Ade Rizky: Mereka Bilang Mienya Sangat Enak Sekali
Pemenang Program Menteri Pendidikan dan Olaraga (Menpora) PPAN (pertukaran pemuda antar negara) Ade Rizky Huseinov Lubis atau sering dipanggil Deris , berhasil menjadi utusan Sumatera Utara ke Korea Selatan (korsel).
Deris mengatakan, orang Korsel sangat suka dengan mie instant, buatan Indonesia, karena mie instant memiliki rasa yang cukup tajam.
"Makanan di Korsel kurang memiliki rasa, itu bukan satu atau dua, namun hampir semua tidak memiliki rasa yang enak di lidah Indonesia. Saat mereka makan mie instan kita, mereka bilang mienya sangat enak sekali," ujarnya, Kamis (1/1/2014)
Deris menambahkan, Indonesia harus mencontoh Korsel dalam dua hal yaitu pendidikan dan penanganan para pemudanya.
"Mereka memang kagum dengan indomie kita, namun kita tidak boleh lantas berpuas diri, karena Korsel, sangat peduli dengan pendidikan. Di Korsel, pelajar SMA itu masuk jam 9 pagi dan pulang jam 10 malam, berarti kita harus bisa lebih lama sekolah jika ingin kalahkan mereka," ucapnya.
Selain itu, lanjut Deris, pemerintah Korsel lebih mengarahkan para pemudanya untuk berwirausaha, pada ekonomi kreatif, dan itu didukung pemerintah, bahkan pemerintah Korsel membuat Youth Center untuk membina para anak muda, untuk jalankan ekonomi kreatif.
Kata Deris, kedua itu harus di contoh Indonesia, sekolah lebih lama dan pemuda di fasilitasi untuk berwirausaha.
"Anak SD di sana, masuk jam 9 pagi pulang sorean, ini kan berarti mereka memang mempersiapkan generasi mereka dengan baik. Sekolah dengan durasi belajar lama, dan itu kata teman, mereka sekolah lama pulang sudah biasa, karena telah di terapi sejak lama," ucapnya.
Para anak SDnya, tambahnya, selalu belajar kewarganegaraan agar menumbuhkan rasa cinta pada tanah air mereka.
Kata Deris, Korsel negara yang rapi, dan tertata dengan baik rumah-rumah penduduknya."Saya lihat disana, hampir tidak ada yang namanya rumah penduduk di tengah kota, rumah penduduk di pinggir-pinggir kota. Adapun yang tinggal di tengah kota, mereka tinggal di apartemen," ucapnya.
Anak dari pasangan Eddy Dzulkarnaen dan Erna ini sebelumnya, pernah terpilih sebagai utusan dari Indonesia untuk ASEAN Charter 2009 konfrensi negara ASEAN. "Saya di Brunei dan Malaysia menjadi utusan Indonesia. Sedangkan Asean Charter adalah Crowning Achievement dalam memperingati 40 tahun berdirinya ASEAN yang akan memperkuat semangat kemitraan, solidaritas dan kesatuan negara-negara anggotanya dalam mewujudkan komunitas ASEAN," ujarnya
Lalu ia pernah menjadi guru muda penugasan prabumulih 2010. Di Sumatera Selatan. Selain itu ia juga pernah menjadi duta expresi jurnalistik 2011, buat rubrik buat remaja di Jambi." Jadi tugas aku membuat tulisan yang berkaitan dengan remaja gitu, tidak tulisan-tulisan berat," katanya.
Mahasiswa jurusan bahasa Jepang USU ini juga pernah menjadi wakil satu Duta Bahasa Sumatera Utara 2013. Ia mengatakan, tugasnya sewaktu menjadi duta bahasa adalah sosialisasi bahasa yang baik digunakan."Yang paling puas itu ketika aku menjadi Duta Bahari Indonesia 2013. Kerjaan saya sebagai duta adalah berkunjung ke daerah-daerah, fokus kegiatan pada laut, bagaimana potensi laut, dan memberi pengetahuan seputar hiu dan penyu, karena hiu dan penyu saat ini hampir punah," ujar Deris.