Cari

TERUNGKAP, Ini Dia Ciri-ciri Pelaku Pembunuhan Pendeta Muda Melinda Zidemi Asal Nias

Posted 27-03-2019 10:55  » Team Tobatabo
Foto Caption: Kolase Foto Melinda semasa hidupnya dan penemuan jasadnya. (Tribun Sumsel)

SUMSEL - Pembunuhan pendeta cantik bernama Melinda Zidemi menggegerkan warga Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Nahas pendeta Melinda Zidemi menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan di sebuah perkebunan sawit di Areal PT PSM Divisi 3 Blok F 19 Dusun Sungai Baung Desa Bukit Batu Kecamatan Air Sugihan Kabupaten OKI, Selasa (26/3/2019).

Diketahui, pendeta Melinda Zidemi diperkosa dan dibunuh oleh diduga dua pria yang kini masih buron. Ternyata pembunuhan tersebut terungkap ketika seorang bocah berusia 11 tahun berhasil melarikan diri.

Dikutip dari Tribun Sumsel, anak berusia 11 tahun kabur dan bertemu dengan seorang pekerja PT Sawit Mas Persada bernama Dodi.

Bocah terinisial NT bercerita dirinya dan korban dicegat 2 orang pria di tengah jalan saat hendak pulang dari Divisi 1 ke Divisi 4 Perekebunan PT Sawit Mas Persada Pukul 17.00 WIB, Senin (25/3/2019).

Melinda Zidemi korban ruda paksa dan pembunuhan
Foto Melinda Zidemi semasa hidup (Tribun Sumsel)

"Si anak selamat dan berlari mengabari kalau ada yang mencegat," kata Dodi, pekerja PT Sawit Mas Persada.

Menurut Dodi, saat ditemukan tak ada barang-barang Melinda yang hilang termasuk sepeda motornya masih ada.

Sore sekitar pukul 16.00 perempuan muda yang berasal dari Nias Sumatera Utara itu datang ke Divisi 1 dari mess tempat tinggalnya di Divisi 4.

"Jaraknya sekitar 2 kilometer. Dia datang mau ngurus gereja bersama anak kecil sekitar 11 tahun. Saat itu saya lihat sendiri mereka datang saat saya sedang bongkar bibit," katanya.

Dari Divisi 1 sekitar pukul 17.00, Melinda dan anak kecil tadi pulang ke Divisi 4.

Di tengah perjalanan, keduanya dicegat dua orang laki-laki.

"Si anak berhasil meloloskan diri dan melapor ke Divisi 4," katanya.

Baca juga FAKTA KASUS: Kisah Pilu Melinda Zidemi, Video Call Pendeta Sebulan Sebelum Dibunuh

Baca juga Melinda Zidemi, Seorang Pendeta Wanita Asal Nias Dikabarkan Diperkosa lalu Dibunuh

Baca juga Cerita Hari Terakhir Pendeta Cantik Humoris Melinda Zidemi Sebelum Dibunuh Banyak Kerabat Syok

Ternyata, NT ditemukan berjarak 100 meter dari tempat kejadian dengan kondisi terikat tali karet ban bekas.

Supriadi Kabid Humas Polda Sumatera Selatan mengungkapkan kalau pelaku mengira bahwa bocah tersebut sudah meninggal.

"Di luar dugaan pelaku bahwa korban NT yang selamat ini yang kini jadi saksi selamat, dan bisa melepaskan diri dan kabur," ungkapnya di Instalasi Forensik Rs Bhayangkara Palembang. Selasa (26/3/19).

Melinda Zidemi dan tunangan
Foto Melinda Zidemi semasa Hidup dengan Tunangan (Tribun Sumsel)

NT mengalami luka-luka di punggung karena tubuhnya diseret menuju tempat semak-semak.

Korban juga masih mengalami trauma dan belum bisa dimintai keterangan.

"Dan terdapat luka di punggung diduga karena diseret menuju tempat semak-semak dan ada dua TKP ya. Saat ini korban sudah kita amankan, kita rawat sampai pulih, dan kita mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk
mengungkap kasus ini," tambahnya.

Kronologi Pembunuhan dan Perkosaan hingga Ciri-ciri Pelaku

Berdasarkan kronologi kejadian dari poilisi, korban Melindawati dan Nita Pernawan berangkat dari divisi 4 dengan menggunakan sepeda motor Honda Revo Warna Hitam List Merah menuju ke Pasar Jeti sekitar pukul 17.00.

Kedua korban pulang menuju Camp Di divisi 4, namun sebelum sampai di divisi 4 tepatnya di divisi 3, korban diadang di jalan dengan cara jalan diblokir menggunakan batang kayu balok.

Korban memutuskan untuk berhenti dan saat berhenti itulah korban dihampiri oleh diduga dua orang pelaku.

"Pelakunya memiliki ciri ciri berbadan kurus dengan tinggi kurang lebih 165 Cm, menggunakan Baju Hitam dan memakai penutup wajah. Diduga kain sarung warna hitam sebagai penutup wajah," ujar Kabid Humas Kombes Pol Supriadi.

