Cari

Ini Tanggapan Unimed Soal Dugaan Mahasiswa yang Bunuh Diri karena Skripsinya Ditolak

Posted 23-11-2018 13:33  » Team Tobatabo
Foto Caption: Ilustrasi

MEDAN - Baru-baru ini beredar berita seorang mahasiswa tingkat akhir bernama Marolop Marko Manurung yang diduga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri karena beberapa kali skripsinya ditolak oleh dosen pembimbingnya.

Marolop Marko Manurung sebelumnya juga sempat diberitakan adalah salah satu mahasiswa di Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Namun terkait adanya berita yang mengatakan bahwa Marolop Marko Manurung merupakan mahasiswa UNIMED langsung dibantah oleh Humas UNIMED M. Surip.

Surip mengatakan bahwa tidak ada nama Marolop Marko Manurung yang terdaftar sebagai mahasiswa UNIMED.

"Bagian Akademik dan Kemahasiswaan (BAK) Unimed sudah cek nama tersebut di data akademik, kami tidak menemukan mahasiswa kita dengan nama tersebut (Marolop Marko Manurung)," tulisnya melalui aplikasi WhatsApp, Jumat (23/11/2018).

Selain itu, Surip juga menjelaskan bahwa salah satu pegawai Bagian Akademik dan Kemahasiswaan UNIMED yang merupakan tetangga korban juga sudah memastikan langsung bahwa Marolop selaku korban yang diduga bunuh diri Karena skripsinya ditolak itu bukanlah mahasiswa UNIMED.

"Bahkan pegawai BAK juga sudah cari informasinya, ada staf kita di BAK yang juga tetangga korban, setelah ditanyakan staf tersebut, ternyata korban sudah dipastikan bukan mahasiswa Unimed. Tks," tegasnya.

Lebih lanjut , Surip juga mengatakan bahwa data mahasiswa UNIMED dapat di cek oleh masyarakat melalui situs UNIMED bagian mahasiswa UNIMED. Selain itu, masyarakat juga bisa mengecek data mahasiswa yang terdaftar melalui situs pangkalan data pendidikan tinggi atau forlap ristekdikti.

"Data mahasiswa bisa di cek di www.unimed.ac.id/direktori/ mahasiswa. terima kasih," sebutnya.

Sekadar informasi, Diduga karena stres, Marolop Marko Manurung nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Rabu petang (21/11/2018).

Marolop yang merupakan warga Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang itu diduga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri karena beberapa kali skripsinya ditolak oleh dosen pembimbingnya.