Bocah yang Masuk ke Dandang Miso Akhirnya Meninggal
Hati ibu mana yang tak hancur kehilangan buah hatinya.
Sedih dan lara begitu merundung perasaan Yusnita Damanik (25) ditinggalkan selamanya oleh Dera Mutia yang embuskan nafas terakhir usai mengalami naas terpleset ke dandang miso hingga sekujur tubuhnya melepuh.
"Sedih, sedih kali rasanya. Hancur hatiku. Enggak mau kuingat-ingat lagi," ujar Yusnita sesenggukan dengan berlinang tetes air mata, Senin (16/10/2017).
Katanya, Dera sempat menunjukkan tanda-tanda membaik saat ditangani dr. Susanti dan Margaret. Saat itu Yusnita mulai sedikit lega.
Namun belakangan kondisi Dera kembali ngedrop dan perban berbau anyir saat hendak dibuka. Saat itu ditangani dokter lainnya.
"Pertama sama Dokter Susanti dan Margaret sempat membaik. Tapi belakangan ganti dokter lagi, gak tahu aku siapa namanya. Jam delapan malam Dera udah embuskan napas terakhir. Sedih kali aku," ungkapnya.
Ayah Dera, Hariadi (27) juga tak bisa menyimpan kedukaannya. Dia tak bisa berkata-kata lebih banyak soal kesedihannya. Apalagi, sebelum Dera, anak pertamanya juga masih mengalami penyakit hydrosepalus yang belum kunujung tersembuhkan.
"Sudah gak tahu lagi lah aku, bang, begini kejadiannya" katanya.
Setelah sedihnya mereda, Hariadi mengatakan Dera sudah dimakamkan di kampung halaman neneknya di Bandar Betsy-Serbalawan, Kabupaten Simalungun. Dia juga belum tahu bagaimana soal biaya administrasi selama perobatan.
"Soal dana aku belum tahu ini. Entah bagimana kenapa bisa banyak kali dokter yang menangani. Pas malam aku langsung beres-beres bawa ke ambulance," pungkasnya.
Dera Mutia, bayi berusia 1,9 tahun, anak kedua dari pasangan Hariadi dan Desy Yusnita Damanik sempat dirawat secara intensif selama 12 hari, sejak 3 Oktober 2017 hingga 15 Oktober 2017.
Dera sempat dilarikan ke RS Tiara selama satu hari, lantaran nasib malang terpleset ke dandang miso dagangan ibunya saat bermain, kemudian langsung dirujuk ke RSUD Djasamen Saragih.
Kronologi Kejadian
Dera Mutia, bayi berusia 1,9 tahun, anak kedua dari pasangan Hariadi dan Desy Yusnita Damanik sempat dirawat secara intensif selama 12 hari.
Dera sempat dilarikan ke RS Tiara lantaran nasib malang terpleset ke dandang miso dagangan ibunya saat bermain, kemudian dirujuk ke RSUD Djasamen Saragih.
Dari pihak keluarga, Dera warga Jalan Sadom, Kelurahan Bantan, Siantar Barat ini tak lagi terselamatkan. Dera mengembuskan nafas terakhir Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB sebelum rencananya dirujuk ke RS di Medan.
"Si Dera uda ga ada lagi, sudah meninggal dia, di RSU Djasamen, tadi malam pukul 20.00 WIB. Dibawa orangtua ke kampung di Serbelawan. Di kampung sana dimakamkan," ujar pihak keluarga.
Informasi dihimpun tribun-medan.com, keluarga mendapat banyak empati yang mengukurkan bantuan moril dan dana perobatan dari berbagai elemen masyaarakat. Di antaranya Siantar Black Belt Community yang bergerak di bidang ilmu bela diri dan Gerakan Anak Siantar (GAS) yang bergerak di bidang sosial.
Tersiar kabar bahwa Dera ditangani beberapa orang dokter di RS Djasamen. Pihak keluarga sempat bingung harus mempercayakan penanganan dan saran dokter yang mana.
Hingga akhirnya kabar buruk menimpa keluarga Hariadi yang kesehariannya berdagang sate keliling ini.