Kumpulan Marga di Sumut dan PGI Dukung Bandara Sisingamangaraja XII
Sejumlah tokoh marga dan praktisi budaya Batak di Sumut mendukung sepenuhnya usulan perubahan nama Bandara Silangit di Tapanuli Utara (Taput) menjadi Bandara Sisingamangaraja XII. Baik sebagai upaya pengabadian nama Pahlawan Nasional asal Tanah Batak, Sumatera Utara, pada objek vital Indonesia, maupun sebagai pelestarian sejarah dan budaya yang menggambarkan etos dan peran Sisingamangaraja XII dalam kiprah perjuangan nasional.
Berikut komentar para tokoh marga se-Sumut yang berhasil dirangkum SIB:
DR IR LAURENSIUS, PENASEHAT PATAMBOR SE INDONESIA
Dukungan penuh dan secara spontan dicetuskan tokoh marga Manurung Ir Laurensius Manurung SH selaku penasehat rumpun marga Punguan Toga Manurung Anak-Boru-Bere (Patombur) se-Indonesia, yang menyatakan setidaknya ada tiga alasan agar Bandara Silangit segera dinamai Bandara Sisingamangaraja XII.
Laurensius dari Jakarta, kepada SIB di Medan melalui seluler, Rabu (27/4) mengatakan, alasan pertama Bandara Silangit yang terletak di kawasan Danau Toba sudah disiapkan atau ditetapkan menjadi bandara kelas internasional dalam destinasi pariwisata nasional. Kedua, Bandara Silangit sebagai bagian dari kawasan Taput menjadi pusat atau zona kiprah Raja Sisingamangaraja kedua dan ketiga. Dan nama dan citra Raja Sisingamangaraja XII adalah simbol perjuangan nasional berskala internasional (melawan penjajahan Belanda) khususnya dalam perjuangan kemerdekaan yang memang harus dilestarikan sebagai instrumen dan simbol pembangunan di sektor terkait, khususnya pariwisata dan infrastruktur yang berbasis nilai budaya daerah.
Sehingga, ujar mantan Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II Jakarta (membidangi operasional dan pengelolaan bandara-bandara komersial di Indonesia) itu, adalah menjadi keanehan bahkan kesalahan besar kalau usulan atau wacana penamaan Bandara Silangit menjadi Bandara Sisingamangaraja XII tidak didukung oleh kalangan marga di daerah ini. Terlebih Sisingamangaraja XII sebagai Raja Batak merupakan figur dan marwah persatuan atau persekutuan marga-marga Batak.
RAJA PARTAHI SUMURUNG, JANTER ARUAN SH MH, TOKOH MARGA ARUAN
Hal senada juga dicetuskan tokoh marga Aruan yang juga digelari Raja Partahi Sumurung Janter Aruan SH MH dari Kota Pematang Siantar. Raja PS Janter Aruan, melalui video call-nya mengatakan, cetusan wacana dan gagasan ini tidak hanya berupa terobosan baru, melainkan menjadi jawaban langsung atas impian dan kerinduan masyarakat Sumut dari Tapanuli selama ini.
Begitu mendengar usulan ini (SIB 27/4), kondisi saya terasa membaik menuju kesembuhan di masa opname. Saya merasa ini jawaban dari impian dan kerinduan atas rencana kami beberapa tahun lalu yang sudah sempat membuat tulisan tentang gagasan agar Bandara Silangit itu dinamai Bandara Sisingamangaraja XII. Sehingga nama Pahlawan Sisingamangaraja XII itu meluas dalam berbagai prasasti atau monumen, seperti Monumen Sisingamangaraja XII di Medan. Jadi wajar kalau kelak harus ada Bandara Sisingamangaraja XII di negeri ini," ujar Janter Aruan dengan semangat.
ZANIAFOH SARAGIH SH MHUM, PARTUA MAUJANA SIMALUNGUN (PMS) PUSAT
Begitu juga yang diungkap Zaniafoh Saragih dari Partua Maujana Simalungun (PMS) Pusat yang juga Direktur LBH Habonaran Do Bona, bahwa penabalan nama Pahlawan Nasional untuk objek bandara di negeri ini tidak harus pada bandara yang berlokasi di Ibu Kota provinsi, melainkan di semua lokasi atau daerah yang menjadi bagian dari zona atau wilayah peran perjuangan atau kiprah si pahlawan sendiri.
