Objek Wisata Pantai Sejarah Perupuk, Nasibmu Kini
Pantai Sejarah Perupuk merupakan satu-satunya objek wisata pantai di Kecamatan Limapuluh Asahan, jaraknya sekitar 17 kilometer dari Limapuluh Kota ibu kota Kecamatan Limapuluh.
Pantai Sejarah memang menjadi tumpuan wisatawan lokal untuk berekreasi melepaskan lelah di akhir pekan dan hari besar lainnya. Bila di Pantai Sejarah digelar berbagai pertunjukan seperti keyboard dan kegiatan motor cross dengan karcis masuk terjangkau dipastikan pengunjungnya cukup membludak dan pihak penyelenggara meraup untung lumayan besar. Di tempat itu juga sering dimanfaatkan mengadakan berbagai kegiatan seperti acara pelantikan maupun HUT Parpol, Ormas dan OKP plus hiburan.
Kehadiran warga di sana selain menikmati hiburan, sekaligus berekreasi menikmati indahnya panorama Pantai Sejarah.
Pantai Sejarah Perupuk juga terkenal sebagai tempat pertamakalinya bala tentara Jepang mendarat di Asahan thn 1946.
Pantainya yang landai dengan pasir putih memanjang ratusan meter dijadikan tempat mandi-mandi pakai ban mulai dari anak-anak hingga orang dewasa penuh canda dan tawa ria. Di bagian daratnya seluas beberapa hektar tumbuh pohon-pohon besar, di bawahnya dijadikan tempat istirahat dengan menggelar tikar. Di pinggiran pantai tumbuh pohon-pohon bakau, jadi tempat berkembang biak berbagai jenis ikan laut. Banyak pengunjung yang datang untuk memancing ikan.
Di Pantai Sejarah juga dibangun hechery (proyek pembibitan udang) berikut bangunan sarana pendukungnya. Bangunan hechery dengan rangka baja beratap dan berdinding kaca merupakan bangunan antik yang banyak menjadi perhatian pengunjung. Tujuannya untuk memenuhi permintaan bibit udang untuk para nelayan pemilik tambak, juga dimaksudkan sebagai pendukung memajukan objek wisata Pantai
Sejarah.
Tapi upaya Pemkab Asahan untuk mengelola Pantai Sejarah menjadi objek wisata pantai yang bisa menjadi sumber PAD sangat jauh dari harapan. Salah satu faktor penyebabnya dana yang terbatas serta sarana transportasi yang kurang mendukung. Kalaupun ada rencana akan membangun Pantai Sejarah Perupuk dengan mendatangkan investor dari luar, baru sebatas wacana.
Sejalan dengan perubahan alam, cuaca di Pantai Sejarah pun berubah. Ombak pantai biasanya cukup bersahabat dari hari ke hari terus berubah menjadi besar diiringi pasang besar. Ombak besar yang datang bergulung-gulung telah mengakibatkan abrasi di Pantai Sejarah. Pepohonan yang tumbuh di pinggir pantai satu persatu roboh kelaut.
Akibatnya cukup fatal. Sepanjang ratusan meter hamparan pasir putih itu pun tertutup lumpur. Kini hamparan pasir putih telah lenyap bak ditelan bumi. Bila pasang surut, yang terlihat hanyalah hamparan lumpur menghitam sepanjang puluhan meter ke arah laut lepas. Para nelayan tidak bisa lagi merapat di Pantai Sejarah untuk menjual hasil tangkapannya. Pengunjung pun tidak dapat lagi membeli ikan segar dari nelayan.
Kini, kalaupun ada kegiatan digelar di tempat itu pengunjungnya sudah jauh berkurang. Pantai Sejarah memang tidak menarik lagi untuk dikunjungi. Selain itu fasilitas yang ada di kawasan itu sangat tidak memadai. Yang ada saat ini cuma bangunan darurat tempat berjualan sekadarnya. Pada malam hari kawasan itu dijadikan tempat kencan pasangan yang bukan suami istri.
Entah apa sebabnya proyek pembibitan udang terhenti total. Bangunan hechery yang terbuat dari rangka baja beratap dan berdinding kaca semuanya habis dijarah orang tidak bertanggungjawab. Semuanya kini tinggal kenangan. Sekarang Kabupaten Asahan telah dimekarkan. Pantai Sejarah masuk wilayah Batubara. Mungkinkah Pantai Sejarah masih dapat dibenahi? Siapa peduli. Pantai Sejarah, nasibmu kini.