Ulang Tahun, PDI Perjuangan Jadi Partai Dewasa
MEDAN - Peringatan Hari Ulang Tahun ke-42 PDI Perjuangan di Sumut ditandai dengan syukuran dan pemotongan tumpeng, di halaman sekretariat DPD PDI Perjuangan Sumut Jalan Hayam Wuruk, Medan, Sabtu (10/1/2015).
Sebelum pemotongan tumpeng, para kader mengikuti upacara yang dipimpin Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sumut HM Afan selaku inspektur upacara.
Dalam upacara itu Ketua umum DPP PDI Perjuangan Mega Soekarnoputri mengeluarkan perintah harian yang dibacakan inspektur upacara bahwa tahun 2015 bukan hanya tahun kemenangan bagi PDI Perjuangan, tapi juga tahun penentuan sebagai partai ideologis yang memiliki tantangan cukup besar yaitu mewujudkan ideologi dalam kehidupan bernegara, sehingga berpartai sekaligus bernegara.
Mega menyebutkan PDI Perjuangan sudah berada di dalam pemerintahan dan berhasil menempatkan kader terbaik partai menjadi Presiden RI. Untuk memantapkan langkah itu, Megawati selaku Ketum mengeluarkan perintah harian kepada seluruh kader PDI Perjuangan harus menjalankannya.
Perintah harian itu, antara lain adalah agar kader PDI Perjuangan tetap setia digaris ideologi partai. Memberikan dukungan kepada kepemimpinan Ir Joko Widodo dan HM Jusuf Kalla dalam mewujudkan Indonesia Raya yang berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan dengan berlandaskan pada gotong royong.
Pemotongan nasi tumpeng dipimpin Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Budiman P Nadapdap, Hadir para pengurus PDI Perjuangan Sumut lainnya seperti Analisman Zalukhu, Brilian Moktar, Hj Meinarty Rehulina Bangun, Sarma Hutajulu, Ruben Tarigan, Soetarto juga unsur DPC se-Sumut, anggota DPRD Sumut dan Kabupaten/Kota dan unsur sayap partai.
Budiman Nadapdap yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut mengatakan, usia 42 tahun adalah usia dewasa bagi PDIP.
"Dinamika yang dialami PDI P menjadikannya partai yang memiliki kematangan. Ini menjadi urat nadi bagi PDIP, sehingga tidak mungkin terjadi degradasi," ujarnya.
Disebutkan, dalam Pileg 2014, PDI Perjuangan sebagai pemenang walau tidak mencapai 20 persen dan di Pilpres, PDI Perjuangan yang mencalonkan Joko Widodo berpasangan dengan Jusuf Kalla juga menang mutlak dan memimpin pemerintahan, sehingga PDIP merupakan partai pemerintah.
"Untuk tahun 2019 diyakini PDIP akan meraih kemenangan, karena PDIP sudah tersistem. Ini merupakan modal partai yang sudah terukur dan kesolidan tanpa ada money politik, serta solidaritas terhadap setiap pemilihan dari tingkat daerah hingga pusat, termasuk di kongres April 2015 di Bali," ujar Budiman.
Dalam kongres nanti, tambah Budiman, lebih ditonjolkan musyawarah dan mufakat untuk memilih Megawati Soekarnoputri dan menyusun struktural partai oleh Mega sebagai pemegang mandat partai atau memiliki hak prerogratif.
"Seluruh kader yang sudah duduk di eksekutif tetap fokus dan tidak lagi merangkap duduk di partai, sehingga kader PDI P lebih berkosentrasi melaksanakan tugas baik di eksekutif maupun di partai," katanya.