"Mayoritas bandara di negeri ini dinamai dengan pahlawan nasional yang umumnya berasal dari daerah setempat. Itulah sebabnya Bandara Kuala Namu tempo hari sempat juga diusulkan dan didukung agar dinamai juga Bandara Sisingamangaraja XII dengan alasan sebagai nama salah satu Pahlawan Nasional asal Sumut. Jadi wajar kalau Bandara Silangit juga akan dinamai dengan nama Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII, terutama melihat potensi Silangit atau Tapanuli pasca hadirnya Otorita Danau Toba ini. Kelak akan setara pembangunannya dengan tingkat provinsi bahkan setara nasional dan internasional dari segi pariwisata," papar Zaniafoh optimis.
DR (HC) IR MASDIN EFFENDI GIRSANG MSI, TOKOH MARGA GIRSANG
Tokoh marga Girsang di Medan, DR (HC) Ir Masdin Effendi Girsang MSi, baik selaku pengurus rumpun marga Parsadaan Girsang Boru Pananggolan (PGBP) Kota Medan, maupun sebagai Sekjen Kesatuan Bangso Batak se-Dunia (KBBD) Pusat, juga menyatakan dukungannya. "Wacana pengusulan penggantian nama Bandara Silangit ini harus ditindaklanjuti secepatnya untuk merealisasikan penamaan Bandara Sisingamangaraja XII, karena ada tiga momen penting yang bisa dijadikan kesempatan emas saat ini. Misalnya, (1) Momen HUT atau pasca HUT Propvnsi Sumut dengan agenda 'Sumut Paten' berupa program dan produk pengusulan resmi ke pemerintah pusat atau instansi terkait. (2) Momen Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei nanti yang bisa dijadikan hari deklarasi pengusulan secara resmi yang didukung pemerintah (Pemprov) dan masyarakat Sumut, dan (3) Momen peringatan 110 tahun wafatnya Sisingamangaraja XII pada 7 Juni mendatang. Jadi yang manapun momennya, waktunya sangat pas untuk mengajukan nama ini," cetus Masdin bersemangat.
HENDRIK SIAHAAN, SEKRETARIS PPSD SIAHAAN DOHOT BORUNA MEDAN SEKITARNYA
Parsadaan Pomparan Somba Debata (PPSD) Siahaan Dohot Boruna Medan Sekitarnya pun tak kalah mendukung nama Bandara Sisingamangaraja XII. Hal itu disampaikan Sekretaris PPSD Siahaan Dohot Boruna Medan Sekitarnya, Hendrik Siahaan.
Kita siap mendukung dan membantu, tegasnya didampingi Penasehat PPSD Siahaan Dohot Boruna Medan Sekitarnya, Drs Victor Siahaan, Kamis (27/4). Dia juga mengatakan, PPSD juga siap membantu dan hadir dalam barisan kepanitian perubahan nama Bandara Silangit," sebutnya.
Dukungan ini pun akan disampaikan kepada seluruh Marga Siahaan khususnya Medan dan Sumatera Utara, sekaligus mengajak untuk melestarikan nama pahlawan. Hendrik menjelaskan, perubahan nama itu sudah seharusnya karena Sisingamangaraja XII adalah pahlawan nasional dari Tapanuli.
Karena Bandara ini sangat potensial, ungkapnya. Disebutkannya, terobosan perubahan nama Bandara ini adalah kesempatan seluruh punguan (kumpulan) marga Batak untuk mendukung pahlawan dari Tanah Batak dijadikan nama bandara. Untuk itu dia mengajak seluruh rumpun untuk bersatu dan kompak mendukung program ini.
"Seluruh marga Batak harus kompak dan bersatu karena ini membawa nama Pahlawan Sisingamangaraja XII," katanya. Ia menambahkan agar pemerintah juga mendukung dan merespon guna melestarikan nama Pahlawan Nasional.
