Cari

KMP Ihan Batak Sukses Berlayar di Perairan Danau Toba Rute Pelabuhan Ajibata-Ambarita

Posted 21-12-2018 13:12  » Team Tobatabo
Foto Caption: Pelayaran KMP Ihan Batak di Danau Toba, Rute Ajibata-Ambarita, Kamis (20/12/2018). (Facebook.com)

MEDAN - Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Ihan Batak telah berhasil melakukan pelayaran uji coba pertama di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, pada Kamis (20/12/2018). 

Uji coba pelayaran penyeberangan ini dilakukan dari pelabuhan baru yang  dibangun di Ajibata, Kabupaten Tobasa menuju pelabuhan Ambarita, Kabupaten Samosir.

Namun, KMP Ihan Batak secara resmi beroperasi mulai pada tanggal 24 Desember 2018 mendatang dengan rute Pelabuhan Ajibata-Ambarita.

Melansir dari situs Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah II Sumatera Utara, bahwa kapal mewah wisata, KMP Ihan Batak ini telah diluncurkan ke perairan Danau Toba, di Pantai Pasir Putih, Desa Parparean, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) pada 6 November 2018 lalu.

“KMP Ihan Batak, kini sudah berada di perairan Danau Toba dengan selamat,” tulis situs tersebut.

Kapal penyeberangan KMP Ihan Batak berhasil menuju rute Ajibata-Ambarita (Facebook.com)

Diluncurkannya kapal penyeberangan mewah kebanggaan pemerintah ini akan menambah lancarnya transportasi di perairan Danau Toba.

Sebelumnya, Pengelola Dinas Perhubungan Sumut melalui unit pelayanan teknis (UPT) masih menggodok tarifnya.

KMP Ihan Batak ini dikerjakan oleh PT Dok Bahari Nusantara yang bekerja sama dengan BPTD wilayah II Sumatera Utara, Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), dan PT ASDP. 

Hal itu juga dihadiri bersama-sama saat melakukan uji coba pertama di sekitaran perairan danau toba pada November lalu.

Foto Pelabuhan Ajibata, Toba Samosir lokasi KMP Ihan Batak memulai pelayarannya. (Facebook.com)

Foto-foto saat peluncuran ke perairan Danau Toba pada September Lalu

KMP Ihan Batak ini dilepaskan ke Danau Toba di Desa Parparean II Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir pada September lalu.

Dalam acara pelepasan ini tampak hadir Dirjen Derhubungan Darat, Budi Setiadi, Bupati Tobasa Darwin Siagian, dan Kepala Pengembangan Badan Otorita Danau Toba (BODT), Ari Prasetio.

Kapal ini adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal, sehingga disebut sebagai kapal roll on-roll off atau disingkat Ro-Ro.

Oleh karena itu, kapal ini dilengkapi dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan moveble bridge atau dermaga apung ke dermaga.

Kapal Ro-Ro yang akan dipakai untuk penyeberangan ke Samosir. (Facebook/Pemerintah Kabupaten Samosir)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat meninjau meninjau pembuatan kapal Jumat (13/7/2018) lalu mengutarakan kapal sejenis akan dibangun empat unit.

“Kita itu mau bikin beberapa kapal. Mungkin ada tiga lagi, jadi empat ya,” kata Luhut seperti dilansir dari situs resmi Kemenko Bidang Kemaritiman.

Foto Bupati Samosir pun mengutarakan Kapal Ro-Ro ini nantinya direncanakan beroperasi pada akhir 2018 untuk melayani masyarakat pada saat hari libur Natal dan Tahun Baru 2019.

Adapun rute perjalannya nantinya yaitu dari Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Tobasa menuju Pelabuhan Ambarita, Kabupaten Samosir.

"Kapal ini akan beroperasi dari Ajibata ke Ambarita," ujar Rapidin Simbolon, Bupati Samosir melalui sambungan telepon kepada Harian Tribun Medan, Selasa (17/6/2018)

Ambarita merupakan nama suatu desa di Kabupaten Samosir yang berdekatan dengan daerah Wisata Tuk-tuk Siadong.

Saat ini pemerintah tengah mempersipakan rancangan untuk membangun pelabuhan besar di desa ini.

Pemilihan daerah Ambarita sebagai lokasi pembangunan pelabuhan besar dimana Kapal Ro-Ro tersebut akan bersandar, untuk mengurangi kepadatan di Tomok.

