GMKI Diskusi Tentang Kedudukan Gereja Dalam Politik
Menjelang tahun politik, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia cabag Medan (GMKI) menggelar kegiatan diskusi bertajuk "Etika Berpolitik Gereja Dalam Negara".
Kegiatan tersebut di adakan di Kantor Sekretariat GMKI Jalan Gajahmada No. 32 Medan, Jumat (7/7/2017).
"Kita harus menggunakan hak pilih secara bertanggungjawab. Secara lintas agama juga, kita harus mensukseskan pilkada secara profesional," ujar Narasumber Diskusi, Erick Johnson Barus.
Menurut pria yang juga berprofesi Dosen STT-AS Medan itu, siapa lagi yang menggembalakan kita ketika Pimpinan Gereja sudah berpolitik praktis. Gereja adalah institusi rohani yang tidak perlu berpolitik.
Menurutnya, Gereja harus menyinari lembaga anti politik harus menggembalakan umatnya dengan kebenaran dan keadilan kepada seluruh umat manusia.
Pada diskusi tersebut, diisi dua pembicara lainnya Rektor STT HKBP Siantar, Victor Tinambunan dan Dosen STT - AS Medan, Swangro Lumban Batu.
Dalam pemaparannya, victor menyayangkan tindakam sebagian gereja yang masuk ke ranah politik begitu saja. Menurutnya, gereja harus kembali ke hakikitnya sebagai pelayan umat.
Menurut Victor gereja tidak dilarang untuk mikut mendukung pasangan calon tertentu, namun harus mengingat kepentingan umat dan gereja itu sendiri serta kepentingan bangsa.
Sementara itu, Swangro menyampaikan,gereja harus memberikan sumbangsih kepada negara.
Menurutnya, sumbangsih yang dilakukan seperti melakukan pencegahan nilai-nilai antikorupsi, meningkatkan pelayanan sosial, mestabilitas nasional, mendukung reformasi kebangsaan.
Di akhir diksui, Moderator Valentino Pandjaitan menyatakan gereja hadir menjadi solusi, bukan bagian dari masalah. Ia mengajak semua elemen bertugas mencerdaskan bangsa di dalam berpolitik dan memilih pemimpin yang berintergritas.
Daru pantauan redaksi, pada diskusi tersebut juga hadir perwakilan organisasi lainnya, seperti GMNI SUMUT, GERMADE, PELOPOR MUDA, GAMK, PERKANTAS, cabang-cabang GMKI yang berada di sumatera utara.