“Sayur Kol” Punxgoaran Hangatkan Puncak Festival 1000 Tenda di Danau Toba
TOBASA - Udara dingin menusuk ke tulang saat senja tenggelam di Festival 1000 Tenda Kaldera, di Pantai Simanjuntak, Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, (29/6) petang. Musik mulai menghentak di panggung utama.
Peserta festival keluar dari tendanya dan langsung mendekat ke panggung. Ingin melihat penampilan musisi debutan Sumatera Utara.
Dingin yang menusuk perlahan menghangat karena penampilan apik dari pengisi acara malam puncak Festival 1.000 tenda. Even akbar ini menyatukan para milenial dari berbagai daerah di Indonesia.
Pertunjukan pun dimulai. Dibuka oleh penampilan anak-anak Desa Meat dengan tarian tradisional Batak.
Penonton semakin memadat. Ikut menari mengikuti alunan musik.
Usai tarian pertunjukan band dimulai. Penyelenggara sudah menyiapkan sejumlah band andalan Sumatera Utara.
Mulai dari Sneak yang membawa genre pop punk. Lalu dilanjut dengan perform dari Dispencer dengan genre Grunge, Hanna Pagiet, morning Blue, Signal, Bilang Hip Hop, Akar Primitif, Bob Nakal, Punxgoaran dan DJ Putra.
Para artis menyajikan genrenya masing-masing dengan apik. Penampilan mereka sukses menghipnotis para peserta dari berbagai daerah.
Mulai dari musik etnik hingga modern tersaji. Pop, grunge, reggae, folk hingga rock ditampilkan dengan apik.
Punxgoaran menjadi band yang paling ditunggu penampilannya. Band asal Kota Pematang Siantar Sumatera Utara itu menjadi bintang tamu utama.
Sepanjang acara puncak, nama band yang memulai debut 2016 lalu dielu-elukan. Penonton seperti tak sabar menanti Guido Virdaus Cs naik ke panggung.
“Sayur kol, sayur kol,” teriak penonton menyebut judul lagu yang sempat viral di linimasa media sosial beberapa waktu lalu.
Yang ditunggu akhirnya naik ke panggung. Guido bersama personel Punxgoaran lainnya naik ke atas panggung.
Lagu-lagu berbahasa Batak yang dikemas dengan genre Punk Rock mengguncang panggung. Sejumlah lagi seperti Halak Hita, Taridem Idem dan lainnya sukses membuat penonton bergoyang. Bahkan penonton melakukan ‘moshing’ di tengah kerumunan.
Yang paling meriah adalah saat Punxgoaran membawakan lagu Sayur Kol. Semua penonton ikut bernyanyi. Penampilan Punxgoaran juga sangat atraktif dengan aksi panggung Guido yang sangat khas.
Lagu Sayur Kol memang cukup terkenal di berbagai kalangan. Lagu ini juga yang membuat Punxgoaran naik daun dan dikenal khalayak. Bahkan lagu itu sempat viral karena dinyanyikan seorang anak perempuan dengan tingkah lucunya.
Guido sang vokalis mengapresiasi Festival 1.000 tenda. Dia berharap, festival yang menyedot ribuan pengunjung itu rutin digelar.
“Ini luar biasa. Karena bisa memersatukan generasi muda dari berbagai daerah. Khususnya yang pengin tahu Danau Toba dan suku Batak itu seperti apa,” ujar Guido usai manggung.
Dia juga mengatakan, kebudayaan di Danau Toba harus tetap dilestarikan. Bahkan, kata dia, budaya di Danau Toba bisa semakin mendunia.
“Karena hal yang luar biasa itu adalah budaya. Itu perlu kita perkenalkan bahwa budaya di daerah Toba ini sangat luar biasa eksotis untuk dijadikan karya. Sama seperti yang kami lakukan saat ini,” pungkasnya.
Guido juga ingin bagaimana pengembangan kebudayaan juga memberikan dampak positif kepada masyarakat.