Namun ternyata KMP Ihan Batak ini bisa dioperasikan lebih cepat, yaitu awal Oktober akan beroperasi

"Syukur pada Tuhan, KMP Ihan Batak telah diluncurkan hari ini untuk rute Ajibata-Ambarita Samosir yang direncanakan awal Oktober sudah beroperasi," ujar Arie Prasetyo saat pelepasan KMP Ihan Batak.

"Semoga dengan kehadiran KM Ihan Batak ini, penyeberangan semakin lancar ke Kabupaten Samosir," tambahnya.

Dirjen Perhubungan Budi Setiadi mengutarakan sampai tahun 2020 akan diluncurkan 4 unit kapal penyeberangan. "Saat ini juga sedang berlanjut fabrikasi 1unit lagi," ujarnya.

"Kehadiran KMP Ihan Batak ini adalah bentuk komitmen negara yang dipimpin Bapak Presiden Joko Widodo yang berkomitmen menjadikan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata international," tambahnya.

“Kapal jenis Roro ini berkapasitas 300 GT mampu menampung lebih kurang 30 Kendaraan Roda 4,” ujar Rapidin.

Pengerjaan kapal dengan kapasitas 280 penumpang ini dilakukan oleh PT. Dok Bahari Nusantara.

Dikutip dari dephub.go.id, ada dua kapal hibah dari Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, masing- masing berkapasitas 40 penumpang dan dapat memuat 6 truk.

Selain kapal penumpang yang bertipe Kapal Feri tersebut, Menko Luhut memaparkan bahwa pihaknya juga akan melakukan pembuatan kapal-kapal dengan ukuran lebih kecil lagi.

Menurut Luhut, ini bertujuan untuk menunjang banyaknya di Bandara Silangit yang semakin meningkat pengunjungnya.

“Yang lebih kecil dari sini kita buat lagi. Tadi kita lagi hitung-hitung, karena di Silangit tiap hari itu sudah daratkan orang sekitar 1300. Jadi sudah banyak banget. Tadi pikiran kita 500 penumpang per hari, sekarang itu sudah 1.300 penumpang,” ungkapnya.

Ihan Batak Ikan Langka

Ihan atau ikan Batak (Neolissochillus Thienemanni sumatranus) adalah ikan endemik di Tanah Batak yang sudah terancam punah dan masuk dalam Red List Status di IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) dengan kode Ref.57073 sejak tahun 1996.

Ihan Batak berasal dari dari genus Neolissochilus.

Ikan Batak yang dikenal secara umum di dunia perikanan dari genus Tor, memang tampilannya mirip dengan ‘ihan’ genus Neolissochilus, dan memang berasal dari keturunan yang sama yaitu Family Cyprinidae.

Baca juga Ihan Batak Merupakan Ikan Makan Raja Batak yang Kini Hampir Mengalami Kepunahan

Genus Tor dijumpai di berbagai habitat aslinya di Indonesia seperti di Tanah Batak (Sumatera Utara), Sumaetra Barat, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan mungkin masih banyak ditemukan di daerah lainnya.

Ikan Batak yang dimaksud (genus Tor) bagi orang Batak sendiri dikenal dengan nama dekke Jurung-jurung atau Ikan Jurung. Secara umum Ikan Jurung ini disebut sebagai Ikan Batak karena di tanah Batak lebih lazim digunakan dalam suatu prosesi adat.

Baca juga Mitos Ihan Sirambe, Ikan Batak Yang Konon Hanya Matang Separuh Jika Dimasak

Bentuk tubuh ihan Batak memanjang dan ramping, warnanya seperti perak, mengilap. Ada juga jenis bagian punggungnya menghitam.

Ihan Batak sebagai simbol kesuburan dengan harapan kepada keluarga yang diberikan penganan dari Ikan Jurung-jurung ini akan berketurunan banyak, baik laki-laki dan perempuan dan mendapat rejeki sebagaimana perilaku Ikan Jurung-jurung tersebut yang sifat hidupnya membaur beriring-iringan.

Ihan Batak kerap digunakan sebagai sarana brdoa dan makan bersama, misalnya ketika ada acara merayakan kehamilan tujuh bulan (nujuh bulana), atau acara adat ritual pada masayarakat Batak Toba.

Baca juga Ikan ihan raksasa tertangkap jala nelayan di danau Toba

Dikutip dari Tribun Medan