Cari

Arsenius Agung Tamba Selamat Meski Ditikam 8 Liang

Posted 27-01-2019 12:03  » Team Tobatabo
Foto Caption: Arsenius Agung Tamba menunjukkan luka tikaman yang dialaminya.

Seorang pemuda di Kota Sibolga selamat setelah ditikam 8 liang. Namun, akibat tikaman tersebut, pria yang diketahui bernama Arsenius Agung Tamba (18) tersebut harus menjalan operasi besar di rumah sakit FL Tobing Sibolga karena mengalami bocor hati.

Ditemui di rumahnya di Jalan SM Raja, Kelurahan Aek Muara Pinang, Kecamatan Sibolga Selatan, Arsen, sapaan akrabnya mencoba menceritakan kronologis kejadian penikaman tersebut. Menurutnya, berawal dari niat menolong teman yang terlibat perkelahian dengan pelaku, seorang pelajar yang masih duduk di bangku SMA kelas XII berinisial MRS (18).

Diterangkannya, kejadian bermula pada Jumat (19/12) lalu sekira pukul 23.00 WIB. Saat itu, dia dan beberapa teman-temannya sedang ngumpul seperti biasa di pinggiran Lapangan Simaremare. Tiba-tiba, MRS dan beberapa temannya datang menghampiri dan menanyakan keberadaan Martin Tamba, teman korban yang saat itu belum tiba di lokasi.

“Karena gak ketemu dengan si Martin, mereka pun pergi. Karena saat itu, si Martin belum sampai,” kata Arsen kepada wartawan, Kamis (24/1).

Sekitar setengah jam kemudian, seseorang datang menghampirinya dan mengatakan kalau Martin diganggu orang di Jalan Brigjen Katamso. Mendengar itu, Arsen kemudian bergegas menyusul ke lokasi. Tepat di depan sebuah hotel, korban melihat Martin dan MRS sedang berkelahi. Di antara keduanya, ada seorang wanita yang diduga merupakan alasan keduanya berkelahi.

“Si Martin ke Hotel Prima, aku masih di Simaremare. Datang kawan si Martin yang dari Poriaha mau ke Hotel Prima. Diganggu adikmu Sen, begitu katanya ke aku. Lalu kuhampirilah ke tempat itu. Percekcokan orang ini tentang cewek, di situlah kles (rebut, red) orang ini, di Hotel Prima. Jadi sewaktu kudatangi, sudah berantam si cewek, si pelaku (MRS) dengan si Martin,” ungkapnya.

Saat cekcok terjadi, korban melihat MRS menampar Martin. Tak senang dengan sikap MRS, korban kemudian berusaha membela. Dan itulah menjadi awal dari dendam yang ditanamkan MRS kepada korban. “Jadi, datanglah aku, kuhampiri si Martin. Gak tahu kenapa ditampar MRS si Martin. Kudorong badannya, kubilang bang kalau mau menyelesaikan masalah gak harus begini, main-main tampar. Trus ngotot dia sama aku, dicakapkotorinya aku. Kutanya, kenapa kau cakap kotori aku, dicakapkotorinya lagi. Tiga kali dicakapkotorinya aku. Berselang setengah jam kemudian, dibawanyalah preman. Tunggu ya, biar kau tandai aku. Datanglah preman Pasar Belakang ini sama si pelaku, mukanya kukenal, tapi namanya nggak kenal. Sudah datang mereka, di-mob-lah aku, kenapa rupanya, gak suka kau sama aku, ayolah dulu kita mainkan. Gak jentel kau kawan, kubilang. Lagian apa rupanya salahku samamu. Kau dorong-dorong aku tadi, katanya. Dicakapkotorinya lagi aku. Di situlah kudorong lagi dia, sudah mau kutumbuk dia. Menjauh dia, dihambat kawannya dia, makin dimakinya lagi aku. Kubilanglah, kapan jumpa sajalah kita di tengah jalan, kalau jentel kau one by one-lah kita kubilang. Pergi dia, digas-gasnya kretanya,” ketusnya.

Keesokan harinya, masih kata korban menceritakan, berhubung malam minggu, seperti biasa korban bersama teman-temannya nongkrong lagi di sekitar Lapangan Simaremare. Tiba-tiba tiga orang yang tidak dikenal mendatanginya dan mengatakan kalau MRS sedang mencari-carinya. Merasa gak nyaman dengan kondisi tersebut, korban kemudian berencana untuk menjumpai MRS untuk menyelesaikan perselisihan di antara mereka.

“Inilah yang tiga orang ini gak kuingat lagi siapa orangnya. Jadi, pas sudah ketiga kalinya aku dikasih tahu begitu, berfikirlah aku, gak enak aku besok kalau keluar, mendinglah kujumpai dia. Rupanya sama-sama mencari kami, sudah putar-putar aku mencari, tapi gak jumpa. Jumpalah di Simpang Lima, sekitar pukul 00.30 WIB. Suasana jalan kosong, tinggal tukang becak disimpang itu.”