Korban Melindawati Zidemi dan Nita Pernawan langsung diseret pelaku ke dalam kebun sawit.

Menurutnya, korban sempat dicekik dan tangan mereka diikat menggunakan karet bekas ban dalam motor.

Korban Nita Pernawan, pingsan dan di buang di semak semak di areal perkebunan sawit.

Jasad korban pembunuhan Melinda Zidemi
Foto jazad Melinda Zidemi saat akan diautopsi

Sedangkan korban Melindawati Zidemi dicekik hingga meninggal kemudian mayatnya diseret dan dibuang dari lokasi pembunuhan dengan jarak lebih kurang 100 M.

"Diduga korban Melindawati Zidemi, diduga sebelum dibunuh terlebih dahulu diperkosa. Untuk saat ini, kasus ini masih dalam penyelidikan," ungkapnya.

Sementara Nita berhasil bangkit dan menyelamatkan diri.

Polisi telah melakukan olah TKP di lokasi ditemukannya mayat calon pendeta asal Nias itu. 

Supriadi Kabid Humas Polda Sumatera Selatan mengungkapkan dugaan tersangka dalam pembunuhan ini mengira bahwa korban NT sudah meninggal.

"Di luar dugaan pelaku bahwa korban NT yang selamat ini yang kini jadi saksi selamat, dan bisa melepaskan diri dan kabur," ungkapnya di Instalasi Forensik Rs Bhayangkara Palembang. Selasa (26/3/19).

"Saat ini korban sudah kita amankan, kita rawat sampai pulih, dan kita mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mengungkap kasus ini," tambahnya.

Masih kata Supriadi kondosi psikis korban selamat mengalami trauma.

"Dan terdapat luka di punggung diduga karena diseret menuju tempat semak-semak dan ada dua TKP ya," tegasnya.

Polisi menduga pelaku yang membunuh dan memperkosa korban merupakan orang dekat.

"Menurut keterangan dari saksi selamat pelakunya dua orang. Jadi dugaan kami ini pelakunya orang dekat," terang Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Supriadi di RS Bhayangkara Palembang, Selasa (26/3/2019).

Supriadi mengatakan dugaan pelaku orang dekat ini menguat karena pelaku menggunakan kain sarung untuk menutupi wajah.

Selanjutnya para menghadang korbannya ketika melintasi kebun sawit yang lokasinya tak jauh dari pemukiman warga.

"Mereka sedang naik motor berdua saat diadang. Motor sudah ditemukan tidak jauh dari lokasi penemuan mayat. Kalau kami yakin pelakunya ini orang dekat lah, makanya dia pakai penutup wajah," kata Supriadi.

Supriadi memastikan pihaknya akan kerja keras untuk mengungkap pelaku pembunuhan dan pemerkosaan calon pendeta itu.

Dia menyebut ada beberapa alat bukti yang sudah ditemukan di lokasi.

Sementara itu, Supriadi mengatakan korban selamat berinisial N (9) masih trauma.

N mengalami luka di punggung dan leher karena dicekik oleh pelaku.

"Korban selamat luka di punggung dan leher karena dicekik serta diseret-seret sama pelaku. Untuk korban bernama N ini, mungkin para pelaku tidak tahu jika selamat, kondisinya pun masih sangat trauma karena dia diikat dan situasinya cukup mencekam," kata Supriadi.

Tangis Keluarga Pecah

Tangis keluarga pendeta cantik Melindawati Zidemi pecah saat mendatangi rumah sakit Bhayangkara, Selasa (26/3/2019).

Sambil menangis tersedu-sedu, Yanti, adik kandung korban langsung memeluk erat keluarganya sesaat setelah dia tiba di depan Ruang Forensik Rumah Sakit Bhayangkara.

Tidak hanya pihak keluarga yang menangis haru. Tetangga dan jemaat gereja yang sama dengan korban juga ikut larut dalam suasana kesedihan.

Diana (30), kerabat korban di Sungai Baung mengaku sangat tidak menyangka bila Melindawati akan mengalami nasib nahas yang berujung maut.

"Karena jam 5 sore dia (Melindawati) sempat mampir ke rumah saya. Saya sempat mengingatkan dia supaya cepat pulang. Hari sudah sore, belum lagi hujan deras. Saya bilang bahaya kalau lama-lama di luar," ujarnya.

Diana mengungkapkan saat itu, Melindawati baru pulang dari pasar bersama Nita Pernawan (9) anak jemaat di satu gereja yang sama dengan korban.

"Saat itu nggak ada sama keluhan dia (Melindawati) soal dikejar atau diikuti orang lain, biasa saja. Dia juga nurut dan bilang langsung mau pulang," ucapnya.

Baru sekitar pukul 22.00 WIB, Diana mendengar kabar Melindawati hilang.

"Anak itu bilang, tante aku diculik," ujarnya.

Pihak kerabat langsung panik dan segera melakukan pencarian untuk menemukan korban.

"Kemudian jenazahnya kami temukan sekitar 4 kilometer dari mess dia disana," ujarnya.

Dikutip dari Tribun Medan