Revolusi Industri 4.0: Pemda Humbahas dan Milenial Bersinergis memajukan Pariwisata Lokal
Tahun 2018 telah usai dengan segala harapan dan cita-cita yang harus terus diperjuangkan. Hari baru di 2019 menyiratkan semangat untuk mewujudnyatakan harapan dan cita-cita yang belum usai di 2018. Secara umum dalam pembangunan dan pengembangan yang ada dalam kabupaten tercinta, kabupaten Humbang Hasundutan, Khususnya dalam pengembangan potensi pariwisata yang ada terlebih didalam masa revolusi industri 4.0 yang sudah mulai kita jajaki.
Kilas Revolusi Industri 4.0
Salah satu sejarah terbesar di dunia adalah dengan adanya Revolusi Industri. Tak dapat dipungkiri bahwa kehidupan kita tidak bisa lepas dari benda dan alat yang kita gunakan untuk mempermudah aktivitas dan pekerjaan setiap manusia, dimana hal tersebut adalah hasil dari revolusi industri.
Kilas revolusi industri dimulai pada tahun 1784 dengan ditemukannya mesin uap dan alat-alat mekanisasi. Revolusi Industri yang kedua terjadi pada abad ke-19 ditemukan produksi dengan bantuan listrik. Revolusi Industri yang ketiga ditandai dengan hadirnya penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manuktuktur pada tahun 1970. Dan saat ini kita (Indonesia) menjajaki masa revolusi indutri 4.0 ditandai dengan ekspansi teknologi melalui kecanggihan digital dan internet yang sudah kita rasakan sampai hari ini, misalnya Traveloka, Go-Jek, Grab, Online Shop dan lain-lain yang telah memudahkan masyarakat. Revolusi Industri sudah menjadi tuntutan sesuai kebutuhan zaman yang tidak bisa dihindarkan. Kita harus siap menghadapi Revolusi Industri 4.0 dengan berfikir kritis, kreatif, komukasi, dan bekerjasama. Dengan harapan juga akan melahirkan generasi yang kompetitif dan berdaya saing tinggi.
Dalam mendorong pengembangan pariwisata, pada tahun 2018 Arief Yahya selaku menteri Pariwisata menekankan pentingnya perkembangan teknologi dalam mendorong sektor pariwisata di Indonesia. Oleh karenanya Kementeriannya mendorong Pariwisata 4.0 agar membawa hasil signifikan pada sektor pariwisata Indonesia. Peringatan Hari Pariwisata Dunia (Word Tourism Day) sudah diperingati pada 28 september 2018 yang lalu dengan membawa tema “Tourism and The Digital Transformation” atau sebagai Tahun Pariwisata dan Transformasi Digital.
Namun dalam penerapan menuju Pariwisata 4.0 dibutuhkan unsur lain, salah satunya adalah Generasi milenial yang sudah berkompeten dalam industri revolusi 4.0. Generasi Milenial adalah generasi yang berusia antara 22 tahun sampai 37 tahun dengan rata-rata kelahiran antara tahun 1981 hingga tahun 1996.
Menurut survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Generasi Milenial menjadi paling dominan dalam penggunaan internet. Internet sangat bermanfaat mengenalkan potensi wisata daerah kepada semua orang baik dalam skala nasional maupun internasional. Pun melihat generasi milenial yang lebih suka menghabiskan waktu dan materi untuk piknik. Ini tentu akan sangat baik ketika pemanfaatan internet dengan suka piknik dikolaborasikan dengan pengenalan tempat piknik kedalam dunia digital. Dan dua hal ini dimiliki oleh generasi milenial.
Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo dalam media sosialnya mengatakan. “ Kita ingin mendatangkan wisatawan yang banyak dari mancanegara. Untuk itu, kita perbaiki fasilitas infrastruktur, landas pacu bandara diperpanjang, terminal diperbaiki, jalur transportasi diperbaiki, hotel dan lain-lainnya kita siapkan. Cukup ? Ternyata tidak. Kita Membutuhkan peran hubungan masyarakat (humas) dan media untuk mendatangkan para wisatawan dan investor datang ke Indonesia, untuk membangun citra positif Indonesia. “
Pemanfaatan media dan hubungan masyarakat dengan Internet adalah pilihan yang tepat dan praktis untuk promosi potensi wisata yang ada di kabupaten Humbang Hasundutan sembari kita berharap pembangunan infrastruktur terus diupayakan oleh pemerintah selaku pemangku kebijakan.