“Turunlah si pelaku sama kawan-kawannya dari kretanya. Aku berdua sama kawanku. Kurang lebih kawan-kawannya 14 orang. ‘Dibulati’ merekalah kami dengan kawanku itu. Kekmananya bang, abang cari-cari aku ya, kubilang. Gak suka rupanya abang yang kubilang itu. Iya kenapa rupanya, dibilangnya kek gitu. Jadi mau abang gimana sekarang rupanya.”

“lalu diam dia. Datanglah orang, gak tahu siapa sambi tunduk, sudah di SMP 1 saja main, katanya. Kuiyakalah, ke SMP 1 kita. Kami berdua di depan sama si pelaku, di belakang komplotannyalah semua mengiringi kami ke SMP 1,” terang Arsen.

Tiba di depan SMPN 1 Sibolga, keduanya masih sempat cekcok mulut sekitar 15 menit. Akhirnya, keduanya sepakat menyelesaikan perselisihan di antara mereka dengan duel. Korban berhasil mengalahkan MRS. Namun tiba-tiba, dengan membabi buta, MRS mengeluarkan pisau yang sudah disembunyikannya di balik celananya dan menikam korban sebanyak 8 kali.

“Jadi gimana kubilang, mainlah kita, main katanya. Tapi tangan kosong ya kubilang, iya, mainlah kami. Kalah sama aku main. Jatuh pisau dari balik celananya, keluar dari balik kaki celana panjangnya. Dipencetnya, ditikamlah. Setelah ditikam, aku berusaha lari, tapi dihalangi kawan-kawannya. Seperti menghambat akulah.”

“Harus mati aku di situ, begitulah. Ada delapan kali tusuk. tiga diperut, dua di bawah ketiak kanan, satu di lengan kanan, satu dipunggung dan satu di paha kanan. Yang menjadi pertanyaan, adalah tikaman yang dibelakang. Semua tikaman yang lain, nampakku asli ditikam. Kalau yang di belakang gak tahu siapa yang menikam. Perasaanku kayak bajuku ditarik. Kawanku si Purba itu gak diapa-apain,” pungkasnya.

Dengan kondisi tubuh yang berdarah-darah, korban kemudian berhasil meloloskan diri dari kerumunan MSR dan komplotannya. “Akhirnya aku berhasil lari untuk meminta tolong, kemudian, aku dibawa ke rumah sakit,” tandasnya.

Kini kondisinya sudah mulai membaik usai menjalani operasi. Namun, akibat sejumlah tusukan tersebut, beberapa organ tubuhnya terkadang terasa sakit, apalagi pada bagian punggung. “Perasaanku sekarang terbilang mulai sehat. Tapi kadang ada sesak-sesak sedikit. Di belakang, kalau pas bangun tidur, kayak ditarik-tarik uratku,” tambahnya.

Cerita tersebut pun dibenarkan oleh Simson Handri Tamba (42) ayah kandung korban. Setelah mendapat informasi, diapun bergegas ke rumah sakit. Awalnya, Simson merasa khawatir dengan keselamatan buah hatinya tersebut. Karena menurut dokter, hati Arsen mengalami bocor akibat tusukan pisau. “Karena menurut dokter hati bocor, makanya harus dioperasi malam itu juga. Usus juga, katanya siapa tahu juga bocor,” tukasnya.

Hari itu juga, dia melaporkan kejadian tersebut ke Polres Sibolga, agar pelaku segera ditangkap. Namun, dari infromasi yang dia peroleh, MRS yang sebelumnya bersekolah di salah satu SMAN di Sibolga dipindahkan oleh orangtuanya ke sebuah sekolah swasta di sebuah Kecamatan terpencil di Tapteng. Harapannya, pihak Kepolisian segera menangkap pelaku dan menghukumnya.

“Sempat kami datangi sekolahnya, kata gurunya, sudah pindah dia ke Tapteng. Jadi, kami meminta agar polisi segera menangkap pelaku, karena akibat perbuatannya, anak saya jadi begini, hatinya bocor,” pungkasnya.

Terpisah, Kasubbag Humas Iptu Ramadhansyah Sormin yang dikonfirmasi melalui telepon selularnya membenarkan adanya kejadian tersebut dan mengaku bahwa pelaku telah berhasil diamankan pada Kamis (24/1). Namun, Sormin masih belum bersedia memberikan keterangan rinci mengenai penangkapan tersebut. “Benar sudah diamankan,” tulis Sormin melalui pesan singkat layanan WA.(ts/nt)

Dikutip dari NewTapanuli