ND MALAU, KETUM POMPARAN GURU TATEA BULAN
Ketua Umum Pomparan Guru Tatea Bulan Drs ND Malau menyatakan bahwa usulan ini merupakan perwujudan penghormatan terhadap pahlawan. Dengan penamaan Bandara Sisingamgaraja XII diyakini semangat dan nilai-nilai perjuangan serta kepahlawanan Sisingamangaraja XII akan tetap hidup dan bisa diteladani oleh gerenasi sekarang bahkan hingga generasi berikutnya.
"Apalagi Bandara Sisingamangaraja XII nantinya akan dijadikan bandara internasional, tentu kita selaku putra Batak akan bangga jika nama pahlawan dari Tanah Batak dikenal hingga ke mancanegara," kata ND Malau.
Ia pun berharap pemberian nama Bandara di Silangit tidak malah membuat perpecahan di tengah masyarakat Batak dan harus dilakukan musyawarah, sosialisasi sehingga nama bandara yang diusulkan dan ditetapkan tidak menimbulkan pro kontra.
PARLAUNGAN SIMANGUNSONG, DPP POMPARAN SIMANGUNSONG SE INDONESIA
Sementara itu, Dewan Pembina-Dewan Pimpinan Pusat Pomparan Simangunsong se Indonesia Ir Parlaungan Simangunsong menyampaikan siapa lagi yang membesarkan Pahlawan Raja Sisingamangaraja XII kalau bukan kita? Pengorbanannya sangat besar sehingga sudah sangat pantas nama pahlawan kita itu ditabalkan di Bandara Silangit, ucapnya.
Beberapa tahun lalu, kata anggota DPRD Medan ini, alm DR GM Panggabean sempat memperjuangkan Bandara Polonia Medan menjadi Bandara Sisingamangaraja XII. Tapi kini Bandara Silangit makin besar, rute Silangit-Jakarta sudah ada sehingga orang Batak pulang ke bona pasogit makin gampang.
"Untuk itulah, kebesaran Raja Sisingamangaraja XII ini sangat cocok ditabalkan di bandara kebesaran Tapanuli ini. Apalagi Sisingamangaraja XII berasal dari Tapanuli, dia berjuang sangat gigih, tidak mau menyerah sedetikpun meski sudah terjepit. Dia lebih baik mati daripada menyerah kepada Belanda, itulah bukti seorang pahlawan sejati, pemberani, rela berkorban nyawa, bernyali tinggi untuk ibu pertiwi," tutur Parlaungan yang juga politisi Partai Demokrat ini.
PDT DARWIS MANURUNG STH MPSI, KETUA PGI-W SUMUT
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Wilayah Sumut Pdt Darwis Manurung STh, MPsi meyatakan ikut mendukung pengusungan nama Bandara Sisingamangaraja XII. Apalagi Bandara kebanggaan orang Batak itu makin maju dan makin padat. Dia optimis tidak berapa lama lagi Bandara Silangit jadi bandara internasional, makanya penabalan nama itu harus disegerakan.
Menurut Pdt Darwis yang juga Bishop Gereja Methodist Indonesia (GMI) ini, semua orang harus mengingat sejarah. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mengingat jasa-jasa pahlawannya melalui nama bandara.
"Nama Jalan Sisingamangaraja XII di Medan sangat panjang, diikuti di daerah-daerah lain, tugunya sudah ada dan uang Rp 1000 bergambar Raja Sisingamangaraja XII juga sudah pernah ada (atas usulan Ketua Lembaga Sisingamangaraja XII, DR GM Panggabean, yang dikabulkan Pemerintah RI, cq Gubernur Bank Indonesia Dr Arifin M Siregar pada tahun 1987-red).
Di provinsi lain nama pahlawannya dibuat nama bandara daerahnya, seperti Bandara Samratulangi di Manado, Bandara Hassanuddin di Ujungpandang, Bandara Hangnadim di Batam, Bandara Sukarno-Hatta di Cengkareng, Bandara Pattimura di Ambon, dll. Makanya sudah pantas ada nama Bandara Raja Sisingamangaraja XII, tepatnya di Desa Silangit, Kec Siborongborong, Taput. Agar generasi mendatang terus mengingat kepahlawanannya," paparnya.