14-16 Februari.
"Jadi setiap hari dalam 1 minggu, namanya tidak pernah sama. Kalau dalam Kalender Masehi dari Senin sampai Minggu, dan kemudian kembali lagi ke Senin dalam waktu 7 hari, dalam kalender batak tidak seperti itu.
Tetapi dari hari Artia pada tanggal 1 hingga hari Hurung pada tanggal 29 atau hari Ringkar pada tanggal 30, baru kemudian kembali ke hari Artia ditanggal 1," ujar Monang menjelaskan soal penghitungan hari dalam Kalender Batak.
Menurut Monang, nenek moyang Bangso Batak menentukan hari berdasarkan alam. Seperti munculnya bulan purnama sekali sebulan, maka lahirlah hari Tula pada tanggal 15 dalam Bangso Batak yang berarti bulan penuh atau purnama.
"Hari Tula itu adalah munculnya bulan penuh. Karena itulah makanya nenek moyang kita menentukan hari itu berdasarkan alam," lanjut Monang.
Meski begitu, Monang mengaku sejak dahulu, Bangso Batak tidak ada melakukan acara pesta atau doa setiap tahun baru.
"Dari dulu memang tidak ada acara khusus setiap tahun baru. Paling hanya sebatas datang ke rumah family atau tetangga untuk bersilaturahmi," ujarnya mengakhiri.
Jadi, Selamat tahun baru untuk dongan Tobatabo!