Humbang-Hasundutan merupakan kabupaten yang memiliki banyak potensi wisata yang harus terus dikembangkan dan harus terus dipromosikan. Namun kita melihat begitu minim informasi tentang potensi-potensi pariwisata yang ada di dunia digital dan kurang update sehingga mempersulit para pengunjung yang berasal dari luar sumatera utara secara umum dan diluar humbahas secara khusus untuk datang ke humbahas.
Pertama saya ijin menyarakan agar, pemerintah daerah humbahas harus siap dan terus bersinergi dengan para milenial yang sudah berkompeten dengan revolusi industri 4.0 juga mendorong milenial’s yang awam untuk siap berkompetisi dan berkarya, misalnya dengan pelatihan-pelatihan. Dengan harapan mampu menyusun strategi kolaborasi dan SOP kreatif yang bertujuan untuk mendatangkan wisatawan ke humbahas.
Kedua meningkatkan budaya literasi di tengah-tengah milenial humbahas akan sangat membantu dalam meningkatkan sumber daya manusia dan potensi wisata di humbahas sendiri. Salah satunya dengan memulai menulis dan menceritakan tentang kultur, kekayaan, dan potensi-potensi wisata di humbahas di blog, web atau minimal didalam media sosialnya. Tentu ini akan sangat baik untuk mempromosikan humbang-hasundutan sendiri kedalam dunia digital.
Kita pun belajar dari daerah-daerah yang sudah menjadi destinasi di Indonesia, misalnya Bali, Jogja, Solo dan daerah lainnya merupakan bukan sesuatu yang sulit ketika kita akan mencari tempat wisata, akomodasi, kuliner di daerah tersebut. Google telah menyediakannya karena banyak blog dan website yang menceritakan tentang daerah tersebut.
Ketiga Pemerintah daerah bersinergis dengan milenial dengan membuat program yang menarik minat milenial untuk ikut berpatisipasi aktif dalam mengembangkan pariwisata. Salah satunya dengan membuat lomba mengenai pariwisata humbahas, misalnya lomba menulis blog dan membuat vlog yang diperuntukkan untuk umum atau milenial yang berasal dari humbahas yang sedang menuntut ilmu atau bekerja diluar humbahas. Ini tentu hal sederhana namun sangat baik dalam hal promosi dibandingkan dengan membuat even yang memakan banyak dana dan hasilnya tidak maksimal.
Terakhir pemerintah daerah sebisa mungkin memaksimalkan potensi akademisi dan profesional kalangan milenial dengan menghasilkan inovasi baru juga memaksimalkan teknologi jangka panjang dan memastikan inovasi tepat sasaran dan tidak berakibat negatif bagi pembangunan berkelanjutan dan masyarakat lokal sekitar. Salah satunya mungkin pembuatan aplikasi yang bisa digunakan untuk mempermudah tentang pariwisata humbang hasundutan.
Akhirnya, pembangunan dan pengembangan potensi pariwisata yang berada di humbang hasundutan kita harapkan akan semakin maju salah satunya dengan Industri Revolusi 4.0 dengan sinergitas antara milenial dan pemerintah yang harus dimulai dan terus dikembangkan demi perwujutan menuju pariwisata Humbahas Hebat.
Penulis
Yedija Manullang merupakan alumnus SMA N 1 Doloksanggul dan saat ini sedang melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Bengkulu, Fakultas Pertanian. Pun saat ini aktif dalam organisasi internal kampus (KMK Unib), Parsadaan Mahasiswa Humbang-Hasundutan (Parmahan) Bengkulu dan dipercayakan menjadi ketua Naposo Siraja Oloan Bengkulu. Tahun 2017-2018 dipercayakan menjadi BPC GMKI Bengkulu.